Faisal Basri: Migas Ujung Tombak Industrialisasi

Minggu, 16 November 2014 - 22:03 WIB
Faisal Basri: Migas Ujung Tombak Industrialisasi
Faisal Basri: Migas Ujung Tombak Industrialisasi
A A A
JAKARTA - Pengamat ekonomi yang ditunjuk sebagai Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Migas Faisal Basri menjelaskan, dibentuknya tim ini untuk membantu pemerintah memperkuat institusi pengelolaan migas.

"Institusi itu adalah trigger bagi tranparansi, penguatan itu transparansi, akuntabilitas, dan efektivitas. Kegiatan migas banyak yang efektivitasnya rendah. Kami ingin menawarkan pada tim, migas ini bukan sebagai energi namun ujung tombak industrialisasi," ujarnya di Kementerian ESDM, Jakarta, Minggu (16/11/2014).

Faisal menjelaskan, dari hulu dan hilir migas benar-benar jadi tonggak. Jika Indonesia tidak membangun kilang, maka akan kehilangan kesempatan produksi kondensar yang merupakan bahan baku petrokimia.

Menurutnya, Indonesia impor barang plastik terbesar nomor empat di dunia dan kimia organik terbesar ke lima.

"Bayangkan, kita enggak punya industri ini. Kita impor banyak banget. Selain itu juga fiskal. Karena dia terkait dengan penerimaan negara dari PPh minyak dan bagi hasil minyak serta subsidi sekarang sedang defisit, pendapatan lebih kecil dari pengeluaran migas," jelasnya.

Sementara, terkait kedaulatan minyak. Di mana, minyak ini non renewable. Dia menginginkan ada azas keadilan antar generasi dalam pengelolaan minyak, jika Indonesia produksi sekarang, ke depannya produksi sedikit

"Kita mulai dari prinsip dasar baru kita jabarkan penguatan kelembagaan. Kita lihat dari hulu ke hilir, apa pusat syaratnya. Kalau itu dibenahi semoga jadi berkah bukan kutukan," pungkasnya.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9071 seconds (0.1#10.140)