Danamon Bukukan Kredit hingga September Rp139 T
A
A
A
JAKARTA - PT Bank Danamon Tbk (BDMN) membukukan pertumbuhan kredit sebesar 7% menjadi Rp139 triliun pada sembilan bulan pertama tahun 2014 dibandingkan Rp129 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Sementara laba bersih setelah pajak normalized Danamon mencapai Rp2,53 triliun, dengan pendapatan bunga bersih atau net interest income sebesar Rp10,2 triliun pada sembilan bulan pertama tahun ini.
Pada akhir September 2014, rasio kredit terhadap dana pihak ketiga (regulatory loan to deposit ratio) membaik menjadi 91,3% dari 99% pada tahun sebelumnya, sejalan dengan naiknya total pendanaan sebesar 10% yang didorong oleh pertumbuhan deposito sebesar 19%.
"Kuartal III tahun ini adalah masa yang menantang bagi perekonomian Indonesia, dengan turunnya harga komoditas dan lemahnya kinerja ekspor yang membatasi ruang untuk ekspansi bisnis. Hal ini berdampak pada turunnya permintaan kredit, sehingga industri perbankan mencetak pertumbuhan yang konservatif pada kuartal kertiga tahun ini," kata Presiden Direktur Danamon Henry Ho dalam rilisnya, Jumat (17/10/2014).
Kredit usaha mikro Danamon melalui Danamon Simpan Pinjam (DSP) tetap stagnan pada Rp19,7 triliun pada kuartal III/2014 dibanding periode yang sama tahun lalu. Sementara itu, kredit untuk segmen usaha kecil dan menengah (UKM) naik sebesar 11% menjadi Rp22,5 triliun.
Secara total, kredit Danamon untuk segmen Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UKM) berkontribusi sebesar 30% dari seluruh kredit Danamon.
Kredit untuk segmen komersial tumbuh sebesar 15% dibanding kuartal III tahun lalu menjadi Rp17 triliun. Kredit untuk segmen korporasi tumbuh sebesar 7% menjadi Rp18 triliun.
Sementara kredit otomotif melalui Adira Finance tumbuh sebesar 4% menjadi Rp49,5 triliun. Pada sembilan bulan pertama tahun ini, Adira Finance berhasil menyalurkan sebesar Rp25,5 triliun pembiayaan baru, di mana Rp15 triliun adalah pembiayaan kendaraan roda dua, dan Rp10,5 triliun merupakan pembiayaan kendaraan roda empat.
"Kompetisi yang semakin ketat dalam segmen mass market, terutama dalam segmen kredit mikro, menghasilkan lingkungan operasional yang menantang. Untuk memaksimalkan peluang dan meningkatkan efisiensi pada segmen ini, Danamon telah melakukan beberapa inisiatif, termasuk pengkajian model operasional unit kredit mikro kami," kata Chief Financial Officer dan Direktur Danamon Vera Eve Lim.
Pertumbuhan kredit Danamon pada sembilan bulan pertama tahun 2014 disertai dengan kualitas aset yang terjaga. Rasio kredit bermasalah (Non Performing Loans/NPL) berada pada posisi 2,4% pada akhir bulan September 2014, dibandingkan dengan 2,2% pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Danamon membukukan pertumbuhan pada giro dan tabungan (current accounts and savings/CASA) sebesar 6% dibandingkan sembilan bulan pertama tahun lalu menjadi Rp50 triliun. Dengan pertumbuhan ini, giro dan tabungan berkontribusi sebesar 43% dari total dana pihak ketiga Danamon.
Deposito atau time deposit tumbuh sebesar 19% menjadi Rp65,8 triliun. Dengan demikian, total pendanaan Danamon, yang mencakup CASA, deposito, dan dana jangka panjang (long term funding), tumbuh sebesar 10% dibandingkan sembilan bulan pertama tahun 2013 menjadi Rp144 triliun.
"Pertumbuhan pendanaan yang stabil dan pertumbuhan kredit yang melamban menghasilkan rasio loan to deposit yang membaik secara signifikan, sehingga membuka ruang untuk pertumbuhan lebih lanjut," tambah Vera.
Pada akhir September 2014, rasio kredit terhadap dana pihak ketiga mencapai 91,3%, membaik secara signifikan dibandingkan 99% pada akhir September tahun 2013. Sementara itu, rasio kredit terhadap total pendanaan Danamon secara konsolidasi (consolidated loan to total funding) berada pada posisi 85,9% pada akhir bulan September 2014 dibandingkan 88,4% pada periode yang sama tahun lalu.
Rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) konsolidasi Danamon berada pada posisi 17,9% sementara CAR standalone berada pada posisi 18,2% pada akhir bulan September 2014.
Sementara laba bersih setelah pajak normalized Danamon mencapai Rp2,53 triliun, dengan pendapatan bunga bersih atau net interest income sebesar Rp10,2 triliun pada sembilan bulan pertama tahun ini.
Pada akhir September 2014, rasio kredit terhadap dana pihak ketiga (regulatory loan to deposit ratio) membaik menjadi 91,3% dari 99% pada tahun sebelumnya, sejalan dengan naiknya total pendanaan sebesar 10% yang didorong oleh pertumbuhan deposito sebesar 19%.
"Kuartal III tahun ini adalah masa yang menantang bagi perekonomian Indonesia, dengan turunnya harga komoditas dan lemahnya kinerja ekspor yang membatasi ruang untuk ekspansi bisnis. Hal ini berdampak pada turunnya permintaan kredit, sehingga industri perbankan mencetak pertumbuhan yang konservatif pada kuartal kertiga tahun ini," kata Presiden Direktur Danamon Henry Ho dalam rilisnya, Jumat (17/10/2014).
Kredit usaha mikro Danamon melalui Danamon Simpan Pinjam (DSP) tetap stagnan pada Rp19,7 triliun pada kuartal III/2014 dibanding periode yang sama tahun lalu. Sementara itu, kredit untuk segmen usaha kecil dan menengah (UKM) naik sebesar 11% menjadi Rp22,5 triliun.
Secara total, kredit Danamon untuk segmen Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UKM) berkontribusi sebesar 30% dari seluruh kredit Danamon.
Kredit untuk segmen komersial tumbuh sebesar 15% dibanding kuartal III tahun lalu menjadi Rp17 triliun. Kredit untuk segmen korporasi tumbuh sebesar 7% menjadi Rp18 triliun.
Sementara kredit otomotif melalui Adira Finance tumbuh sebesar 4% menjadi Rp49,5 triliun. Pada sembilan bulan pertama tahun ini, Adira Finance berhasil menyalurkan sebesar Rp25,5 triliun pembiayaan baru, di mana Rp15 triliun adalah pembiayaan kendaraan roda dua, dan Rp10,5 triliun merupakan pembiayaan kendaraan roda empat.
"Kompetisi yang semakin ketat dalam segmen mass market, terutama dalam segmen kredit mikro, menghasilkan lingkungan operasional yang menantang. Untuk memaksimalkan peluang dan meningkatkan efisiensi pada segmen ini, Danamon telah melakukan beberapa inisiatif, termasuk pengkajian model operasional unit kredit mikro kami," kata Chief Financial Officer dan Direktur Danamon Vera Eve Lim.
Pertumbuhan kredit Danamon pada sembilan bulan pertama tahun 2014 disertai dengan kualitas aset yang terjaga. Rasio kredit bermasalah (Non Performing Loans/NPL) berada pada posisi 2,4% pada akhir bulan September 2014, dibandingkan dengan 2,2% pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Danamon membukukan pertumbuhan pada giro dan tabungan (current accounts and savings/CASA) sebesar 6% dibandingkan sembilan bulan pertama tahun lalu menjadi Rp50 triliun. Dengan pertumbuhan ini, giro dan tabungan berkontribusi sebesar 43% dari total dana pihak ketiga Danamon.
Deposito atau time deposit tumbuh sebesar 19% menjadi Rp65,8 triliun. Dengan demikian, total pendanaan Danamon, yang mencakup CASA, deposito, dan dana jangka panjang (long term funding), tumbuh sebesar 10% dibandingkan sembilan bulan pertama tahun 2013 menjadi Rp144 triliun.
"Pertumbuhan pendanaan yang stabil dan pertumbuhan kredit yang melamban menghasilkan rasio loan to deposit yang membaik secara signifikan, sehingga membuka ruang untuk pertumbuhan lebih lanjut," tambah Vera.
Pada akhir September 2014, rasio kredit terhadap dana pihak ketiga mencapai 91,3%, membaik secara signifikan dibandingkan 99% pada akhir September tahun 2013. Sementara itu, rasio kredit terhadap total pendanaan Danamon secara konsolidasi (consolidated loan to total funding) berada pada posisi 85,9% pada akhir bulan September 2014 dibandingkan 88,4% pada periode yang sama tahun lalu.
Rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) konsolidasi Danamon berada pada posisi 17,9% sementara CAR standalone berada pada posisi 18,2% pada akhir bulan September 2014.
(rna)