Nelayan Indramayu Merugi Transaksi Ikan Anjlok

Rabu, 05 November 2014 - 11:28 WIB
Nelayan Indramayu Merugi Transaksi Ikan Anjlok
Nelayan Indramayu Merugi Transaksi Ikan Anjlok
A A A
INDRAMAYU - Angin kencang yang melanda perairan Indramayu, Jawa Barat (Jabar) membuat nelayan susah melaut dan merugi. Hal ini berimbas pada penurunan volume lelang ikan di tempat pelelangan ikan (TPI).

Sekretaris KUD Sri Mina Sari Glayem Juntinyuat Dedi Aryanto mengatakan, dalam kondisi normal, volume ikan di TPI Sri Mina Sari Glayem bisa mencapai 150-250 ton ikan per hari.

Namun saat ini, volume lelang rata-rata hanya 30 ton per hari. "Penurunannya cukup tajam, dibandingkan hari-hari biasanya," kata dia, Rabu (5/11/2014).

Dia menjelaskan, angin kencang sebenarnya sudah terjadi sejak tiga bulan terakhir. Namun, semakin parah sejak sebulan terakhir dan membuat nelayan takut melaut. Pasalnya, dengan besaran perahu yang hanya berbobot kurang dari lima gross ton (GT), keselamatan nyawa nelayan terancam jika dihantam gelombang tinggi di perairan.

Tak hanya itu, tingginya gelombang akibat tiupan angin kencang juga membuat ikan susah ditangkap. Akibatnya, nelayan yang pergi melaut hanya memperoleh penghasilan minim.

Salah seorang nelayan setempat, Sidi menuturkan, kondisi angin saat ini sangat sulit diprediksi. Sidi mengaku, sempat pergi melaut karena melihat kondisi cuaca yang bagus.

Namun, saat baru melaut beberapa mil dari darat, dia terpaksa kembali lagi karena angin tiba-tiba bertiup sangat kencang.

Untuk berangkat melaut, dia menghabiskan modal sekitar Rp400 ribu. Modal itu diperolehnya dari berhutang ke juragan kapal yang rencananya akan dibayar saat pulang melaut.

"Sekarang boro-boro untuk bayar utang, untuk makan sehari-hari saja susah karena tidak dapat tangkapan," ujar Sidi.

Senada diungkapkan nelayan lainnya, Warno yang mengaku dengan modal melaut sebesar Rp500 ribu, dia hanya bisa pulang dengan membawa hasil tangkapan senilai Rp200 ribu.

Pasalnya, dia tidak bisa berlama-lama di tengah perairan akibat tiupan angin kencang.

Sebelumnya, Ketua Kelompok Keselamatan Pelayaran Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Indramayu, Koko Sudeswara mengingatkan agar saat angin musim barat saat ini nelayan harus lebih waspada.

Para nelayan, terutama yang menggunakan perahu kecil, diminta mewaspadai gelombang tinggi akibat tiupan angin tersebut.

"Angin musim barat biasanya bertiup mulai Oktober sampai Maret, kata Koko.

Namun, saat ini masih dalam tahap musim peralihan, dari musim kemarau ke musim hujan. Karenanya, kondisi cuaca di laut terkadang menjadi tidak menentu.

Koko menyebutkan, kecepatan angin saat ini berada di kisaran 15-25 knot per jam di siang hari. Adapun pada malam hari, kecepatan angin bisa meningkat antara 20-35 knot per jam.

"Kecepatan angin biasanya meningkat saat menjelang sore sampai malam hari," pungkas dia.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5038 seconds (0.1#10.140)