Mukab Kadin Kabupaten Bandung Hanya Satu Calon
A
A
A
BANDUNG - Pelaksanaan Musyawarah Kabupaten (Mukab) ke-7 Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kabupaten Bandung hanya memunculkan satu nama calon ketua yaitu Ferry Sandiyana.
Dia dipastikan menjadi satu-satunya calon ketua setelah pada batas akhir pendaftaran calon ketua tidak ada lagi yang mendaftarkan diri.
“Hingga penutupan pendaftaran Jumat (14/11/2014) lalu, hanya satu nama calon yang mendaftarkan diri. Kalau begitu, pada saatnya nanti pemilihan hanya nama Pak Ferry Sandiyana yang muncul untuk dipilih oleh pemegang hak suara,” ungkap Ketua Panitia Mukab ke-7 Kadin Kabupaten Bandung Taufik Nasori kepada wartawan, Senin (17/11/2014).
Adapun Mukab ke-7 Kadin Kabupaten Bandung akan dilaksanakan pada 19 November 2014 di Hotel Sutan Raja Soreang Kabupaten Bandung. Rencananya, Mukab tersebut akan dihadiri sekitar 200 peserta yang terdiri dari anggota Kadin dan tamu undangan lainnya.
“Dari jumlah tersebut, 89 di antaranya merupakan anggota Kadin Kabupaten Bandung yang memegang hak suara,” sebutnya.
Dihubungi terpisah, Ferry Sandiyana menuturkan, pencalonannya sebagai Ketua Kadin Kabupaten Bandung pada Mukab kali ini sebagai bentuk baktinya kepada Kadin yang telah memberikan banyak manfaat bagi dirinya.
“Telah banyak manfaat yang saya dapat dari Kadin. Karenanya, wajar jika saya memiliki niatan untuk juga memberikan manfaat kepada Kadin. Agar bisa membesarkan nama Kadin khususnya, umumnya mengembangkan potensi ekonomi di Kabupaten Bandung,” katanya.
Menurutnya, masih banyak potensi ekonomi di Kabupaten Bandung yang perlu digarap lebih maksimal lagi. Dibandingkan dengan wilayah-wilayah lainnya di Jawa Barat, Kabupaten Bandung memiliki indeks produksi tinggi untuk komoditas palawija, hortikultura dan tanaman-tanaman obat.
Apalagi beberapa komoditas seperti kopi sudah menjadi langganan ekspor. Potensi ini, kata Ferry, harus terus digenjot agar makin meningkatkan pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut.
“Kabupaten Bandung sebagai daerah penyangga ibukota provinsi memiliki potensi besar untuk akselerasi pertumbuhan ekonomi. Sektor pertanian, perkebunan, UMKM, maupun sektor ekonomi lainnya harus terus dikembangkan. Berharap ke depan akan makin banyak investasi yang ditanamkan,” kata pria yang juga merupakan Ketua DPP AP2ERSI (Asosiasi Pengembang Perumahan Rakyat Indonesia) ini.
Dia dipastikan menjadi satu-satunya calon ketua setelah pada batas akhir pendaftaran calon ketua tidak ada lagi yang mendaftarkan diri.
“Hingga penutupan pendaftaran Jumat (14/11/2014) lalu, hanya satu nama calon yang mendaftarkan diri. Kalau begitu, pada saatnya nanti pemilihan hanya nama Pak Ferry Sandiyana yang muncul untuk dipilih oleh pemegang hak suara,” ungkap Ketua Panitia Mukab ke-7 Kadin Kabupaten Bandung Taufik Nasori kepada wartawan, Senin (17/11/2014).
Adapun Mukab ke-7 Kadin Kabupaten Bandung akan dilaksanakan pada 19 November 2014 di Hotel Sutan Raja Soreang Kabupaten Bandung. Rencananya, Mukab tersebut akan dihadiri sekitar 200 peserta yang terdiri dari anggota Kadin dan tamu undangan lainnya.
“Dari jumlah tersebut, 89 di antaranya merupakan anggota Kadin Kabupaten Bandung yang memegang hak suara,” sebutnya.
Dihubungi terpisah, Ferry Sandiyana menuturkan, pencalonannya sebagai Ketua Kadin Kabupaten Bandung pada Mukab kali ini sebagai bentuk baktinya kepada Kadin yang telah memberikan banyak manfaat bagi dirinya.
“Telah banyak manfaat yang saya dapat dari Kadin. Karenanya, wajar jika saya memiliki niatan untuk juga memberikan manfaat kepada Kadin. Agar bisa membesarkan nama Kadin khususnya, umumnya mengembangkan potensi ekonomi di Kabupaten Bandung,” katanya.
Menurutnya, masih banyak potensi ekonomi di Kabupaten Bandung yang perlu digarap lebih maksimal lagi. Dibandingkan dengan wilayah-wilayah lainnya di Jawa Barat, Kabupaten Bandung memiliki indeks produksi tinggi untuk komoditas palawija, hortikultura dan tanaman-tanaman obat.
Apalagi beberapa komoditas seperti kopi sudah menjadi langganan ekspor. Potensi ini, kata Ferry, harus terus digenjot agar makin meningkatkan pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut.
“Kabupaten Bandung sebagai daerah penyangga ibukota provinsi memiliki potensi besar untuk akselerasi pertumbuhan ekonomi. Sektor pertanian, perkebunan, UMKM, maupun sektor ekonomi lainnya harus terus dikembangkan. Berharap ke depan akan makin banyak investasi yang ditanamkan,” kata pria yang juga merupakan Ketua DPP AP2ERSI (Asosiasi Pengembang Perumahan Rakyat Indonesia) ini.
(gpr)