BI Prediksi Pertumbuhan Ekonomi RI Masih Melambat

Selasa, 11 November 2014 - 16:37 WIB
BI Prediksi Pertumbuhan Ekonomi RI Masih Melambat
BI Prediksi Pertumbuhan Ekonomi RI Masih Melambat
A A A
BANDUNG - Bank Indonesia (BI) memprediksi pertumbuhan ekonomi (PE) Indonesia hingga tahun depan masih akan mengalami perlambatan.

BI memperkirakan, sampai akhir tahun 2014 berada pada kisaran 5,08%-5,11%. Sementara pada kuartal IV/2014, pertumbuhan ekonomi hanya pada angka 4,99%-5,05%.

"Sementara prospek ekonomi daerah pada tahun 2015 secara agregat mengindikasikan pertumbuhan ekonomi nasional dapat mencapai kisaran 5,37%-5,58%, terutama didorong oleh pertumbuhan ekonomi Kawasan Timur Indonesia (KTI) yang meningkat tinggi," kata Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo usai Rakor Koordinasi seluruh wilyah BI di Bandung, Jawa Barat, Selasa (11/11/2014).

Agus melanjutkan, produk domestik bruto (PDB) nasional pada kuartal III/2014 yang mengalami perlambatan dibandingkan kuartal II/2014 dari 5,1% karena perlambatan ekonomi di dua wilayah, yakni Sumatera dan DKI Jakarta.

Meski demikian, terdapat tanda-tanda awal pemulihan ekonomi nasional seperti tampak pada pertumbuhan Jawa (kecuali Jakarta), yang mulai stabil dan pertumbuhan KTI yang terus membaik.

"DKI Jakarta juga diperkirakan sudah melewati titik terendahnya," ujar dia.

Berdasarkan peta pertumbuhan ekonomi daerah (PDRB), wilayah Sumatera mengalami penurunan PE dari 4,9% di kuartal II/2014 menjadi 4,5% pada kuartal III/2014.

Wilayah Jakarta mengalami peningkatan PE dari 6,1% menjadi 6,0%, wilayah Jawa (kecuali Jakarta) ‎pertumbuhan ekonominya stabil di angka 5,6%, sementara di wilayah KTI mengalami pertumbuhan dari 4,9% menjadi 5,1%.

Menurutnya, melambatnya pertumbuhan ekonomi Sumatera karena harga batu bara, harga karet, harga CPO, beserta minyak dan gas yang ikut mengalami penurunan.‎

"Perlambatan Sumatera karena kinerja sektor pertanian dan agroindustri yang melambat," ungkapnya.

Sedangkan perlambatan di wilayah Jakarta paling utama di sektor konsutruksi. Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi KTI naik lantaran membaiknya kinerja tambang seiring dengan keluarnya izin ekspor tambang.

Sementara di Jawa (kecuali Jakarta) di topang oleh meningkatnya produksi tanaman bahan makanan (tabama) akibat mundurnya masa penen di kuartal II dan masih kuatnya manufaktur.

"‎Faktor yang membuat Jawa tumbuh baik karena munfaktur di ekspor dan di dunia yang kuat permintaanya itu dari Amerika," ujar dia.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5437 seconds (0.1#10.140)