Jelang Kenaikan BBM, Momentum Terbaik Membeli Hunian

Minggu, 16 November 2014 - 10:42 WIB
Jelang Kenaikan BBM, Momentum Terbaik Membeli Hunian
Jelang Kenaikan BBM, Momentum Terbaik Membeli Hunian
A A A
JAKARTA - Real Estate Ekspo 2014 dinilai sebagai momen terbaik pembelian properti atau hunian sebelum kenaikan harga akibat naiknya BBM dan upah minimum.

Tren masyarakat membeli rumah pun sepertinya akan semakin marak dalam Real Estate Ekspo 2014 yang kembali digelar di JCC dari 15 hingga 23 November 2014.

Ketua Umum Persatuan Perusahaan Real Estate Indonesia (REI) Eddy Hussy mengatakan, pameran dua kali dalam setahun ini menampilkan 140 pengembang di 165 lokasi proyek strategis.

Hunian yang ditawarkan pengembang bervariasi baik yang vertikal dan rumah tapak. Tren hunian tipe kecil diperkirakan memiliki peminat lebih banyak karena harga tanah dan material semakin naik.

"Kami optimis transaksi pembelian di event ini akan mencapai Rp2 triliun atau menyamai nilai sebelumnya. Ini merupakan event terakhir sebelum kenaikan BBM yang biasanya memicu naiknya harga properti," ujarnya dalam pembukaan Real Estate Ekspo 2014 di Jakarta, kemarin.

Dia mengatakan, harga properti diperkirakan akan menyesuaikan diri dengan kenaikan BBM dan upah minimum buruh.

Pihaknya mengaku belum dapat memperkirakan kenaikan harga yang dapat terjadi karena tergantung harga material dan upah pekerja.

Namun, REI memprediksi kenaikan akan terjadi secara bertahap setidaknya sebesar 10%-15%.

"Tergantung suplier bahan bangunan akan menaikkan harga berapa. Semoga ada insentif dari pemerintah. Namun pengembang tidak akan mengambil kesempatan untuk menaikkan harga tinggi," tuturnya.

Eddy menilai, permintaan terhadap hunian masih akan terus tumbuh seiring kenaikan taraf hidup masyarakat kelas menengah di Indonesia.

Untuk itu, pihaknya berharap pemerintah juga memiliki kebijakan yang mendukung kebutuhan pasar. Khususnya dalam aturan Loan To Value (LTV ) untuk Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan KPR inden untuk rumah kedua.

Pihaknya berharap Bank Indonesia (BI) segera merevisi aturan tersebut, sehingga membantu daya beli masyarakat.

"Sistem pembiayaan kita cukup baik dan sangat aman dalam kredit KPR. Kami sudah ketemu BI dan sektor properti sudah stabil pertumbuhannya. Semoga aturan LTV untuk rumah pertama hanya 10% saja," terang dia.

Menurutnya, sebanyak 60 juta kelas menengah terus naik dan ingin perbaiki taraf hidup. Tidak semuanya memiliki tabungan untuk memenuhi DP rumah pertama yang tinggi.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6767 seconds (0.1#10.140)