Sentul City Kota Mandiri Modern Bernuansa Pegunungan

Selasa, 25 November 2014 - 18:41 WIB
Sentul City Kota Mandiri...
Sentul City Kota Mandiri Modern Bernuansa Pegunungan
A A A
SENTUL City merupakan sebuah kawasan "Kota Mandiri Modern Bernuansa Pegunungan", dengan luas sekitar 3.000 hektare di Kabupaten Bogor, yang dikembangkan PT Sentul City Tbk.

Kawasan ini dikembangkan sebagai kota baru yang tidak saja lengkap tetapi mempunyai pengembangan sektor pariwisata.

Sentul City berada di ketinggian 215-700 meter di atas permukaan laut yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas publik, seperti Sentul International Convention Center, Hotel Harris, Pasar Ahpoong, Pasar Modern, Bellanova Country Mall, Sekolah Pelita Harapan, KB/TK/SDS TARUNA BANGSA, Sentul Wonderland Outbound Kids, tempat olahraga, dan masih banyak fasilitas lain.

Jika dlihat dari historisnya, Sentul City yang didirikan pada 1993 sudah menerapkan konseptual pengembangannya Garden City. Hal ini dipengaruhi dari sisi alamnya yang dikaitkan dengan tata ruang makro Jabodetabek, yang hanya diperbolehkan didirikan bangunan 40-50%, berdeda dengan daerah lainnya yang struktur daerahnya cenderung datar.

Vice President Director Sentul City, Andrian Budi Utama mengatakan, seiring perkembangan zaman, pertumbuhan populasi, bangunan dan sebagainya, Sentul City mencanangkan konsep pengembangan baru, yaitu City of Innovation, yang didasarkan pada studi riset dan sebagainya tahun 2009.

Konsep City of Ennovation mempunyai empat pilar pengembangan yang memperlihatkan kemajuan yang signifikan. Pilar pertama, Eco City, yaitu pengembangan kota yang mengacu pada keselarasan lingkungan sekitarnya dengan mengusung konsep Green Property.

Menerapkan konsep City of Ennovation dapat dikatakan naik kelas dari Garden City ke Eco City. Eco City tidak hanya diterapkan pada taman, namun diintegrasikan pada lingkungan dan bangunan.

“Makanya kita punya hotel dengan Garden Roof, yang atapnya dari rumput. Sebenarnya khasanah arsitektur Sentul City sudah tinggi, dapat dilihat dari satu tempat ke tempat yang ain ada jembatan atau jalan layang untuk menghubungkan satu tempat ke tempat lain”, ungkap Andrian.

Kemudian, untuk pilar kedua, yaitu Education and nowledge City. Pengembang properti ini mengembangkan fasilitas pendidikan formal dan nonformal yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat umum.

Fasilitas pendidikan dimulai dari jenjang play group hingga perguruan tinggi. “Saat ini, sudah ada sekolah Fajar Hidayah, BPK Penabur, sekolah Pelita Harapan. Universitas Trisakti sedang melakukan pembangunan,” tambahnya.

Pilar ketiga, yaitu Entertainment and Destination City, kawasan yang awalnya pegunungan diubah menjadi kawasan wisata dan komersial terpadu, termasuk fungsi akomodasi yang didesain menjadi tujuan wisata dengan fasilitas kota bertaraf International. Dengan menyediakan lokasi edukatif salah satunya taman budaya, out bond, wahana pembelajaran dengan tanah liat.

Selain itu, pengunjung atau penghuni di Sentul City dapat belajar di Green Garden dan Eco City. Melalui pilar ini, Sentul City meraih penghargaan dari rekor MURI dengan kategori perusahaan pengembang properti dengan taman terbesar yang berada di jalan utama seluas 22 hektare, dan memiliki 6.900 jenis pohon.

“Taman ini menjadi tempat belajar bagi mahasiswa IPB dan mahasiwa dari luar, seperti dari University Yokohama”, tutur Andrian.

Terakhir, pilar Art and Culture City, yaitu mengembangkan aspek seni dan budaya, melalui sarana dan prasarana untuk tempat pertunjukan kebudayaan dan tempat-tempat yang bernuansa tradisional.

Sentul City berupaya mengembangkan seni sejalan dengan potensi lokal yang ada di sekitarnya. Selain itu, terdapat patung-patung yang sengaja didatangkan dari luar negeri tujuannya agar menjadi pengetahuan bagi pengunjung maupun penghuni.

Sentul City mendirikan Kota Mandiri Terpadu sebagai kawasan permukiman dan resort, yang telah didukung dengan infrastruktur, seperti pintu tol Sentul Selatan (Jakarta – Ciawi) dan Tol Sentul Barat (Sentul City – Kedunghalang), yang memberikan akses langsung untuk mencapai dan keluar dari Kota Mandiri Sentul City.

Terkait dengan pembatasan penggunaan air tanah yang digunakan oleh penghuni aparteman atau kawasan kota mandiri, Sentul City tidak menggunakan air tanah, namun menggunakan sumber air dari pengunungan dan air dari PDAM.

Lebih lanjut, Andrian menjelaskan, jika dilihat dari struktur geologi, Sentul City tidak mungkin mengambil air tanah. “Di sini tidak ada tanah yang mengandung air jadi kita memiliki dua sumber air, yaitu PDAM dan air dari gunung”, ujarnya.

Selain itu, untuk mengurangi penggunaan energi listrik dari PLN yang makin berat, Sentul City berencana akan melakukan MoU dengan salah satu perusahaan dari Belanda. Energi ini akan memanfaatkan limbah organik rumah tangga, baik dari restoran atau sampah rumah tangga bekas makanan.

Sampah organik tersebut akan diinstalasikan menjadi gas methan untuk menyalakan turbin. Kerja sama ini akan menjadi pilot project utama di Indonesia.

Untuk menjaga kelestarian alam, Sentul City memperhatikan sungai-sungai yang ada di kawasan hunian dan kawasan wisata dengan melindungi pinggiran sungai dengan dinding penahan tanah agar tidak longsor atau erosi. Sentul City memberikan contoh bagi masyarakat agar menjaga sungai. [Info]
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2554 seconds (0.1#10.140)