Samator Tingkatkan Produksi Gas 500 Ton/Hari

Rabu, 08 Oktober 2014 - 04:31 WIB
Samator Tingkatkan Produksi Gas 500 Ton/Hari
Samator Tingkatkan Produksi Gas 500 Ton/Hari
A A A
SURABAYA - PT Samator berencana meningkatkan produksi gas hingga 500 ton per hari, karena 2015 kebutuhan gas diprediksi meningkat untuk industri dan rumah sakit (RS).

Saat ini, produksi gas CO2 milik Samator sebesar 360 ton/hari. Produksi akan meningkat hingga 500 ton/hari, karena Samator sudah tidak melakukan impor dari Jepang.

Maka, Samator lebih leluasa untuk mengembangkan bisnis gas dalam memenuhi kebutuhan industri dan RS yang ada.

"Sebulan yang lalu kami masih impor gas, sekarang sudah tidak karena kami meniru teknologi dari Jepang," kata CEO Samator, Arief Harsono di Surabaya, Selasa (7/10/2014).

Arief menuturkan, kebutuhan gas di tanah air hampir 100% berasal dari Samator, termasuk yang mengalir ke RS.

Karena itu, pihaknya memutuskan untuk meningkatkan kapasitas produksi 2015. Karena, pasar gas ke depan sangat menjanjikan seiring kenaikan harga BBM.

Untuk mendongkrak jumlah produksi, Samator memutuskan untuk mendirikan dua pabrik di Indonesia. Sesuai rencana, keberadaan pabrik akan ditempatkann di Jawa Barat (Jabar) dan Jawa Timur (Jatim).

Karena, kedua daerah ini memiliki lokasi yang sangat strategis dalam mengembangkan bisnis. "Kebutuhan pasar di Jatim akan kita penuhi semua. Pabrik ini akan menambah kapasitas produksi," ujarnya.

Hingga saat ini, Samator telah memasok gas ke berbagai industri, seperti makanan dan minuman, automotif, medis (RS), industri kertas, pengolahan limbah, dan industri-industri lain yang ada di Indonesia.

Bahkan, kebutuhan rumah tangga (RT) juga akan dipenuhi, karena harga BBM terus mengalami peningkatan. Untuk memenuhi kebutuhan RT, Samator telah merancang konsep dengan mengirimkan kebutuhan gas ke daerah-daerah.

Proses pengiriman akan dilakukan melalui truk ke daerah-daerah yang sulit terjangka perusahaan milik pemerintah. "Kami ingin melayani masyarakat. Mereka membutuhkan gas karena harga BBM semakin mahal," terang Arief.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6545 seconds (0.1#10.140)