Penjualan ORI 011 BTN Capai Rp400 M
A
A
A
JAKARTA - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) menyatakan penjualan Obligasi Negara Ritel Indonesia (ORI) seri 011 melalui perseroan mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed).
Hingga saat ini, permintaan yang masuk melalui BTN telah mencapai Rp400 miliar dari jatah yang diberikan pemerintah senilai Rp374 miliar.
"Kami optimistis penjualan bisa mencapai Rp500 miliar, meski baru pertama kali menjadi agen penjual ORI, tetapi permintaan yang masuk sudah sangat besar. Sampai tanggal 7 Oktober saja sudah Rp400 miliar lebih," ujar Kepala Divisi Wealth Management BTN Dewi Fitrianingrum dalam rilisnya, Selasa (8/10/2014).
Menurut Dewi, pihaknya terus meminta kepada pemerintah dalam hal ini Kementerian Keuangan untuk menambah kuota Bank BTN dari Rp374 miliar menjadi sekitar Rp400 miliar atau Rp500 miliar. Pasalnya, baru seminggu penjualan dilakukan, permintaan yang masuk sudah Rp400 miliar, sehingga BTN pada 16 Oktober meyakini permintaan bisa mencapai Rp500 miliar. Untuk tahun depan, BTN menargetkan bisa menjual ORI hingga mencapai Rp750 miliar.
"Kami serius menangkap ini sebagai peluang di tengah masyarakat perlu produk investasi yang aman. Kami optimistis akan dapat menjual produk ORI dan diharapkan dapat menyumbang perolehan fee based income perseroan," kata Dewi.
Dewi menjelaskan, ORI merupakan produk investasi yang aman dan terjamin karena pembayaran imbal hasil dijamin oleh undang-undang. Di samping itu, produk ini dapat memberikan keuntungan yang menarik karena di pasar perdana, ORI memiliki nilai imbal hasil yang lebih tinggi dibanding suku bunga bank dan memberikan potensi capital gain di pasar sekunder.
Pemerintah pun menjamin pembayaran imbalan/kupon dan pokok dilakukan tepat waktu dan online masuk ke dalam rekening tabungan investor. Dengan jaminan keuntungan dan risiko gagal bayar yang sangat kecil, para investor tidak perlu ragu dan khawatir untuk berinvestasi melalui ORI yang dipasarkan BTN.
Saat ini, BTN tengah melakukan sosialisasi ke wilayah-wilayah yang berpotensi dapat menyerap ORI lebih besar. Sosialisasi ORI dilakukan oleh Bank BTN, antara lain di kota Medan, Palembang dan Mataram.
"Walaupun ORI dapat dilayani di seluruh kantor layanan Bank BTN, khusus kepada petugas di priority banking officer (PBO) Bank BTN sudah kita arahkan untuk menjemput bola. Kita akan lebih pro-aktif untuk mendatangi calon investor yang berpotensi untuk beli ORI atau menawarkan kepada para nasabah loyal Bank BTN. Semangatnya bagaimana penjualan ORI melalui Bank BTN dapat melampaui target yang ditetapkan oleh pemerintah," tambahnya.
Masa penawaran ORI 011 hanya dijadwalkan 1-16 Oktober 2014. Pemesanan pembelian ORI hanya dapat dilakukan oleh individu atau perseorangan, Warga Negara Indonesia (WNI) yang dibuktikan dengan Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang masih berlaku.
Jumlah minimum pembelian ditetapkan oleh pemerintah sebesar Rp5 juta dan kelipatannya, dengan maksimum pembelian sebesar Rp3 miliar. Dengan membeli produk ORI, masyarakat tidak hanya diberikan kemudahan dan manfaat investasi, namun juga diberi kesempatan untuk berpartisipasi langsung dalam program peduli pendidikan anak bangsa dan pembangunan nasional.
Hingga saat ini, permintaan yang masuk melalui BTN telah mencapai Rp400 miliar dari jatah yang diberikan pemerintah senilai Rp374 miliar.
"Kami optimistis penjualan bisa mencapai Rp500 miliar, meski baru pertama kali menjadi agen penjual ORI, tetapi permintaan yang masuk sudah sangat besar. Sampai tanggal 7 Oktober saja sudah Rp400 miliar lebih," ujar Kepala Divisi Wealth Management BTN Dewi Fitrianingrum dalam rilisnya, Selasa (8/10/2014).
Menurut Dewi, pihaknya terus meminta kepada pemerintah dalam hal ini Kementerian Keuangan untuk menambah kuota Bank BTN dari Rp374 miliar menjadi sekitar Rp400 miliar atau Rp500 miliar. Pasalnya, baru seminggu penjualan dilakukan, permintaan yang masuk sudah Rp400 miliar, sehingga BTN pada 16 Oktober meyakini permintaan bisa mencapai Rp500 miliar. Untuk tahun depan, BTN menargetkan bisa menjual ORI hingga mencapai Rp750 miliar.
"Kami serius menangkap ini sebagai peluang di tengah masyarakat perlu produk investasi yang aman. Kami optimistis akan dapat menjual produk ORI dan diharapkan dapat menyumbang perolehan fee based income perseroan," kata Dewi.
Dewi menjelaskan, ORI merupakan produk investasi yang aman dan terjamin karena pembayaran imbal hasil dijamin oleh undang-undang. Di samping itu, produk ini dapat memberikan keuntungan yang menarik karena di pasar perdana, ORI memiliki nilai imbal hasil yang lebih tinggi dibanding suku bunga bank dan memberikan potensi capital gain di pasar sekunder.
Pemerintah pun menjamin pembayaran imbalan/kupon dan pokok dilakukan tepat waktu dan online masuk ke dalam rekening tabungan investor. Dengan jaminan keuntungan dan risiko gagal bayar yang sangat kecil, para investor tidak perlu ragu dan khawatir untuk berinvestasi melalui ORI yang dipasarkan BTN.
Saat ini, BTN tengah melakukan sosialisasi ke wilayah-wilayah yang berpotensi dapat menyerap ORI lebih besar. Sosialisasi ORI dilakukan oleh Bank BTN, antara lain di kota Medan, Palembang dan Mataram.
"Walaupun ORI dapat dilayani di seluruh kantor layanan Bank BTN, khusus kepada petugas di priority banking officer (PBO) Bank BTN sudah kita arahkan untuk menjemput bola. Kita akan lebih pro-aktif untuk mendatangi calon investor yang berpotensi untuk beli ORI atau menawarkan kepada para nasabah loyal Bank BTN. Semangatnya bagaimana penjualan ORI melalui Bank BTN dapat melampaui target yang ditetapkan oleh pemerintah," tambahnya.
Masa penawaran ORI 011 hanya dijadwalkan 1-16 Oktober 2014. Pemesanan pembelian ORI hanya dapat dilakukan oleh individu atau perseorangan, Warga Negara Indonesia (WNI) yang dibuktikan dengan Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang masih berlaku.
Jumlah minimum pembelian ditetapkan oleh pemerintah sebesar Rp5 juta dan kelipatannya, dengan maksimum pembelian sebesar Rp3 miliar. Dengan membeli produk ORI, masyarakat tidak hanya diberikan kemudahan dan manfaat investasi, namun juga diberi kesempatan untuk berpartisipasi langsung dalam program peduli pendidikan anak bangsa dan pembangunan nasional.
(rna)