REI Berharap Kenaikan BBM Tak Pengaruhi Suku Bunga
A
A
A
JAKARTA - Para pengembang di Jawa Tengah (Jateng) berharap kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) tidak memengaruhi BI Rate (suku bunga).
Ketua DPD Real Estate Indonesia (REI) Jateng MR Priyanto juga berharap agar Bank Indonesia (BI) mempertahankan BI Rate sebesar 7,5% hingga akhir tahun. Ini untuk menunjang penjualan perumahan di Jateng.
"Dengan suku bunga tetap, maka bunga KPR dari perbankan tidak akan ada perubahan. Artinya, tidak akan semakin memberatkan masyarakat," katanya di Semarang, Jumat (14/11/2014).
Dia mengaku, suku bunga yang stagnan akan membuat para pengembang, terutama calon pembeli rumah dengan sistem kredit lebih tenang. "Kalau naik terus, ya akan sangat memberatkan," ucapnya.
Menurutnya, dengan BI Rate yang tetap, para pengembang justru mengkhawatirkan rencana pemerintah yang akan menaikkan harga BBM.
Pasalnya, dengan kenaikan harga BBM akan berdampak naiknya harga bahan baku dan tukang. Kenaikan itu akan berpengaruh terhadap harga jual rumah yang juga akan naik.
Sebab itu, pihaknya sangat berharap, rencana kenaikan BBM tidak berpengaruh teradap BI Rate.
"Kalau BBM naik, BI Rate ikut naik, kita semua susah. Pengembang mau tidak mau menaikkan harga jual rumah, sementara dengan kredit bunga tinggi akan memberatkan masyarakat," jelasnya.
Wakil Ketua DPD REI Jateng Bidang Promosi, Publikasi, dan Kehumasan Dibya K Hidayat berharap, kenaikan harga BBM tidak berdampak negatif terhadap BI rate.
Di sisi lain, dengan rencana kenaikan harga BBM bersubsidi ternyata mampu meningkatkan penjualan rumah.
Hal ini dikarenakan masyarakat beranggapan bahkwa saat ini adalah waktu tepat untuk membeli properti, karena khawatir akan naik tahun depan.
"Mumpung harga rumah belum naik akibat dampak kenaikan BBM banyak masyarakat yang mulai melakukan pembelian rumah," pungkasnya.
Ketua DPD Real Estate Indonesia (REI) Jateng MR Priyanto juga berharap agar Bank Indonesia (BI) mempertahankan BI Rate sebesar 7,5% hingga akhir tahun. Ini untuk menunjang penjualan perumahan di Jateng.
"Dengan suku bunga tetap, maka bunga KPR dari perbankan tidak akan ada perubahan. Artinya, tidak akan semakin memberatkan masyarakat," katanya di Semarang, Jumat (14/11/2014).
Dia mengaku, suku bunga yang stagnan akan membuat para pengembang, terutama calon pembeli rumah dengan sistem kredit lebih tenang. "Kalau naik terus, ya akan sangat memberatkan," ucapnya.
Menurutnya, dengan BI Rate yang tetap, para pengembang justru mengkhawatirkan rencana pemerintah yang akan menaikkan harga BBM.
Pasalnya, dengan kenaikan harga BBM akan berdampak naiknya harga bahan baku dan tukang. Kenaikan itu akan berpengaruh terhadap harga jual rumah yang juga akan naik.
Sebab itu, pihaknya sangat berharap, rencana kenaikan BBM tidak berpengaruh teradap BI Rate.
"Kalau BBM naik, BI Rate ikut naik, kita semua susah. Pengembang mau tidak mau menaikkan harga jual rumah, sementara dengan kredit bunga tinggi akan memberatkan masyarakat," jelasnya.
Wakil Ketua DPD REI Jateng Bidang Promosi, Publikasi, dan Kehumasan Dibya K Hidayat berharap, kenaikan harga BBM tidak berdampak negatif terhadap BI rate.
Di sisi lain, dengan rencana kenaikan harga BBM bersubsidi ternyata mampu meningkatkan penjualan rumah.
Hal ini dikarenakan masyarakat beranggapan bahkwa saat ini adalah waktu tepat untuk membeli properti, karena khawatir akan naik tahun depan.
"Mumpung harga rumah belum naik akibat dampak kenaikan BBM banyak masyarakat yang mulai melakukan pembelian rumah," pungkasnya.
(izz)