Sektor Hulu Rumput Laut Perlu Diperkuat
A
A
A
JAKARTA - Asosiasi Rumput Laut Indonesia (ARLI) menilai penguatan sektor hulu rumput laut perlu lebih diperkuat untuk menghadapi hilirisasi dan tantangan-tantangan yang datangnya dari dalam maupun luar.
Rumput Laut Nasional kian berkembang seiring dengan misi awal yang diusung untuk mengentaskan kemiskinan, menyerap tenaga kerja, menjaga kelestarian lingkungan dan penghasil devisa serta mensejahterakan petani dan pembudidaya.
“Sebelum hilirisasi, sektor hulunya harus kuat terlebih dahulu,” ungkap Ketua Umum ARLI, Safari Azis dalam rilisnya, Rabu (8/10/2014).
Menurut Safari, permasalahan pengembangan rumput laut di sektor hulu meliputi program Riset and Development yang masih minim, tata ruang, ketetapan dan kewajaran harga bagi petani hingga keterjaminan pasarnya.
Saat ini, kata dia, pengunaan rumput laut belum dikonsumsi dan dimanfaatkan secara optimal di dalam negeri. Selain itu, rumput laut juga harus bersaing dengan pengenyal, pembersih dan pengemulsi lainnya yang berasal dari tumbuhan dan hewan.
“Perlu ada ketentuan zonasi karena area budidaya rumput laut bersinggungan dengan area wisata seperti yang terjadi di Bali atau dengan area rencana pembangunan smelter di Makassar,” ungkap Safari.
Permasalahan lainnya adalah ketetapan harga jual petani yang bersinggungan dengan harga beli industri yang tidak sesuai dengan harga internasional.
“Sekarang ini petani dapat dengan mudah mengakses harga di pasaran internasional, sehingga serapan industri yang cenderung lebih rendah kemungkinan karena petani lebih memilih untuk melakukan ekspor,” terang safari.
Atas permasalahan tersebut, ARLI tetap mengusulkan adanya Roadmap khusus untuk komoditas Rumput Laut, sehingga diharapkan dengan roadmap tersebut langkah yang diambil bisa lebih tepat demi penguatan rumput laut di sektor hulu hingga hilir.
“Dengan Roadmap bisa jelas angka konsumsi dalam negeri seperti apa, olahannya bagaimana juga berapa jumlah dan nilai yang diekspornya, serta angka potensi yang bisa dikembangkan lagi seperti apa. Datanya harus jelas, sebelum hilirisasi, kondisi hulunya juga perlu penguatan,” papar Safari.
Menurut dia, bila sektor hulu rumput laut tidak dijaga maka misi untuk mengentaskan kemiskinan, penciptaan lapangan kerja hingga kesejahteraan petani akan menjadi sia-sia.
Rumput Laut Nasional kian berkembang seiring dengan misi awal yang diusung untuk mengentaskan kemiskinan, menyerap tenaga kerja, menjaga kelestarian lingkungan dan penghasil devisa serta mensejahterakan petani dan pembudidaya.
“Sebelum hilirisasi, sektor hulunya harus kuat terlebih dahulu,” ungkap Ketua Umum ARLI, Safari Azis dalam rilisnya, Rabu (8/10/2014).
Menurut Safari, permasalahan pengembangan rumput laut di sektor hulu meliputi program Riset and Development yang masih minim, tata ruang, ketetapan dan kewajaran harga bagi petani hingga keterjaminan pasarnya.
Saat ini, kata dia, pengunaan rumput laut belum dikonsumsi dan dimanfaatkan secara optimal di dalam negeri. Selain itu, rumput laut juga harus bersaing dengan pengenyal, pembersih dan pengemulsi lainnya yang berasal dari tumbuhan dan hewan.
“Perlu ada ketentuan zonasi karena area budidaya rumput laut bersinggungan dengan area wisata seperti yang terjadi di Bali atau dengan area rencana pembangunan smelter di Makassar,” ungkap Safari.
Permasalahan lainnya adalah ketetapan harga jual petani yang bersinggungan dengan harga beli industri yang tidak sesuai dengan harga internasional.
“Sekarang ini petani dapat dengan mudah mengakses harga di pasaran internasional, sehingga serapan industri yang cenderung lebih rendah kemungkinan karena petani lebih memilih untuk melakukan ekspor,” terang safari.
Atas permasalahan tersebut, ARLI tetap mengusulkan adanya Roadmap khusus untuk komoditas Rumput Laut, sehingga diharapkan dengan roadmap tersebut langkah yang diambil bisa lebih tepat demi penguatan rumput laut di sektor hulu hingga hilir.
“Dengan Roadmap bisa jelas angka konsumsi dalam negeri seperti apa, olahannya bagaimana juga berapa jumlah dan nilai yang diekspornya, serta angka potensi yang bisa dikembangkan lagi seperti apa. Datanya harus jelas, sebelum hilirisasi, kondisi hulunya juga perlu penguatan,” papar Safari.
Menurut dia, bila sektor hulu rumput laut tidak dijaga maka misi untuk mengentaskan kemiskinan, penciptaan lapangan kerja hingga kesejahteraan petani akan menjadi sia-sia.
(gpr)