IHSG Simpan Potensi Lanjutkan Koreksi
A
A
A
JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari kedua pekan ini diperkirakan akan memiliki peluang untuk balik arah menguat (rebound), namun juga menyimpan potensi melanjutkan koreksi.
Kepala Riset Woori Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada mengatakan, IHSG membentuk pola hanging man di bawah upper bollinger band (UBB). MACD cenderung naik dengan histogram positif yang memanjang. RSI, Stochastic, dan William’s %R cenderung turun tipis.
"Laju IHSG di satu sisi memiliki peluang kenaikan, namun juga menyimpan potensi untuk mengalami penurunan lanjutan jika aksi profit taking masih mewarnai transaksi. Untuk itu, tetap mewaspadai potensi pelemahan lanjutan," kata dia, Selasa (4/11/2014).
Dia memprediksi, IHSG akan berada pada rentang support 5.055-5.075 dan resisten 5.096-5.115. Sementara kemarin, laju IHSG sempat berada di target resisten 5.095-5.114 dan sempat berada di target support 5.055-5.072.
IHSG pada awal pekan berbalik arah melemah. Hawa negatif berupa profit taking mulai terlihat sejak awal sesi perdagangan. Aksi jual pun tak terhindarkan yang membawa IHSG berada dalam penurunannya secara intraday perdagangan.
Padahal penurunan ini terjadi di tengah menguatnya laju pasar obligasi dan tercatatnya nett buy asing dari posisi nett buy Rp325 miliar menjadi nett buy Rp224 miliar. Rilis inflasi yang di atas estimasi yakni 0,47% dari estimasi 0,16 dan kembali terdepresiasinya rupiah menambah sentiment negatif.
Begitupun dengan rilis neraca perdagangan yang masih defisit, meskipun defisitnya di bawah estimasi menjadi USD270 juta dari estimasi USD389 juta turut direspon negatif.
Kepala Riset Woori Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada mengatakan, IHSG membentuk pola hanging man di bawah upper bollinger band (UBB). MACD cenderung naik dengan histogram positif yang memanjang. RSI, Stochastic, dan William’s %R cenderung turun tipis.
"Laju IHSG di satu sisi memiliki peluang kenaikan, namun juga menyimpan potensi untuk mengalami penurunan lanjutan jika aksi profit taking masih mewarnai transaksi. Untuk itu, tetap mewaspadai potensi pelemahan lanjutan," kata dia, Selasa (4/11/2014).
Dia memprediksi, IHSG akan berada pada rentang support 5.055-5.075 dan resisten 5.096-5.115. Sementara kemarin, laju IHSG sempat berada di target resisten 5.095-5.114 dan sempat berada di target support 5.055-5.072.
IHSG pada awal pekan berbalik arah melemah. Hawa negatif berupa profit taking mulai terlihat sejak awal sesi perdagangan. Aksi jual pun tak terhindarkan yang membawa IHSG berada dalam penurunannya secara intraday perdagangan.
Padahal penurunan ini terjadi di tengah menguatnya laju pasar obligasi dan tercatatnya nett buy asing dari posisi nett buy Rp325 miliar menjadi nett buy Rp224 miliar. Rilis inflasi yang di atas estimasi yakni 0,47% dari estimasi 0,16 dan kembali terdepresiasinya rupiah menambah sentiment negatif.
Begitupun dengan rilis neraca perdagangan yang masih defisit, meskipun defisitnya di bawah estimasi menjadi USD270 juta dari estimasi USD389 juta turut direspon negatif.
(rna)