Pasar Mobil 2015 Diprediksi Stagnan

Selasa, 25 November 2014 - 11:31 WIB
Pasar Mobil 2015 Diprediksi Stagnan
Pasar Mobil 2015 Diprediksi Stagnan
A A A
JAKARTA - Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) memperkirakan, penjualan mobil tahun depan akan sama seperti tahun ini, yaitu sekitar 1,2 juta unit.

“Pertumbuhan pasar automotif sangat bergantung pada pertumbuhan ekonomi secara nasional. Saat ekonomi tumbuh dengan baik, rata-rata 5,6-5,7% selama enam tahun berturutturut, automotif tumbuh sekitar 24,3%,” ujar Ketua Gaikindo Sudirman MR di Jakarta kemarin.

Sudirman mengatakan, penjualan automotif dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti inflasi, suku bunga, dan nilai tukar. Dia mengingatkan, industri komponen automotif saat ini hampir 95% bahan bakunya masih diimpor. Selain faktorfaktor tersebut, kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) baru- baru ini juga memengaruhi penjualan. “Pasti turun, tapi itu tidak akan lama karena akan kembali lagi,” tuturnya.

Co-Chairman I Gaikindo Jongkie D Sugiarto menambahkan, demi meningkatkan pasar automotif nasional, harus ada dorongan dari pemerintah berupa penurunan pajak penjualan barang mewah (PPnBM). Dia mencontohkan harga mobil jenis sedan yang relatif tinggi saat ini karena tingginya PPnBM. PPnBM sedan kecil dengan mesin berkapasitas di bawah 1.500 cc mencapai 30%.

Sementara, PPnBM termurah sebesar 10% dinikmati jenis mobil serbaguna (multi-purpose vehicle /MPV) dengan kapasitas mesin di bawah 1.500 cc. “Untuk mendapatkan harga yang murah, tentu PPnBM harus dikurangi. Ini tidak hanya untuk meningkatkan pasar domestik, tetapi dengan adanya peningkatan produksi, kita berpeluang besar untuk mengekspor,” tandasnya.

Tahun ini Gaikindo menargetkan ekspor mobil menembus angka 200.000 unit. Produsen automotif juga berharap pemerintah saat ini meluncurkan kebijakan yang lebih kondusif bagi pengembangan kendaraan ramah lingkungan (green car) dan berbahan bakar alternatif. Langkah ini tidak saja diperlukan untuk menunjang program pemerintah untuk menggalakkan penggunaan energi alternatif, tapi juga untuk meningkatkan daya saing industri automotif nasional dalam menghadapi tren pasar global ke depan.

“Pelaku industri siap untuk mendukung program meningkatkan efisiensi penggunaan BBM dan pemakaian energi alternatif seperti gas dan etanol,” kata Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) I Made Dana Tangkas kemarin. Menurut Made Dana, berbagai produsen automotif dunia sejak beberapa tahun terakhir berpacu mengembangkan berbagai teknologi untuk menghemat pemakaian BBM atau bahan bakar fosil.

Selain melalui pengembangan teknologi hibrida, produsen mobil juga mengembangkan teknologi bahan bakar alternatif seperti gas dan etanol, termasuk menggunakan bahan bakar hidrogen. Menurut Made, selain dikenal sebagai produsen terbesar mobil hibrida, Toyota telah berhasil mengembangkan kendaraan berbahan hidrogen seperti fuel cell vehicle (FCV) yang dipamerkan dalam Indonesia International Motor Show (IIMS) baru-baru ini di Jakarta.

Dijadwalkan, mulai tahun 2015 mobil FCV sudah mulai masuk ke pasar komersial di Amerika Serikat. Toyota Indonesia juga telah mempunyai kemampuan untuk memproduksi mesin kendaraan berbahan bakar etanol. Namun, karena pasarnya belum tersedia di dalam negeri, mesin ini diekspor ke sejumlah negara di Amerika Latin seperti Argentina.

“Sejak beberapa tahun terakhir TMMIN secara kontinu mengekspor mesin berbahan bakar etanol ke pasar negara Amerika Latin yang antara lain digunakan untuk Toyota Hilux oleh produsen Toyota di negara tersebut,” jelasnya. Selain itu, TMMIN telah berhasil mengembangkan pemakaian bahan bakar gas alam atau compressed natural gas (CNG) untuk sejumlah kendaraan yang diproduksi di Indonesia seperti Limo dan Agya.

“Toyota sudah siap untuk memproduksi kendaraan berbahan bakar CNG jika pasar dan kebijakan sudah mendukung. Toyota Indonesia akan terus meningkatkan komitmen untuk berkontribusi mengenalkan dan menerapkan teknologi baru di bidang automotif guna mendukung kehidupan masyarakat,” tutur Made Dana.

Sejak beberapa tahun terakhir TMINN tercatat sebagai salah satu basis produksi strategis dalam lingkungan Toyota Global. Melalui penambahan kapasitas produksi yang sudah beroperasi sejak 2013, TMMIN tidak hanya mampu meningkatkan suplai ke pasar dalam negeri sehingga mengurangi impor, tapi sekaligus meningkatkan kinerja ekspor.

Saat ini tercatat enam lini produk Toyota yang langsung diproduksi pabrik milik TMMIN yaitu Toyota Vios, Yaris, Etios, Kijang Innova, dan Fortuner. Total produksi TMMIN melalui tiga pabriknya selama Januari- Oktober 2014 sudah mencapai 213.844 unit atau meningkatkan 33,9%, dibandingkan periode yang sama pada tahun 2013. Dari jumlah itu 94.498 unit diekspor dalam bentuk utuh ke berbagai negara dengan pertumbuhan mencapai 42,9%.

“Selain mobil Toyota yang diproduksi sendiri, TMMIN juga mengekspor mobil Toyota yang diproduksi pabrik Daihatsu seperti Toyota Avanza, Rush, Town Lite dan Agya. Dengan pencapaian sampai Oktober 2014, kami optimistis target pertumbuhan ekspor 30% pada tahun ini bisa tercapai,” kata Direktur Administrasi TMMIN Bob Azam.

Menteri Perindustrian Saleh Husin menyambut baik usulan produsen tersebut. Pemerintah pun akan menyiapkan kebijakannya. “Namun, itu juga tergantung kesiapan industri,” ujarnya. Saleh menegaskan, pemerintah berkeinginan agar industri automotif nasional mampu mengalahkan Thailand.

Pemerintah meminta industri automotif terus memperkuat riset dan pengembangan. Industri komponen lokal juga harus menjadi kekuatan industri automotif nasional. “Kuatnya industri komponen akan mengurangi ketergantungan industri perakitan terhadap komponen impor. Pada akhirnya, itu akan meningkatkan daya saing industri automotif nasional,” tandasnya.

Oktiani endarwati/ Anton c
(ars)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 2.3293 seconds (0.1#10.140)