Tiga Faktor Pemicu Perlambatan Ekonomi RI
A
A
A
JAKARTA - Kepala Ekonom PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BII) Juniman menuturkan, perlambatan hasil kegiatan usaha pada kuartal III seiring dengan perlambatan kondisi ekonomi global dan domestik yang melambat.
Dia menjelaskan, ada tiga faktor yang membuat perlambatan pada kuartal III yang pertama dari sisi konsumsi rumah tangga. Menurut Juniman, konsumsi rumah tangga melambat karena pada kuartal III sudah selesai pesta demokrasi.
“Sementara faktor kedua yaitu investasi, terutama direct investasi atau investasi langsung. Sedangkan ketiga adalah dari sisi ekspor,” ujarnya saat dihubungi KORAN SINDO, akhir pekan kemarin.
Dia melanjutkan, kondisi ekonomi global yang mengalami perlambatan seperti di Eropa, Jepang dan lainnya juga membuat arus investasi ke emerging market termasuk Indonesia mengalami perlambatan.
Selain itu, investor juga wait and see dengan kebijakan apa yang akan di ambil pemerintah supaya tidak mendapat tentangan daripada parlemen.
“Saya rasa, apabila hubungan antara pemerintah dan parlemen ditunggu oleh investor. Kalau hubungan baik-baik saja, saya rasa itu membuat investasi kita membaik. Tapi sebaliknya, kalau berantem akan membuat iklim investasi sulit untuk tumbuh,” ucap dia.
Juniman memperkirakan investasi masih berada pada angka 5%-6% sampai akhir tahun ini. Sedangkan 2015 akan berkisar pada angka 8%.
Dari sisi ekspor juga salah satu faktor pendorong melambatnya usaha di kuartal III. Meskipun sudah dibuka ekspor minerba, tapi belum bisa meningkatkan ekspor.
“Dan pada saat yang bersamaan, harga komoditi global juga mengalami penurunan signifikan. Sehingga itulah beberapa faktor yang membuat perlambatan pada kuartal III,” tukas dia.
Dia menjelaskan, ada tiga faktor yang membuat perlambatan pada kuartal III yang pertama dari sisi konsumsi rumah tangga. Menurut Juniman, konsumsi rumah tangga melambat karena pada kuartal III sudah selesai pesta demokrasi.
“Sementara faktor kedua yaitu investasi, terutama direct investasi atau investasi langsung. Sedangkan ketiga adalah dari sisi ekspor,” ujarnya saat dihubungi KORAN SINDO, akhir pekan kemarin.
Dia melanjutkan, kondisi ekonomi global yang mengalami perlambatan seperti di Eropa, Jepang dan lainnya juga membuat arus investasi ke emerging market termasuk Indonesia mengalami perlambatan.
Selain itu, investor juga wait and see dengan kebijakan apa yang akan di ambil pemerintah supaya tidak mendapat tentangan daripada parlemen.
“Saya rasa, apabila hubungan antara pemerintah dan parlemen ditunggu oleh investor. Kalau hubungan baik-baik saja, saya rasa itu membuat investasi kita membaik. Tapi sebaliknya, kalau berantem akan membuat iklim investasi sulit untuk tumbuh,” ucap dia.
Juniman memperkirakan investasi masih berada pada angka 5%-6% sampai akhir tahun ini. Sedangkan 2015 akan berkisar pada angka 8%.
Dari sisi ekspor juga salah satu faktor pendorong melambatnya usaha di kuartal III. Meskipun sudah dibuka ekspor minerba, tapi belum bisa meningkatkan ekspor.
“Dan pada saat yang bersamaan, harga komoditi global juga mengalami penurunan signifikan. Sehingga itulah beberapa faktor yang membuat perlambatan pada kuartal III,” tukas dia.
(gpr)