Pembangunan Konstruksi Beton Properti Makin Canggih
A
A
A
JAKARTA - Sekretaris Umum Ikatan Pracetak dan Prategang Indonesia (IAPPI), Hari Nugraha Nurjaman mengatakan, pembangunan konstruksi beton di sektor properti sudah semakin canggih.
Apalagi, pemanfaatannya semakin efisien dengan teknologi pracetak. "Saya kira teknologi kita di Indonesia juga sudah semakin maju, sehingga kontruksi kita di sektor properti juga semakin berkembang. Bahkan, perusahaan BUMN beton pracetak kita sudah ada yang go international," ungkapnya, Selasa (7/10/2014).
Menurut Hari, investasi di sektor properti juga harus didukung terutama oleh pemerintah. Di masa 1990-an atau era Soeharto pertumbuhan kontruksi di dalam negeri sangat cepat. Hal itu didukung penyerapan besar-besaran di sektor belanja konstruksi nasional.
"Dahulu zamannya Soeharto, kontruksi itu besar sekali. Karena memang saat itu pemerintah kita belanjanya besar-besaran di sektor itu," ujarnya.
"Sangat berbeda dengan sekarang, kondisi perpolitikan membuat investor juga wait and see baru mau membangun. Belum lagi belanja modal pemerintah di sektor ini rata-rata tidak sampai 80% penyerapannya," papar Hari.
Sebagai informasi, sejak tahun 2012 penerapan sistem beton pracetak telah memiliki pangsa pasar dalam negeri sebanyak 25% dari total pemakaian kontruksi di Indonesia.
Apalagi, pemanfaatannya semakin efisien dengan teknologi pracetak. "Saya kira teknologi kita di Indonesia juga sudah semakin maju, sehingga kontruksi kita di sektor properti juga semakin berkembang. Bahkan, perusahaan BUMN beton pracetak kita sudah ada yang go international," ungkapnya, Selasa (7/10/2014).
Menurut Hari, investasi di sektor properti juga harus didukung terutama oleh pemerintah. Di masa 1990-an atau era Soeharto pertumbuhan kontruksi di dalam negeri sangat cepat. Hal itu didukung penyerapan besar-besaran di sektor belanja konstruksi nasional.
"Dahulu zamannya Soeharto, kontruksi itu besar sekali. Karena memang saat itu pemerintah kita belanjanya besar-besaran di sektor itu," ujarnya.
"Sangat berbeda dengan sekarang, kondisi perpolitikan membuat investor juga wait and see baru mau membangun. Belum lagi belanja modal pemerintah di sektor ini rata-rata tidak sampai 80% penyerapannya," papar Hari.
Sebagai informasi, sejak tahun 2012 penerapan sistem beton pracetak telah memiliki pangsa pasar dalam negeri sebanyak 25% dari total pemakaian kontruksi di Indonesia.
(dmd)