OJK Terus Genjot Perbankan Syariah
A
A
A
JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan terus menggenjot perbankan syariah di Indonesia. Upaya ini agar perbankan syariah di Indonesia sejajar dengan negara lain seperti Malaysia, Saudi Arabia, Bahrian, dan lainnya.
Deputi Komisioner Pengawas Bank I OJK Mulya Siregar mengatakan, pesatnya perkembangan industri syariah di negera tersebut disebabkan adanya dukungan dari pemerintahnya.
Dia mencontohkan, di negara Malaysia telah memiliki Malaysia International Islamic Financial Centre (MIFC) bahkan Inggris sekalipun memliki United Kingdom Islamic Finacial Task Force.
Menurutnya, lembaga semacam MIFC merupakan wadah yang bisa digunakan untuk memecahkan permasalahan penghambat perkembangan industri jasa keuangan syariah.
Mulya menjelaskan, ada beberapa hambatan sektor jasa keuangan syariah di Indonesia. Di antaranya, inovasi produk serta dukungan pemerintah.
"Tantangan pertama yakni inovasi produk. Sebab itu, ini harus didukung riset dan didukung regulasi agar perbankan syariah memang di butuhkan masyarakat," terangnya saat konferensi pers mengenai Forum Riset Keuangan Syariah (FRKS) 2014 di Jakarta, Selasa (7/10/2014).
Sementara, lanjut dia, tantangan kedua yakni keberhasilan pemerintah. Keberhasilan negara yang memiliki perkembangan ekonomi syaraih itu dilihat dari keberhasilan pemerintahannya.
"Kita masih mengharapkan pemerintah memberikan yang terbaik bagi keuangan syariah. Kalau di Indonesia seperti itu, maka perkembangan industri syariah akan berkembang," pungkas Mulya.
Deputi Komisioner Pengawas Bank I OJK Mulya Siregar mengatakan, pesatnya perkembangan industri syariah di negera tersebut disebabkan adanya dukungan dari pemerintahnya.
Dia mencontohkan, di negara Malaysia telah memiliki Malaysia International Islamic Financial Centre (MIFC) bahkan Inggris sekalipun memliki United Kingdom Islamic Finacial Task Force.
Menurutnya, lembaga semacam MIFC merupakan wadah yang bisa digunakan untuk memecahkan permasalahan penghambat perkembangan industri jasa keuangan syariah.
Mulya menjelaskan, ada beberapa hambatan sektor jasa keuangan syariah di Indonesia. Di antaranya, inovasi produk serta dukungan pemerintah.
"Tantangan pertama yakni inovasi produk. Sebab itu, ini harus didukung riset dan didukung regulasi agar perbankan syariah memang di butuhkan masyarakat," terangnya saat konferensi pers mengenai Forum Riset Keuangan Syariah (FRKS) 2014 di Jakarta, Selasa (7/10/2014).
Sementara, lanjut dia, tantangan kedua yakni keberhasilan pemerintah. Keberhasilan negara yang memiliki perkembangan ekonomi syaraih itu dilihat dari keberhasilan pemerintahannya.
"Kita masih mengharapkan pemerintah memberikan yang terbaik bagi keuangan syariah. Kalau di Indonesia seperti itu, maka perkembangan industri syariah akan berkembang," pungkas Mulya.
(izz)