Ini Tiga Masalah Penting yang Dibahas FKSSK
A
A
A
JAKARTA - Forum Koordinasi Stabilitas Sistem Keuangan (FKSSK) membahas perkembangan sistem kestabilan keuangan, baik di sektor perbankan, pasar modal, serta sektor keuangan lainnya baik dari sisi global maupun domestik.
Menteri Keuangan Chatib Basri menjelaskan, rapat koordinasi hari ini dengan Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) yang tergabung dalam FKSSK merupakan agenda rutin yang setiap triwulan dilaksanakan.
"Saat ini kami sampaikan situasi keuangan kita cukup terkendali dalam kontrol, more less yang diperkirakan dalam rapat tadi ada potensi persoalan," ucap Chatib dalam konfrensi pers di kantornya, Jakarta, Senin (6/10/2014).
Chatib juga menjelaskan, persoalan yang dibahas tadi juga menyangkut dari kenaikan dari Fed Funds Rate yang lebih cepat dan lebih tinggi dari perkiraan awal yang tentunya akan berpengaruh kepada tekanan sektor keuangan.
"Bentuk tekanannya sendiri sudah terjadi di beberapa waktu terakhir ini di pasar modal dan surat utang," kata Chatib.
Yang kedua, dia menambahkan, adalah persoalan perekonomian global dikarenakan perlambatan ekonomi negara kawasan Tiongkok dan penurunan harga komoditi, yang concer-nya lebih kepada trade deficit account.
"Tentu saja, cara yang diambil itu langkah-langkahnya harus reformasi struktural," sebutnya,
Persoalan yang ketiga, lanjut Chatib, adalah dari pelemahan kurs dan kebijakan fiskal. Mengingat saat ini kurs rupiah sedang mengalami depresiasi.
"Untuk itu harus dijaga mengenai budget defisit di level tertentu yang aman sehingga jauh terkendali. Sehingga defisit anggaran tetap dijaga di level 2,4%, bahkan bisa turun menjadi 2,21%," pungkasnya.
Menteri Keuangan Chatib Basri menjelaskan, rapat koordinasi hari ini dengan Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) yang tergabung dalam FKSSK merupakan agenda rutin yang setiap triwulan dilaksanakan.
"Saat ini kami sampaikan situasi keuangan kita cukup terkendali dalam kontrol, more less yang diperkirakan dalam rapat tadi ada potensi persoalan," ucap Chatib dalam konfrensi pers di kantornya, Jakarta, Senin (6/10/2014).
Chatib juga menjelaskan, persoalan yang dibahas tadi juga menyangkut dari kenaikan dari Fed Funds Rate yang lebih cepat dan lebih tinggi dari perkiraan awal yang tentunya akan berpengaruh kepada tekanan sektor keuangan.
"Bentuk tekanannya sendiri sudah terjadi di beberapa waktu terakhir ini di pasar modal dan surat utang," kata Chatib.
Yang kedua, dia menambahkan, adalah persoalan perekonomian global dikarenakan perlambatan ekonomi negara kawasan Tiongkok dan penurunan harga komoditi, yang concer-nya lebih kepada trade deficit account.
"Tentu saja, cara yang diambil itu langkah-langkahnya harus reformasi struktural," sebutnya,
Persoalan yang ketiga, lanjut Chatib, adalah dari pelemahan kurs dan kebijakan fiskal. Mengingat saat ini kurs rupiah sedang mengalami depresiasi.
"Untuk itu harus dijaga mengenai budget defisit di level tertentu yang aman sehingga jauh terkendali. Sehingga defisit anggaran tetap dijaga di level 2,4%, bahkan bisa turun menjadi 2,21%," pungkasnya.
(gpr)