Geliat Superblok di Luar Ibu Kota

Rabu, 05 November 2014 - 12:51 WIB
Geliat Superblok di...
Geliat Superblok di Luar Ibu Kota
A A A
Superblok, jenis properti dengan apartemen, hotel, kantor, hotel, sarana pendidikan, dan pusat perbelanjaan berada dalam satu lokasi, masih diminati pengembang untuk menanamkan investasinya. Sejumlah superblok terbaru tengah dipersiapkan menyusul permintaan konsumen yang terus meningkat.

Konsep superblok atau biasa disebut juga dengan mix used development, yaitu konsep kawasan terpadu yang menampung apartemen, kantor, hotel, sarana pendidikan, dan pusat perbelanjaan yang berada dalam satu lokasi, diperkirakan terus menjamur hingga lima tahun ke depan.

Tidak hanya terdapat di Jakarta, juga pinggiran kota seperti Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi, juga luar Pulau Jawa. Keberadaan superblok membuat kegiatan masyarakat menjadi lebih terpusat. Kemudian menciptakan sebuah lingkungan baru dengan fasilitas modern. Fungsi hunian, pusat perbelanjaan, pusat pendidikan, hiburan, dan lain-lainnya bersatu dalam satu kawasan.

Salah satu superblok teranyar yang tengah dikembangkan adalah Eureka Township milik pengembang PT Eureka Prima Jakarta Tbk. Uniknya bukan hanya tempat hunian, belanja, dan hiburan, kawasan ini diklaim sebagai lokasi pusat industri kreatif yang pertama di Indonesia.

“Kami ingin membangun tempat khusus bagi pertumbuhan industri kreatif, seperti pusat kuliner, showroom untuk seni fotografi, galeri, ruang pertunjukan, studio bagi industri rekaman dan televisi,” kata Presiden Direktur PT Eureka Prima Jakarta Tbk Lukman Purnomosidi. Menurut Lukman, konsep pusat industri kreatif tersebut adalah memasukkan semua komunitas dalam industri kreatif yang tengah berkembang ke depan di satu lokasi.

Dengan demikian, selain apartemen, perkantoran, hotel dan mal, kawasan superblok Eureka Township juga memiliki pusat industri kreatif pertama di Indonesia. Untuk mengembangkan kawasan seluas 21 hektare di daerah Bambu Apus, Jakarta Timur itu, Lukman mengatakan pihaknya menjalin kerja sama dengan Fakultas Desain dan Seni Kreatif Universitas Mercubuana (UMB) Jakarta.

“Mercubuana memiliki 26.000 mahasiswa dan merupakan universitas pertama di Indonesia yang memiliki fakultas desain dan seni kreatif,” katanya. Dia mengemukakan bahwa Eureka Township menyediakan ruang untuk mahasiswa dan lulusan Mercubuana untuk berkreasi sesuai keahlian masingmasing. Nilai investasi dari proyek Eureka Township ini diperkirakan mencapai hingga sekitar Rp3 triliun.

Lukman berpendapat bahwa pesatnya perkembangan industri kreatif di Indonesia ternyata belum didukung oleh infrastruktur ruangan dan sumber daya yang mumpuni untuk mendukung perkembangannya. Sementara itu, Rektor Universitas Mercubuana Dr Arissetyanto Nugroho MM menyambut baik rencana pengembangan pusat industri kreatif di kawasan Eureka Township. “UMB menyiapkan sumber daya manusia guna mengantisipasi kebutuhan bagi industri kreatif di Indonesia,” katanya.

Eureka Township yang lokasinya berdampingan dengan kawasan Taman Mini Indonesia Indah itu terbagi dalam empat tahap. Tahap pertama terdiri atas pembangunan delapan menara yang terdiri atas empat menara apartemen dan selebihnya akan digunakan untuk bangunan perkantoran dan hotel. Tidak hanya di Jakarta, konsep superblok juga menyebar hingga kotakota besar lainnya di Indonesia, tak terkecuali Yogyakarta.

Grup bisnis properti dan hotel, Sahid Grup bersiap membangun superblok di kota gudeg tersebut yang dimulai dengan pembangunan shopping mall . Vice President Sahid Grup Exacty Sukamdani Sryantoro mengatakan, langkah yang dilakukan perusahaan ini untuk mengakomodasi kebutuhan fasilitas dan layanan hunian yang lengkap di tengah Kota Yogyakarta.

“Untuk memenuhi kebutuhan ini, kami membangun superblok dengan nama Sahid Jogja Lifestyle City. Di sana kami padukan semua layanan, baik hunian dan hiburan, mulai shopping mall , hotel, kondotel, hingga convention center ,” sebutnya. Konsep yang ditawarkan dari superblok ini adalah mix used condominium hotel , yaitu memadukan fungsi layanan hotel yang sebelumnya sudah ada dengan layanan hunian condominium serta lokasi belanja dan fasilitas MICE.

Untuk proyek kondotel yang berlokasi di Sleman, Yogyakarta itu memiliki total lahan seluas 2,2 hektare. Pengembangan mengembangkan proyek tersebut, Sahid Property menyiapkan dana hingga Rp800 miliar. Rencananya, Sahid Property membangun 534 unit kondotel bintang empat dengan luas tiap unit berkisar 26 meter persegi sampai 31 meter persegi. Harga jual kondotel per unit sekitar Rp1 miliar hingga Rp3 miliar.

Pengembang itu menargetkan bisa menjual 350 unit kondotel hingga akhir Januari 2015. Selain kondotel dan gedung MICE, superblok Jogja Lifestyle City juga berisi mal. Saat ini Sahid Property menyelesaikan pembangunan J-walk Mall di lahan seluas 30.500 meter persegi. Pengembang itu mengklaim 70% lokasi bagi penyewa alias tenant sudah terisi. Targetnya, seluruh proyek superblok itu dapat beroperasi penuh akhir Desember 2015.

Di luar proyek superblok, Sahid Property juga tengah merenovasi 50 unit kamar Hotel Sahid Raya Yogyakarta menjadi kondotel. Letak hotel yang sudah lebih dulu berdiri itu, berdekatan dengan proyek superblok.

Rendra hanggara
(ars)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0841 seconds (0.1#10.140)