ITS-BRI Jalin Kerja Sama Bantu Mahasiswa Wirausahawan

Rabu, 05 November 2014 - 02:59 WIB
ITS-BRI Jalin Kerja Sama Bantu Mahasiswa Wirausahawan
ITS-BRI Jalin Kerja Sama Bantu Mahasiswa Wirausahawan
A A A
SURABAYA - Tidak semua mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya kutu buku, mencurahkan seluruh waktunya untuk studi. Banyak diantara mereka yang sukses membagi waktu hingga berhasil mengelola sejumlah usaha.

Keberadaan mahasiswa wirausahawan diamini pihak kampus. Perguruan tinggi teknik tertua di Indonesia ini menekankan mahasiswa menjalankan technopreneur. Meski demikian masih banyak mahasiswa yang menjalankan wirausaha di bidang lain, tidak terkecuali kuliner. Kampus pun maklum saja, tetap mendukung mereka.

Riski Bagus Prasetyo adalah salah satu mahasiswa yang kini sukses menggeluti bisnis disela jam kuliah. Mahasiswa semester V, Fakultas Teknologi Industri ini kini sukses mengelola Kafe Harmonia di sekitaran kampus dengan menu andalan bakso bakar.

“Baru satu semester usaha bakso jalan. Alhamdulillah respon pembeli bagus. Ya rata-rata dari mahasiswa ITS sendiri,” ungkap mahasiswa asal Kecamatan Puri, Kota Mojokerto ini.

Rencana bisnis Riski berikutnya adalah membuka warung bakso di kawasan Keputih. Meski lahannya sewa, dia ingin bangunan warung permanen.

Selain Riski dengan bakso bakarnya, masih banyak bisnis lain yang dijalankan mahasiswa. Devi Andriani dengan Rumah jamur; Fajar Arinal dengan usaha cuci helem di areal kampus, Helqures alias Helem Q Resik; Febri Handoko dengan bisnis kuliner berupa mie dengan bahan baku 100% rumput laut.

Mahasiswa kreatif ini dilirik Bank Rakyat Indonesia (BRI) Wilayah Surabaya. Melalui program corporate social responsibility (CSR), bank pelat merah ini pun menghibahkan dana Rp600 juta. Hibah ini diberikan bersamaan penandatanganan nota kesepahaman antara BRI dengan ITS, di ruang rapat rektorat, Selasa (4/11/14).

Penandatanganan dilakukan Dedi Sunandi selaku wakil pemimpin wilayah BRI Surabaya dengan Ketua Lembaga Pengembangan Pendidikan, Kemahasiswaan dan Hubungan Alumni (LPPKHA) ITS Bambang Sampurno.

“Mahasiswa yang mendapatkan hibah modal usaha ini berdasar seleksi kampus. Selanjutnya proposal usaha mereka kami ajukan ke BRI. Bisnis mahasiswa akan dievaluasi selama dua tahun. Jika besar, mereka tidak berkewajiban mengembalikan modal,” terang Bambang.

Hibah, kata Bambang, sebenarnya tidak perlu dikembalikan mahasiswa. Supaya mahasiswa wirausaha mempunyai tanggung jawab, kampus selaku pengelola dana tetap mengharuskan pengembalian. Selanjutnya dana akan diputar untuk mahasiswa wirausaha lainnya.

“Evaluasi jangka pendek juga dilakukan kampus, tiap triwulan. Evaluasi meliputi jalannya usaha, jangkauan atau pasar, rencana pengembangan dan lainnya,” rincinya.

Bambang salut pada mahasiswa yang tidak aji mumpung disaat ada permodalan. “Ada mahasiswa yang layak mendapatkan modal Rp30 juta. Karena butuhnya hanya Rp9 juta, mahasiswa ini menolak jika diberi Rp30 juta,” Bambang bangga.

Dari Rp600 juta, tidak semua diberikan ke mahasiswa. Untuk modal mahasiswa sekitar Rp390 juta. Sisanya untuk evaluasi selama dua tahun dan pendukung program ini.

Wakil Pemimpin Wilayah BRI Surabaya Dedi Sunandi menyebut, ada kampus lain yang juga tersentuh dana hibah BRI. Diantaranya Universitas Airlangga (Unair) dan Universitas Brawijaya (Unibraw).

“Dengan member modal ke mahasiswa, harapannya usahanya besar dan mereka bisa mengajukan kredit usaha ke BRI. Dan yang terpenting, mahasiswa bisa mengakses perbankan,” kata Dedi.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6017 seconds (0.1#10.140)