INACA Tingkatkan Daya Saing Jelang ASEAN Open Sky
A
A
A
JAKARTA - Ketua Dewan Pembina Asosiasi Perusahaan Penerbangan Nasional Indonesia (INACA) Emirsyah Satar meminta kepada segenap anggota INACA memiliki kesamaan sikap untuk meningkatkan daya saing sebagai langkah proaktif menghadapi tantangan ASEAN Open Sky Policy 2015 yang akan dipenuhi persaingan ketat.
“Kita harus satu suara untuk menciptakan kekuatan bersama sekaligus menjadi mitra pemerintah dalam membangun iklim usaha bisnis penerbangan yang tangguh guna bersaing di level regional,” kata Emirsyah dalam rilisnya, Jumat (14/11/2014).
Emir mengemukakan hal tersebut sebagai respon atas sinyal positif yang diberikan oleh Menteri Perhubungan Ignasius Jonan kepada INACA saat memberikan sambutan dalam acara RUA INACA tersebut.
“INACA sudah semestinya menjadi mitra bagi pemerintah, khususnya Kementerian Perhubungan untuk senantiasa memberikan saran-saran terkait regulasi yang dapat menciptakan efisiensi dan efektivitas dalam industri penerbangan nasional,” tegas Emir.
Ketua Umum INACA Arif Wibowo mengatakan, pihaknya menyambut baik kebijakan yang dilontarkan oleh Menteri Perhubungan tentang peningkatan faktor keselamatan penerbangan dan menyerahkan aspek komersial kepada maskapai penerbangan guna menciptakan iklim usaha yang sehat.
Menurut dia, kebijakan yang fokus kepada keselamatan dan penyerahan kebijakan komersial kepada mekanisme pasar merupakan angin segar sekaligus bukti dukungan pemerintah agar pelaku bisnis penerbangan nasional memiliki kemampuan daya saing yang lebih kuat.
Arif menegaskan hal itu sejalan dengan tekad INACA untuk terus menaikkan kelas keselamatan penerbangan menjadi kategori 1 berdasarkan standar FAA, sehingga menurunkan country safety risk Indonesia yang dapat menekan biaya asuransi pesawat, sehingga pada akhirnya menurunkan biaya operasi maskapai.
Sementara itu, Ketua Penerbangan Tidak Berjadwal INACA Denon Prawiraatmaja berharap agar pemerintah dapat menetapkan fixed based operation (FBO) di setiap bandara dan perlu adanya regulasi terbang malam untuk helikopter.
“INACA juga harus tetap memberikan ide-ide segar kepada pemerintah, terutama soal regulasi yang tergolong kontra-produktif terhadap kemajuan industri penerbangan nasional,” tegas Denon.
“Kita harus satu suara untuk menciptakan kekuatan bersama sekaligus menjadi mitra pemerintah dalam membangun iklim usaha bisnis penerbangan yang tangguh guna bersaing di level regional,” kata Emirsyah dalam rilisnya, Jumat (14/11/2014).
Emir mengemukakan hal tersebut sebagai respon atas sinyal positif yang diberikan oleh Menteri Perhubungan Ignasius Jonan kepada INACA saat memberikan sambutan dalam acara RUA INACA tersebut.
“INACA sudah semestinya menjadi mitra bagi pemerintah, khususnya Kementerian Perhubungan untuk senantiasa memberikan saran-saran terkait regulasi yang dapat menciptakan efisiensi dan efektivitas dalam industri penerbangan nasional,” tegas Emir.
Ketua Umum INACA Arif Wibowo mengatakan, pihaknya menyambut baik kebijakan yang dilontarkan oleh Menteri Perhubungan tentang peningkatan faktor keselamatan penerbangan dan menyerahkan aspek komersial kepada maskapai penerbangan guna menciptakan iklim usaha yang sehat.
Menurut dia, kebijakan yang fokus kepada keselamatan dan penyerahan kebijakan komersial kepada mekanisme pasar merupakan angin segar sekaligus bukti dukungan pemerintah agar pelaku bisnis penerbangan nasional memiliki kemampuan daya saing yang lebih kuat.
Arif menegaskan hal itu sejalan dengan tekad INACA untuk terus menaikkan kelas keselamatan penerbangan menjadi kategori 1 berdasarkan standar FAA, sehingga menurunkan country safety risk Indonesia yang dapat menekan biaya asuransi pesawat, sehingga pada akhirnya menurunkan biaya operasi maskapai.
Sementara itu, Ketua Penerbangan Tidak Berjadwal INACA Denon Prawiraatmaja berharap agar pemerintah dapat menetapkan fixed based operation (FBO) di setiap bandara dan perlu adanya regulasi terbang malam untuk helikopter.
“INACA juga harus tetap memberikan ide-ide segar kepada pemerintah, terutama soal regulasi yang tergolong kontra-produktif terhadap kemajuan industri penerbangan nasional,” tegas Denon.
(rna)