Tom Burger Berekspansi dari Desa ke Kota

Selasa, 18 November 2014 - 20:33 WIB
Tom Burger Berekspansi dari Desa ke Kota
Tom Burger Berekspansi dari Desa ke Kota
A A A
FOKUS dan ulet menjadi kunci sukses dalam membangun bisnis. Hal itu yang dipegang Tomy Man Bayoe dalam mengembangkan usaha makanan dengan brand Tom Burger.

Kini, usaha makanannya tersebut berkembang pesat di Sumatera Barat. Namun, apa yang dirintisnya tidak semudah seperti membalikkan tangan. Banyak perjuangan yang dilalui.

Berawal dari sebuah gerobak, Tomy merintis usaha dari nol. Pada 2004, saat masih kuliah di Universitas Andalas, Padang, dia mendapat bantuan dari Dikti (Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi) sebesar Rp5 juta sebagai modal usaha bagi mahasiswa.

Ditopang tekad yang kuat untuk menjadi seorang entrepreneur, dari satu outlet di kota Padang, pelan-pelan usahanya berkembang hingga 20 outlet.

Di tengah upaya pengembangan usaha, bisnis yang dibangunnya jatuh. "Banyak usaha serupa lahir. Kita harus bersaing. Di tengah perkembangan usaha kami harus jatuh," ujar Tomy.

Namun, hal tersebut tidak membuat dia putus asa. Pada 2007, Tomy bersama sang istri eksodus ke Payakumbuh, salah satu kabupaten di Sumatera Barat. Dia kembali membangun usaha dari awal. Pria bersahaja ini membangun sebuah pabrik roti.

"Saya bangun pabrik di Payakumbuh. Kita buat kualitas roti burger yang baik. Belajar dari kegagalan sebelumnya, tanpa didukung produksi sendiri memang kualitas burger tidak terjaga," imbuhnya.

Perlahan dia kembali membangun usahanya. Tomy mengembangkan bisnis Tom Burger dengan sistem franchise hingga memiliki 80 outlet. Usahanya pun kembali bangkit. Varian yang dijualnya lebih banyak, mulai dari burger aneka rasa, pizza hingga kebab. Kini, omzet Tom Burger rata-rata mencapai Rp80-Rp100 juta per bulan.

"Jika dihitung setiap gerobak, pendapatan yang dihasilkan saat ini sekitar Rp200 ribu setiap harinya. Bahkan, ada yang mencapai Rp500-800 ribu per hari," ungkapnya.

Dalam sistem franchise ini, Tomy mengatakan, masyarakat yang tertarik bermitra cukup menginvestasikan dana sekitar Rp6 juta. Mereka mendapatkan paket, berupa gerobak, kompor, alat masak dan peralatan lainnya sesuai dengan standar Tom Burger. Demikian pula bahan-bahan, seperti roti, sosis dan sebagainya, disediakan.

"Awalnya memang sulit. Bahkan, ada dari mitra yang tidak tahu daun bawang. Kita carikan bahannya. Tapi, untuk melatih mereka tidak butuh waktu lama kok. Cukup kita ajarin 10 menit sudah bisa," ujarnya.

Tomy mengungkapkan, sosis dan daging burger diproduksi sendiri di pabriknya, sehingga kualitas rasanya terjaga.

Saat ini, usaha yang dijalankannya baru berupa gerobakan. Ke depan, Tomy berencana akan membuat franchise dengan sistem retail atau restoran. Konsepnya sedang kita buat," ujar pria bersahaja ini.

Cita-cita Tomy cukup tinggi. Ayah satu anak ini mengusung tagline From Village to Indonesia, dari desa merambah ke kota-kota besar di Indonesia. Dia berharap usahanya dapat berkembang hingga dikenal ke seluruh daerah di Tanah Air.

"Saya punya mimpi Tom Burger nanti bisa berkembang hingga ke seluruh Indonesia, terutama Jawa. Namun, butuh persiapan. Di antarnya kualitas, konsistensi makanan, varian dan lainnya. Kita harus terus berinovasi," terangnya.

"Kalau nanti terwujud, saya ingin di outlet restoran Tom Burger ada edukasi dan atraksinya. Konsumen dapat memilih atau membuat bahan sendiri. Mereka juga dapat melihat cara pembuatannya," lanjut Tomy.

Untuk beberapa tahun ke depan, Tomy akan memaksimalkan penetrasi pasar di kota-kota seluruh Pulau Sumatera. Setelah itu, dia akan berekspansi ke Pulau Jawa dan daerah-daerah sekitarnya.
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4163 seconds (0.1#10.140)