Konsorsium China Bangun Kereta Cepat Pertama di Meksiko
A
A
A
MEXICO CITY - Pemerintah Meksiko mempererat kerja sama dengan Beijing dengan menggandeng konsorsium yang dipimpin China untuk membangun kereta cepat pertama di Amerika Latin.
Konsorsium yang dipimpin China itu merupakan satusatunya yang mengajukan proposal penawaran proyek tersebut. “Kami telah menerima proposal senilai USD3,75 miliar dari China Railway Construction Corp untuk jalur kereta 210 kilometer antara ibu kota Mexico City dan pusat manufaktur Meksiko di Queretaro,” papar pernyataan Kementerian Transportasi Meksiko, dikutip kantor berita AFP .
Proyek itu merupakan bagian keputusan Presiden Meksiko Enrique Pena Nieto untuk menghadirkan kereta penumpang ke negara ekonomi terbesar kedua di Amerika Latin tersebut. Pemerintah memperkirakan, konstruksi dimulai pada Desember dan operasinya dimulai 2017, yang akan menjadi jalur kereta cepat pertama di Amerika Latin. Meski Meksiko memiliki jalur kereta barang, negara itu kini hanya memiliki beberapa kereta turis setelah jalur penumpang ditiadakan setelah privatisasi sektor tersebut pada 1990-an.
Para migran Meksiko dan Amerika Tengah secara ilegal naik di atas atap kereta kargo yang disebut La Bestia (The Beast) menuju utara ke Amerika Serikat (AS). Para migran itu menghadapi risiko tewas atau kecelakaan. “Di negara dengan 120 juta penduduk, di mana pusat perkotaan utama merupakan kota metropolitan yang besar, transportasi penumpang harus dalam skala besar. Infrastruktur Meksiko harus segera diperbarui untuk memenuhi kebutuhan saat ini dan masa depan negara dan kawasan,” papar Menteri Transportasi Meksiko Gerardo Ruiz Esparza.
Proyek itu bertujuan membawa 23.000 penumpang per hari pada kecepatan hingga 300 kilometer per jam, mengurangi komuter antara Mexico City dan Queretaro dari dua setengah jam menjadi 58 menit. Konsorsium yang dipimpin China itu termasuk perusahaan-perusahaan Meksiko. Mereka satusatunya yang mengajukan proposal pada batas waktu 15 Oktober.
Kementerian Transportasi Meksiko menyatakan, ada 16 perusahaan yang menolak mengajukan proposal, termasuk raksasa industri Mitsubishi dari Jepang, Alstom dari Prancis, Bombardier dari Kanada, dan Siemens dari Jerman. Ruiz Esparza berupaya menjelaskan mengapa hanya satu grup yang mengajukan penawaran. Menurut dia, rata-rata hanya dua perusahaan yang mengajukan tawaran proyek kereta berkecepatan tinggi. Brasil dan Argentina berupaya mewujudkan proyeknya menjadi kenyataan.
Brasil pertama kali mengumumkan rencana kereta berkecepatan tinggi pada 2010 tapi negara ekonomi terbesar di Amerika Latin itu berulang kali menunda proyek senilai USD16 miliar yang menghubungkan Sao Paulo dan Rio de Janeiro tersebut.
Syarifudin
Konsorsium yang dipimpin China itu merupakan satusatunya yang mengajukan proposal penawaran proyek tersebut. “Kami telah menerima proposal senilai USD3,75 miliar dari China Railway Construction Corp untuk jalur kereta 210 kilometer antara ibu kota Mexico City dan pusat manufaktur Meksiko di Queretaro,” papar pernyataan Kementerian Transportasi Meksiko, dikutip kantor berita AFP .
Proyek itu merupakan bagian keputusan Presiden Meksiko Enrique Pena Nieto untuk menghadirkan kereta penumpang ke negara ekonomi terbesar kedua di Amerika Latin tersebut. Pemerintah memperkirakan, konstruksi dimulai pada Desember dan operasinya dimulai 2017, yang akan menjadi jalur kereta cepat pertama di Amerika Latin. Meski Meksiko memiliki jalur kereta barang, negara itu kini hanya memiliki beberapa kereta turis setelah jalur penumpang ditiadakan setelah privatisasi sektor tersebut pada 1990-an.
Para migran Meksiko dan Amerika Tengah secara ilegal naik di atas atap kereta kargo yang disebut La Bestia (The Beast) menuju utara ke Amerika Serikat (AS). Para migran itu menghadapi risiko tewas atau kecelakaan. “Di negara dengan 120 juta penduduk, di mana pusat perkotaan utama merupakan kota metropolitan yang besar, transportasi penumpang harus dalam skala besar. Infrastruktur Meksiko harus segera diperbarui untuk memenuhi kebutuhan saat ini dan masa depan negara dan kawasan,” papar Menteri Transportasi Meksiko Gerardo Ruiz Esparza.
Proyek itu bertujuan membawa 23.000 penumpang per hari pada kecepatan hingga 300 kilometer per jam, mengurangi komuter antara Mexico City dan Queretaro dari dua setengah jam menjadi 58 menit. Konsorsium yang dipimpin China itu termasuk perusahaan-perusahaan Meksiko. Mereka satusatunya yang mengajukan proposal pada batas waktu 15 Oktober.
Kementerian Transportasi Meksiko menyatakan, ada 16 perusahaan yang menolak mengajukan proposal, termasuk raksasa industri Mitsubishi dari Jepang, Alstom dari Prancis, Bombardier dari Kanada, dan Siemens dari Jerman. Ruiz Esparza berupaya menjelaskan mengapa hanya satu grup yang mengajukan penawaran. Menurut dia, rata-rata hanya dua perusahaan yang mengajukan tawaran proyek kereta berkecepatan tinggi. Brasil dan Argentina berupaya mewujudkan proyeknya menjadi kenyataan.
Brasil pertama kali mengumumkan rencana kereta berkecepatan tinggi pada 2010 tapi negara ekonomi terbesar di Amerika Latin itu berulang kali menunda proyek senilai USD16 miliar yang menghubungkan Sao Paulo dan Rio de Janeiro tersebut.
Syarifudin
(ars)