Penurunan Bunga KPR Angin Segar bagi Pengembang
A
A
A
SEMARANG - Kabar rencana turunnya bunga KPR, menjadi angin segar bagi para pelaku bisnis properti di Jawa Tengah, meski belum ada kepastian kapan dan berapa besaran bunga KPR yang akan berlaku.
Kalangan pengusaha perumahan pun menyambut baik rencana penurunan bunga KPR tersebut.
Ketua DPD REI Jateng MR Priyanto mengaku gembira dengan adanya rencana penurunan bunga KPR tersebut.
"Kalau memang benar jelas sangat bagus bagi perkembangan dunia properti," katanya, Selasa (14/10/2014).
Dia menilai, penurunan bunga KPR baru akan berdampak pada penjualan rumah jika terjadi penurunan paling tidak di bawah 10%. Terlebih jika bunga KPR berlaku flat alias tetap selama masa kredit.
Menurutnya, dengan bunga KPR yang sekarang ini yakni sekitar 11%-17%, masih cukup memberatkan bagi masyarkat terutama yang berpenghasilan rendah.
"Kalau hanya 0,5%, tidak akan ada pengaruhnya karena jika kreditnya 15 tahun selisihnya tidak akan banyak," terang dia.
Justru, lanjut Priyanto, penurunan bunga KPR akan bisa benar-benar dirasakan masyarkat jika bunga KPR untuk seluruh jenis rumah sama dengan bunga KPR perumahan dengan fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) yakni 7% dan berlaku flat.
Terbukti penjualan rumah FLPP dengan bunga KPR hanya 7% cukup bergairah. Memang, hal itu akan sulit direalisasikan mengingat program FLPP hanya untuk rumah sederhana tapak khusus masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Kepala Divisi Promosi PT Graha Perdana Indah yang merupakan pengembang Graha Candi Golf, Juremi mengaku, penurunan bunga KPR akan berpengaruh terhadap besaran nilai angsuran.
Sehingga, akan sangat menggembirakan bagi konsumen. "Semakin bunga KPR tentu akan semakin menarik minat masyarakat," katanya.
Penurunan bunga KPR tidak akan serta merta bisa dirasakan langsung oleh pengembang, dampak baru akan dirasakan pengembang setelah 3-4 bulan ke depan.
Kalangan pengusaha perumahan pun menyambut baik rencana penurunan bunga KPR tersebut.
Ketua DPD REI Jateng MR Priyanto mengaku gembira dengan adanya rencana penurunan bunga KPR tersebut.
"Kalau memang benar jelas sangat bagus bagi perkembangan dunia properti," katanya, Selasa (14/10/2014).
Dia menilai, penurunan bunga KPR baru akan berdampak pada penjualan rumah jika terjadi penurunan paling tidak di bawah 10%. Terlebih jika bunga KPR berlaku flat alias tetap selama masa kredit.
Menurutnya, dengan bunga KPR yang sekarang ini yakni sekitar 11%-17%, masih cukup memberatkan bagi masyarkat terutama yang berpenghasilan rendah.
"Kalau hanya 0,5%, tidak akan ada pengaruhnya karena jika kreditnya 15 tahun selisihnya tidak akan banyak," terang dia.
Justru, lanjut Priyanto, penurunan bunga KPR akan bisa benar-benar dirasakan masyarkat jika bunga KPR untuk seluruh jenis rumah sama dengan bunga KPR perumahan dengan fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) yakni 7% dan berlaku flat.
Terbukti penjualan rumah FLPP dengan bunga KPR hanya 7% cukup bergairah. Memang, hal itu akan sulit direalisasikan mengingat program FLPP hanya untuk rumah sederhana tapak khusus masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Kepala Divisi Promosi PT Graha Perdana Indah yang merupakan pengembang Graha Candi Golf, Juremi mengaku, penurunan bunga KPR akan berpengaruh terhadap besaran nilai angsuran.
Sehingga, akan sangat menggembirakan bagi konsumen. "Semakin bunga KPR tentu akan semakin menarik minat masyarakat," katanya.
Penurunan bunga KPR tidak akan serta merta bisa dirasakan langsung oleh pengembang, dampak baru akan dirasakan pengembang setelah 3-4 bulan ke depan.
(izz)