Harga Cabai di OKU Timur Mahal
A
A
A
MARTAPURA - Harga cabai di pasar Martapura, Ogan Komering Ulu (OKU) Timur saat ini mengalami kenaikan yang cukup tinggi. Kondisi ini tentu membuat sulit bagi pembeli dan pedagang. Akibat tingginya harga bumbu dapur jenis ini membuat daya beli masyarakat menjadi berkurang sehingga berpengaruh pada pendapatan pedagang.
Yana salah seorang penjual cabai di Pasar Martapura mengatakan, harga cabai saat ini sedang melambung dan sangat mahal sehingga berpengaruh pada tingkat penjualan dan penghasilannya. Karena akibat meroketnya harga cabai membuat masyarakat semakin sedikit membeli cabai.
“Pastilah pak ada pengaruhnya dengan tingkat penjualan kita, masyarakat yang beli karena terpaksa untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari,” jelasnya, Sabtu (8/11/2014).
Melambungnya harga cabai dampak dari musim kemarau panjang yang terjadi sehingga produksi komoditi ini menjadi berkurang. Sedangkan permintaan di pasaran tetap tinggi sehingga tidak terpenuhi akibatnya berpengaruh pada harga jual cabai yang mengalami kenaikan berlipat ganda.
Dia juga mengtakan, saat ini harga cabai merah kriting Rp80 ribu per kilogram dari sebelumnya hanya Rp20 ribu hingga Rp25 ribu per kilogram. Sedangkan harga cabai merah besar yang sebelumnya hanya Rp10 ribu per kilogram menjadi Rp60 per kilogram. Harga cabai rawit sekarang Rp80 per kilogram biasanya harganya Rp20 ribu hingga Rp24 ribu per kilogram.
Lebih lanjut dia menambahkan, cabai-cabai yang dijual pedagang di Pasar Martapura selain cabai hasil petani lokal, sebagian besar cabai berasal dari daerah Ranau OKU Selatan.
”Kita sekarang hanya bisa pasrah dan tidak bisa berbuat apa-apa kondisi ini juga membuat kami pedagang kesulitan karena pembeli semakin sedikit,” ungkapnya.
Sementara Harnani salah seorang ibu rumah tangga di kawasan Terukis Martapura mengatakan, dampak dari mahalnya harga cabai tentu sangat berpengaruh bagi dirinya sebagai seorang ibu rumah tangga.
Karena selain harga cabai yang cukup tinggi harga kebutuhan lain juga cukup mahal, sehingga membuatnya harus mengeluarkan uang dapur yang lebih guna memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
“Yang pasti ada pengaruhnya kepada kita karena kita harus mengeluarkan uang ekstra untuk memenuhi kebutuhan dapur kita,” terangnya.
Yana salah seorang penjual cabai di Pasar Martapura mengatakan, harga cabai saat ini sedang melambung dan sangat mahal sehingga berpengaruh pada tingkat penjualan dan penghasilannya. Karena akibat meroketnya harga cabai membuat masyarakat semakin sedikit membeli cabai.
“Pastilah pak ada pengaruhnya dengan tingkat penjualan kita, masyarakat yang beli karena terpaksa untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari,” jelasnya, Sabtu (8/11/2014).
Melambungnya harga cabai dampak dari musim kemarau panjang yang terjadi sehingga produksi komoditi ini menjadi berkurang. Sedangkan permintaan di pasaran tetap tinggi sehingga tidak terpenuhi akibatnya berpengaruh pada harga jual cabai yang mengalami kenaikan berlipat ganda.
Dia juga mengtakan, saat ini harga cabai merah kriting Rp80 ribu per kilogram dari sebelumnya hanya Rp20 ribu hingga Rp25 ribu per kilogram. Sedangkan harga cabai merah besar yang sebelumnya hanya Rp10 ribu per kilogram menjadi Rp60 per kilogram. Harga cabai rawit sekarang Rp80 per kilogram biasanya harganya Rp20 ribu hingga Rp24 ribu per kilogram.
Lebih lanjut dia menambahkan, cabai-cabai yang dijual pedagang di Pasar Martapura selain cabai hasil petani lokal, sebagian besar cabai berasal dari daerah Ranau OKU Selatan.
”Kita sekarang hanya bisa pasrah dan tidak bisa berbuat apa-apa kondisi ini juga membuat kami pedagang kesulitan karena pembeli semakin sedikit,” ungkapnya.
Sementara Harnani salah seorang ibu rumah tangga di kawasan Terukis Martapura mengatakan, dampak dari mahalnya harga cabai tentu sangat berpengaruh bagi dirinya sebagai seorang ibu rumah tangga.
Karena selain harga cabai yang cukup tinggi harga kebutuhan lain juga cukup mahal, sehingga membuatnya harus mengeluarkan uang dapur yang lebih guna memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
“Yang pasti ada pengaruhnya kepada kita karena kita harus mengeluarkan uang ekstra untuk memenuhi kebutuhan dapur kita,” terangnya.
(gpr)