Obligasi di Jawa Tengah Akan Dikaji Kembali
A
A
A
JAKARTA - Penerbitan obligasi daerah di wilayah Jawa Tengah dinyatakan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo tidak terlalu populer. Karena itu baru berlaku di Jawa Barat, belum mencapai masyarakat Jawa Tengah.
"Itu kan sebenarnya alternatif pembiayaan yang sangat bagus yang tidak lagi menggantungkan dari APBN dan swasta serta memiliki kelebihan yang banyak dan sebetulnya bisa saja diberlakukan di Jawa Tengah meskipun tidak terlalu populer," ujarnya di JCC Senayan, Jakarta, Jumat (5/9/2014).
Dirinya mengatakan, sangat bisa diberlakukan di Jawa Tengah karena memang banyak keuntungannya. Dirinya mengaku telah berdiskusi ke Bank Jateng, bicara dengan para bankir, mantan pejabat Bank Indonesia dan senior bankir.
"Saya sampaikan tolong dikaji pola pembiayaan apakah yang company dengan IPO atau dengan obligasi. Bentuk-bentuknya seperti bond kan pernah. Dulu kan waktu bursa pertama, saya dijelaskan. Ada keuntungan sebagai alternatif pembiayaan," ujarnya.
Menurut dia, ada beberapa hal positif jika obligasi ini diadakan di Jawa Tengah terutama dalam hal prospektif kepada masyarakat.
"Positif tentunya kalau kita lihat sesuatu yang prospektif untuk pembangunan infrsaturktur, masyarakat tahu, prospektifnya diberikan dan bank melihatnya mudah mau beli. Kalau saham obligasi itu keuntungannya akan terbayar kalau dari pemerintah karena pemerintah punya anggaran. Ini perlu dikaji. Sehingga menjadi sesuatu yang seksi untuk rakyat," tandas dia.
"Itu kan sebenarnya alternatif pembiayaan yang sangat bagus yang tidak lagi menggantungkan dari APBN dan swasta serta memiliki kelebihan yang banyak dan sebetulnya bisa saja diberlakukan di Jawa Tengah meskipun tidak terlalu populer," ujarnya di JCC Senayan, Jakarta, Jumat (5/9/2014).
Dirinya mengatakan, sangat bisa diberlakukan di Jawa Tengah karena memang banyak keuntungannya. Dirinya mengaku telah berdiskusi ke Bank Jateng, bicara dengan para bankir, mantan pejabat Bank Indonesia dan senior bankir.
"Saya sampaikan tolong dikaji pola pembiayaan apakah yang company dengan IPO atau dengan obligasi. Bentuk-bentuknya seperti bond kan pernah. Dulu kan waktu bursa pertama, saya dijelaskan. Ada keuntungan sebagai alternatif pembiayaan," ujarnya.
Menurut dia, ada beberapa hal positif jika obligasi ini diadakan di Jawa Tengah terutama dalam hal prospektif kepada masyarakat.
"Positif tentunya kalau kita lihat sesuatu yang prospektif untuk pembangunan infrsaturktur, masyarakat tahu, prospektifnya diberikan dan bank melihatnya mudah mau beli. Kalau saham obligasi itu keuntungannya akan terbayar kalau dari pemerintah karena pemerintah punya anggaran. Ini perlu dikaji. Sehingga menjadi sesuatu yang seksi untuk rakyat," tandas dia.
(gpr)