Kelapa Sawit Akan Jadi Tumpuan Ekonomi Kaltim
A
A
A
SAMARINDA - Kepala Perwakilan Bank Indonseia (BI) Kalimantan Timur (Kaltim) Ameriza M Moesa mengatakan, perkebunan sawit bisa menjadi tumpuan ekonomi baru Kaltim. Apalagi, kini batu bara mulai meninggalkan masa keemasannya.
Selama ini, pertumbuhan ekonomi di Kaltim dipengaruhi sektor pertambangan, terutama batu bara. Merosotnya harga batu bara, serta menurunnya permintaan ekspor membuat batu bara tak lagi menjadi tumpuan ekonomi Kaltim.
"Harga CPO dunia yang terus menunjukkan tren menggembirakan menjadi salah satu alasan sawit bisa menggantikan batu bara. Kaltim berpotensi dari segi luas lahan yang bisa dimaksimalkan untuk perkebunan," katanya, Rabu (4/9/2014).
Kaltim kini sudah menjadi daerah urutan ke delapan di Indonesia sebagai penghasil crude palm oil (CPO). Padahal dari 2,4 juta ha izin yang dikeluarkan untuk perkebunan kelapa sawit, baru 1,2 juta ha yang digarap.
Bahkan, Pemprov Kaltim sudah mewacanakan pemberian izin satu juta ha lagi jika izin sebelumnya sudah tuntas dikerjakan.
"CPO yang dihasilkan Kaltim ini baru berasal dari separuh perkebunan yang ada. Karena, separuhnya lagi belum bisa dipanen. Lagi pula, perkebunan sawit di Kaltim masih bisa diperluas mengingat lahan yang tersedia masih banyak," pungkas Ameriza.
Selama ini, pertumbuhan ekonomi di Kaltim dipengaruhi sektor pertambangan, terutama batu bara. Merosotnya harga batu bara, serta menurunnya permintaan ekspor membuat batu bara tak lagi menjadi tumpuan ekonomi Kaltim.
"Harga CPO dunia yang terus menunjukkan tren menggembirakan menjadi salah satu alasan sawit bisa menggantikan batu bara. Kaltim berpotensi dari segi luas lahan yang bisa dimaksimalkan untuk perkebunan," katanya, Rabu (4/9/2014).
Kaltim kini sudah menjadi daerah urutan ke delapan di Indonesia sebagai penghasil crude palm oil (CPO). Padahal dari 2,4 juta ha izin yang dikeluarkan untuk perkebunan kelapa sawit, baru 1,2 juta ha yang digarap.
Bahkan, Pemprov Kaltim sudah mewacanakan pemberian izin satu juta ha lagi jika izin sebelumnya sudah tuntas dikerjakan.
"CPO yang dihasilkan Kaltim ini baru berasal dari separuh perkebunan yang ada. Karena, separuhnya lagi belum bisa dipanen. Lagi pula, perkebunan sawit di Kaltim masih bisa diperluas mengingat lahan yang tersedia masih banyak," pungkas Ameriza.
(izz)