Pesona Kawasan Bandung Timur untuk Bisnis Properti
A
A
A
BANDUNG - Kawasan Bandung Timur memiliki pesona yang menarik bagi pelaku bisnis properti. Betapa tidak, beberapa proyek akan dibangun seperti pemindahan pusat pemerintahan ke kawasan Gedebage, pembangunan Bandung Tehnopolis, pembangunan MRT, pembangunan SOR Gedebage, pembangunan kereta Shinkansen, dan pembukaan tol Gedebage.
Ketua Yayasan Gemilang Muda-mudi Indonesia (GAMMA) yang juga merupakan CEO PT BRPM yang bergerak di bidang properti Budi Riswanto menyatakan, proyek-proyek yang telah dicanangkan harus bisa segera terealisasi jika ingin menumbuhkan perekonomian di kawasan itu.
"Bandung Timur belum menjadi hotspot bagi pengusaha menengah ke atas. Yang menjadi kendala utama adalah terkait infrastruktur memadai di kawasan itu. Khususnya kepadatan transportasi di sekitar Bundaran Cibiru yang menghambat," ujarnya kepada wartawan, Selasa (7/10/2014).
Menurutnya, pemerintah daerah mesti merealisasikan proyek-proyek pengembangan infrastruktur di kawasan Bandung Timur. Sebab, sambung dia, kalau infrastruktur sudah memadai, pihak swasta seperti pengusaha properti dengan sendirinya akan melirik dan turut serta mengembangkan perekonomian di kawasan itu.
"Koordinasi antar pemerintah daerah juga sangat diperlukan dalam pengembangan kawasan Bandung Timur. Harus ada sinkronisasi rencana pengembangan antara pemkot Bandung dengan Pemkab Bandung," katanya.
Dia menyebutkan, potensi pasar bisnis properti kawasan Bandung Timur di wilayah kota/kabupaten Bandung masih di bawah kawasan pendidikan Jatinangor. Dia mencontohkan, harga tanah yang berdekatan langsung dengan jalan raya di Jatinangor lebih tinggi dibandingkan dengan di Bandung Timur.
"Kalau ada yang mau jual tanah di Jatinangor bisa mencapai sekitar Rp 10 juta/meter. Di kawasan Bandung Timur di bawah itu. Oleh karenanya di Jatinangor untuk pengembangan apartemen pun sangat menjanjikan," katanya.
Meskipun begitu, dia mengatakan, pesona Bandung Timur tetap sangat menjanjikan bagi pengembangan bisnis properti. Namun demikian, rencana proyek-proyek besar di kawasan itu harus direalisasikan agar menjadi magnet tersendiri bagi pengusaha properti untuk mengembangkan bisnisnya di sana.
Ketua Yayasan Gemilang Muda-mudi Indonesia (GAMMA) yang juga merupakan CEO PT BRPM yang bergerak di bidang properti Budi Riswanto menyatakan, proyek-proyek yang telah dicanangkan harus bisa segera terealisasi jika ingin menumbuhkan perekonomian di kawasan itu.
"Bandung Timur belum menjadi hotspot bagi pengusaha menengah ke atas. Yang menjadi kendala utama adalah terkait infrastruktur memadai di kawasan itu. Khususnya kepadatan transportasi di sekitar Bundaran Cibiru yang menghambat," ujarnya kepada wartawan, Selasa (7/10/2014).
Menurutnya, pemerintah daerah mesti merealisasikan proyek-proyek pengembangan infrastruktur di kawasan Bandung Timur. Sebab, sambung dia, kalau infrastruktur sudah memadai, pihak swasta seperti pengusaha properti dengan sendirinya akan melirik dan turut serta mengembangkan perekonomian di kawasan itu.
"Koordinasi antar pemerintah daerah juga sangat diperlukan dalam pengembangan kawasan Bandung Timur. Harus ada sinkronisasi rencana pengembangan antara pemkot Bandung dengan Pemkab Bandung," katanya.
Dia menyebutkan, potensi pasar bisnis properti kawasan Bandung Timur di wilayah kota/kabupaten Bandung masih di bawah kawasan pendidikan Jatinangor. Dia mencontohkan, harga tanah yang berdekatan langsung dengan jalan raya di Jatinangor lebih tinggi dibandingkan dengan di Bandung Timur.
"Kalau ada yang mau jual tanah di Jatinangor bisa mencapai sekitar Rp 10 juta/meter. Di kawasan Bandung Timur di bawah itu. Oleh karenanya di Jatinangor untuk pengembangan apartemen pun sangat menjanjikan," katanya.
Meskipun begitu, dia mengatakan, pesona Bandung Timur tetap sangat menjanjikan bagi pengembangan bisnis properti. Namun demikian, rencana proyek-proyek besar di kawasan itu harus direalisasikan agar menjadi magnet tersendiri bagi pengusaha properti untuk mengembangkan bisnisnya di sana.
(gpr)