HSBC Securities Services Catat Total Aset Nasabah Rp430 T
A
A
A
JAKARTA - HSBC Securities Services Indonesia menyatakan hingga akhir September 2014, total aset nasabah yang ada di Bank Kustodiannya mencapai Rp430 triliun.
Head of HSBC Securities Services Indonesia, Supranoto Prayogo mengatakan dari total aset nasabah yang ada di Bank Kustodiannya sebesar Rp430 triliun, sebagian besar masih didominasi oleh nasabah asing.
Dari jumlah tersebut nasabah asing masih menguasai sebesar 90-95% total pengelolaan aset.
"Sementara untuk lokal yang berasal dari reksa dana hanya sebesar Rp25 triliun," kata Supranoto saat menghadiri media workshop fungsi dan prinsip dasar bank kustodian di Mercantile Club, WTC, Jakarta, Jumat (24/10/2014).
Supranoto juga mengungkapkan, saat ini total aset nasabah di bank kustodian yang tercatat di industri sekitar Rp5.200 triliun.
Jumlah tersebut tersebar di 22 bank kustodian yang ada di Indonesia. Namun tidak semua bank kustodian tercatat di asosiasi, yang tercatat baru mencapai sebanyak 18 perusahaan.
"Untuk target pengelolaan aset dalam enam bulan kedepan, kami masih belum bisa memprediksikan. Karena kemungkinan adanya kenaikan harga BBM dan berpengaruhi ke sejumlah saham tertentu, untuk pihak asing juga berpengaruh terhadap pemerintah kedepan," imbuhnya.
Head of HSBC Securities Services Indonesia, Supranoto Prayogo mengatakan dari total aset nasabah yang ada di Bank Kustodiannya sebesar Rp430 triliun, sebagian besar masih didominasi oleh nasabah asing.
Dari jumlah tersebut nasabah asing masih menguasai sebesar 90-95% total pengelolaan aset.
"Sementara untuk lokal yang berasal dari reksa dana hanya sebesar Rp25 triliun," kata Supranoto saat menghadiri media workshop fungsi dan prinsip dasar bank kustodian di Mercantile Club, WTC, Jakarta, Jumat (24/10/2014).
Supranoto juga mengungkapkan, saat ini total aset nasabah di bank kustodian yang tercatat di industri sekitar Rp5.200 triliun.
Jumlah tersebut tersebar di 22 bank kustodian yang ada di Indonesia. Namun tidak semua bank kustodian tercatat di asosiasi, yang tercatat baru mencapai sebanyak 18 perusahaan.
"Untuk target pengelolaan aset dalam enam bulan kedepan, kami masih belum bisa memprediksikan. Karena kemungkinan adanya kenaikan harga BBM dan berpengaruhi ke sejumlah saham tertentu, untuk pihak asing juga berpengaruh terhadap pemerintah kedepan," imbuhnya.
(gpr)