Jawa Timur Siap Jadi Pilot Project Ekonomi Syariah

Rabu, 05 November 2014 - 10:32 WIB
Jawa Timur Siap Jadi Pilot Project Ekonomi Syariah
Jawa Timur Siap Jadi Pilot Project Ekonomi Syariah
A A A
SURABAYA - Gubernur Jawa Timur Soekarwo mengatakan bahwa potensi syariah di Jawa Timur sangat besar, sehingga siap menjadi pilot project pengembangan ekonomi syariah.

"Kami siap menjadi pilot project pengembangan ekonomi dan keuangan syariah," ujar pria yang akrab dipanggil Pakde Karwo itu dalam acara Bincang Nasional bertema Pemberdayaan Lembaga Pesantren dalam Rangka Peningkatan Kemandirian Ekonomi serta Mendorong Pengembangan Ekonomi dan Keuangan Syariah di Surabaya, Rabu (5/11/2014).

Dia mengatakan, potensi ekonomi dan keuangan syariah di Jatim luar biasa. Dari 38 juta penduduk, sebanyak 36,7 juta atau sekitar 96,6% beragama Islam. Jatim juga memiliki banyak lembaga keuangan syariah.

Hingga semester I/2014, Jatim memiliki 23 kantor cabang bank umum syariah, 31 BPR syariah, 373 baitul mal wa tamwil (BMT), koperasi jasa keuangan syariah, dan koperasi pondok pesantren.

Soekarwo mengatakan, peningkatan keuangan syariah diharapkan dapat memberikan nilai tambah pada sektor yang berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi Jatim.

Pertumbuhan ekonomi Jatim pada semester I tercatat sebesar 6,17% atau di atas pertumbuhan ekonomi nasional. Penyumbang terbesar dalam pertumbuhan ekonomi berasal dari sektor hotel, restoran dan perdagangan sebesar 31,04%.

Kontributor kedua adalah sektor manufaktur atau pengolahan memiliki porsi 26%, lalu ketiga adalah pertanian sebesar 16,1%.

Sementara itu, rangkaian acara Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2014 yang dilaksanakan di Surabaya diharapkan menjadi momentum yang baik bagi Jatim untuk menjadi barometer ekonomi syariah.

Acara tersebut dihadiri oleh bank sentral dari negara-negara OKI dan IDB. Rangkaian acara berlangsung selama sepekan dari 3-9 November 2014.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus D.W. Martowardojo mengatakan, BI memiliki mandat untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Stabilitas nilai tukar menurutnya bisa dijaga dengan terjaganya stabilitas sistem keuangan.

"Stabilitas sistem keuangan bisa terwujud kalau kita kembangkan ekonomi konvensional dan ekonomi syariah. Terbukti, tahun 1998 kualitas ekonomi syariah tetap terjaga kualitasnya," tutur dia.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4617 seconds (0.1#10.140)