BII Raih Laba Rp1,3 T
A
A
A
JAKARTA - PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BNII) mencatat peningkatan laba hingga 13% menjadi Rp1,3 triliun.
President Group & CEO Maybank Datuk Abdul Farid Alias mengatakan, pendapatan bersih BII juga naik 6% menjadi Rp4,03 triliun didukung peningkatan fee based income sebesar 8% dan kenaikan 5% pada fund based income.
Sementara, kredit mencapai 25,5% dengan pertumbuhan yang kuat baik dalam segmen konsumer maupun non konsumer.
Meskipun simpanan tumbuh dengan baik sebesar 16,3%, likuiditas ketat yang dialami industri perbankan selama enam bulan menyebabkan terjadinya peningkatan biaya dana.
"Hal ini berdampak pada NIM Bank yang mengalami tekanan hingga 4,75% dari 5,34% pada Juni 2013," ujar dia dalam rilisnya, Minggu (31/8/2014).
Di samping itu, WOM Finance BII telah membukukan peningkatan PBT sebesar 5,7% didukung peningkatan total unit yang dibiayai sebesar 18,7%.
Sedangkan pembiayaan konsumer juga tumbuh 36% menjadi Rp4,15 triliun, dengan rasio non performing loan (NPL) bersih sebesar 1,47% pada Juni 2014.
Selama kuartal II, laba sebelum pajak (PBT) Maybank meningkat 7,6% menjadi 2,09 miliar ringgit Malaysia dibanding tahun lalu.
Laba bersih meningkat menjadi 1,58 miliar ringgit Malaysia atau tumbuh 0,5% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Peningkatan ini diperoleh dari perbaikan pertumbuhan kredit pada kuartal II dibandingkan dengan pendapatan imbal jasa yang rendah terutama sebagai hasil dari aktivitas investasi perbankan daerah dan pasar global yang mengalami perlambatan.
"Meskipun ketidakpastian ekonomi global terus berlanjut, Maybank telah mengupayakan peningkatan pendapatan secara berkelanjutan disertai dengan peningkatan value untuk semua pemangku kepentingan," ungkapnya.
Atas perkiraan akan ditempuhnya langkah tapering dalam ekonomi inti, Grup melakukan berbagai upaya untuk memanfaatkan sinergi Grup dan pengembangan kapabilitas bisnis untuk tetap mengoptimalkan pendapatan.
"Kami tetap menerapkan prinsip kehati-hatian di operasional regional pada semester II, kami melihat peluang pertumbuhan kredit berkelanjutan terutama di segmen konsumer, UKM dan korporasi di seluruh jaringan kami," pungkas dia.
President Group & CEO Maybank Datuk Abdul Farid Alias mengatakan, pendapatan bersih BII juga naik 6% menjadi Rp4,03 triliun didukung peningkatan fee based income sebesar 8% dan kenaikan 5% pada fund based income.
Sementara, kredit mencapai 25,5% dengan pertumbuhan yang kuat baik dalam segmen konsumer maupun non konsumer.
Meskipun simpanan tumbuh dengan baik sebesar 16,3%, likuiditas ketat yang dialami industri perbankan selama enam bulan menyebabkan terjadinya peningkatan biaya dana.
"Hal ini berdampak pada NIM Bank yang mengalami tekanan hingga 4,75% dari 5,34% pada Juni 2013," ujar dia dalam rilisnya, Minggu (31/8/2014).
Di samping itu, WOM Finance BII telah membukukan peningkatan PBT sebesar 5,7% didukung peningkatan total unit yang dibiayai sebesar 18,7%.
Sedangkan pembiayaan konsumer juga tumbuh 36% menjadi Rp4,15 triliun, dengan rasio non performing loan (NPL) bersih sebesar 1,47% pada Juni 2014.
Selama kuartal II, laba sebelum pajak (PBT) Maybank meningkat 7,6% menjadi 2,09 miliar ringgit Malaysia dibanding tahun lalu.
Laba bersih meningkat menjadi 1,58 miliar ringgit Malaysia atau tumbuh 0,5% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Peningkatan ini diperoleh dari perbaikan pertumbuhan kredit pada kuartal II dibandingkan dengan pendapatan imbal jasa yang rendah terutama sebagai hasil dari aktivitas investasi perbankan daerah dan pasar global yang mengalami perlambatan.
"Meskipun ketidakpastian ekonomi global terus berlanjut, Maybank telah mengupayakan peningkatan pendapatan secara berkelanjutan disertai dengan peningkatan value untuk semua pemangku kepentingan," ungkapnya.
Atas perkiraan akan ditempuhnya langkah tapering dalam ekonomi inti, Grup melakukan berbagai upaya untuk memanfaatkan sinergi Grup dan pengembangan kapabilitas bisnis untuk tetap mengoptimalkan pendapatan.
"Kami tetap menerapkan prinsip kehati-hatian di operasional regional pada semester II, kami melihat peluang pertumbuhan kredit berkelanjutan terutama di segmen konsumer, UKM dan korporasi di seluruh jaringan kami," pungkas dia.
(izz)