Bandara Soetta Raih Airport Carbon Accreditation

Kamis, 23 Oktober 2014 - 15:38 WIB
Bandara Soetta Raih Airport Carbon Accreditation
Bandara Soetta Raih Airport Carbon Accreditation
A A A
JAKARTA - Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta) mendapat pengakuan atas komitmen dalam mengurangi emisi karbon seiring dengan diraihnya akreditasi mapping pada program Airport Carbon Accreditation yang diinisiasikan oleh Airport Council International atau ACI.

Bandara Internasional Soekarno-Hatta sekaligus menjadi bandara pertama dan satu-satunya di Indonesia yang meraih akreditasi tersebut.

Tahap mapping pada program Airport Carbon Accreditation merupakan tingkat paling awal yang harus ditempuh Bandara Internasional Soekarno-Hatta sebelum melanjutkan ke tahap berikutnya, yakni reduction, lalu optimisation, dan terakhir neutrality.

Direktur Utama PT Angkasa Pura II (Persero) Tri S. Sunoko mengatakan, pada tahap mapping, perseroan bersama pihak independen bersertifikasi, TUV Rheinland China melakukan pemetaan jejak karbon atau carbon footprint di Bandara Internasional Soekarno-Hatta untuk mengetahui seberapa banyak emisi karbon dan berasal dari kegiatan apa saja.

"Setelah itu, kami dapat menentukan strategi dalam mereduksi emisi karbon guna meraih akreditasi reduction dalam beberapa waktu ke depan," jelas Tri dalam rilisnya, Kamis (23/10/2014).

Adapun setelah dilakukan pemetaan terhadap carbon footprint, maka diketahui bahwa volume emisi karbon di bandara tersibuk di Indonesia itu sebanyak 137.145 ton, antara lain berasal dari konsumsi listrik, bahan bakar minyak (BBM), gas, aktivitas yang tidak dapat dikendalikan operator bandara, dan sebagainya.

PT Angkasa Pura II (Persero) menargetkan dapat menurunkan emisi karbon di Bandara Internasional Soekarno-Hatta sebesar 25% dari jumlah yang tercantum dalam laporan tersebut, sehingga dapat meraih akreditasi reduction.

Implementasi program Airport Carbon Accreditation merupakan langkah nyata PT Angkasa Pura II (Persero) untuk meningkatkan kepedulian pada lingkungan serta guna mengoptimalkan kinerja operasional Bandara Internasional Soekarno-Hatta yang berujung pada efisiensi keuangan melalui penghematan konsumsi energi.

"Kami berharap upaya Bandara Internasioal Soekarno-Hatta di dalam mengurangi emisi karbon ini dapat diikuti oleh bandara-bandara lain di Indonesia demi lingkungan yang lebih baik," jelas Tri.

Saat ini tercatat sebanyak 36 bandara di seluruh dunia yang berhasil meraih akreditasi mapping, sementara itu di tingkat Asia Tenggara hanya ada lima bandara, di mana empat bandara berasal dari Thailand dan satu bandara dari Indonesia, yakni Bandara Internasional Soekarno-Hatta.

Untuk tahap reduction, di kawasan Asia Tenggara hanya terdapat satu bandara asal Thailand yang mendapat akreditasi tersebut. Sementara itu, belum ada satu pun bandara asal Asia Tenggara yang meraih akreditasi optimisation dan neutrality.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8550 seconds (0.1#10.140)