Ini Cara Pemerintah-BI Kendalikan Defisit Transaksi Berjalan

Jum'at, 17 Oktober 2014 - 18:51 WIB
Ini Cara Pemerintah-BI...
Ini Cara Pemerintah-BI Kendalikan Defisit Transaksi Berjalan
A A A
JAKARTA - Pemerintah dan Bank Indonesia (BI) menyepakati sejumlah cara atau langkah dalam mengendalikan defisit transaksi berjalan dan nilai tukar rupiah, di antaranya meningkatkan penggunaan rupiah dalam transaksi di Indonesia, reformasi sektor energi, termasuk kebijakan subsidi.

Kemudian, kebijakan struktural berupa pemberian insetif bagi Foreign Direct Investment (FDI) yang melakukan reinvestasi pendapatan, kebijakan mendorong penggunaan jasa pengangkutan, dan asuransi nasional untuk menekan defisit neraca jasa.

"Selain itu, implementasi hedging oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk mengelola risiko nilai tukar," jelas Direktur Eksekutif BI Tirta Segara di Jakarta, Jumat (17/10/2014).

Sementara terkait pengendalian fiskal, pemerintah akan melakukan langkah-langkah untuk menjaga kesinambungan fiskal, antara lain melalui optimalisasi penerimaan pajak dan pengendalian subsidi energi yang lebih efisien dan tepat sasaran.

Dia mengungkapkan, rapat ini juga memandang perlunya upaya mengendalikan risiko utang luar negeri (ULN) seiring dengan indikator Debt Service Ratio (DSR) yang meningkat dan semakin dekatnya momentum normalisasi The Fed.

Menghadapi hal tersebut, dia menjelaskan, perlu diterapkan aturan prudensial guna memperkuat manajemen risiko kurs sektor korporasi (debitur ULN) dan mendorong implementasi hedging.

"Koordinasi kebijakan BI dan pemerintah perlu terus diperkuat, terutama melalui sinkronisasi kebijakan moneter dan fiskal untuk menjaga stabilitas makro ekonomi dengan tetap menjaga momentum pertumbuhan, dan mendorong percepatan reformasi struktural untuk memperkokoh fundamental dan memperbaiki struktur perekonomian," tutur Tirta.

Gubernur BI Agus D.W. Martowardojo sebelumnya mengatakan bahwa dalam menghadapi tantangan pada tahun depan, pihaknya akan berkordinasi dengan otoritas lainnya.

BI akan melakukan pendalaman pasar keuangan dan melakukan manajemen resiko pengelolaan utang luar negeri, menjaga inflasi dan mengendalikan defisit transaksi berjalan serta meningkatkan kesiapan sejumlah langkah antisipasi jika terjadi sudden reversal.

"BI siap dengan bauran kebijakan moneter, makro prudential serta melakukan komunikasi dengan baik agar senantiasa terjaga," ucap dia.

Pihaknya pun optimistis tren inflasi di akhir tahun 2014 mencapai target, yaitu 4,5% plus minus 1%.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1274 seconds (0.1#10.140)