BNI Targetkan Dana Kelolaan Nasabah Kaya Rp45 T

Rabu, 26 November 2014 - 00:13 WIB
BNI Targetkan Dana Kelolaan...
BNI Targetkan Dana Kelolaan Nasabah Kaya Rp45 T
A A A
JAKARTA - PT Bank Negara Indonesia Tbk menargetkan dana kelolaan nasabah kaya (wealth management) tahun ini dapat mencapai Rp45 triliun. Perseroan optimistis dapat terus mengembangkan bisnis ini dan dapat tumbuh 20% di tahun depan.

Direktur Ritel dan Konsumer BNI Darmadi Sutanto mengatakan saat ini bisnis wealth management dapat tumbuh 25%. Pertumbuhan ini ditopang oleh pencapaian pertumbuhan nasabah sebesar 15%.

Jumlah nasabah yang tercatat sebanyak 20 ribu orang untuk emerald. Nasabah emerald memiliki batas simpanan minimal Rp1 miliar. Sementara nasabah dengan simpanan minimal Rp10 miliar mencapai 700 orang.

"Nasabah kami konservatif investasi di obligasi, ORI, reksadana, dan sedikit berbasis saham. Dana kelolaan sudah hampir Rp45 triliun, dan akan naik hingga akhir tahun. Nilai ini tumbuh dari Rp38 triliun di tahun lalu," ujar Darmadi dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa (25/11/2014).

Darmadi yang juga menjabat sebagai ketua Asosiasi Wealth Manager Tersertifikasi (CWMA) mengatakan pertumbuhan kontribusi wealth management terhadap pendapatan berbasis biaya (fee based income) didominasi sektor investasi (reksadana) yang tumbuh 45% secara year on year (YoY).

Sementara tulang punggungnya berasal dari bancassurance ternyata masih mengalami stangnansi. Produk produk berbasis saham mulai kita kembangin.

"Kami akan perkuat layanan untuk meningkatkan loyalitas. Seperti mengurus mereka kalau berobat ke singapura, atau antar jemput apabila mereka ke luar kota," ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut dia juga menjelaskan pentingnya penguatan produk wealth dan kesiapan SDM, khususnya untuk menyambut Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 (MEA). Dia menilai saat ini ada keterbatasan produk wealth akibat minimnya underlying produk yang hanya mengandalkan obligasi atau ORI.

Hal ini masih membuat produk bank asing masih lebih menarik bagi masyarakat Indonesia. Ini membuat wealth manager atau private banker bank asing sangat mudah mencari nasabah di negara ini.

"Ada banyak private banker yang berdatangan mencari nasabah disini. Bahkan mereka merekrut WNI untuk menjaring nasabah.Kita harus kompetitif supaya investor tidak hanya sekedar jadi PMA namun juga berinvestasi di sektor keuangan kalau produk dan return menjanjikan," ujarnya.

Dia menilai terdapat permasalahan dalam industri wealth management di dalam negeri seperti keterbatasan produk, aturan main, perlindungan konsumen, stimulus, fee, dan infrastruktur.

Wealth management juga merupakan strategi menarik aset orang kaya Indonesia yang tersebar di luar negeri. Namun tantangan mengembalikannya bukan hanya sekedar produk tapi sekelompok orang yang memang butuh kesana.

"Selain itu juga ada isu pemutihan pajak dari kalangan pengusaha. Kalau ada lagi bisa jadi menarik aset mereka pulang. Juga ada kepentingan diversifikasi dan aset bermasalah yang pasti akan sulit dengan insentif apapun," ujarnya.

Dia mengatakan pihaknya akan mengadakan "5th International Wealth Management and Private Banking Conference 2014" di Jakarta pada 28 November 2014. Dalam acara tersebut pihak asosiasi akan menmperkuat literasi keuangan di masyarakat.

Para peserta dapat belajar investasi dan produk derivatif lainnya dalam bentuk kelas kelas. "Ditargetkan ada 1000 peserta. Ini pertama kali kami mengadakan kelas kelas yang menyasar edukasi kepada nasabah muda," ujarnya.

Arus tenaga kerja asing di tahun depan mungkin bisa diwujudkan sehingga dampaknya arus paling kuat di bisnis wealth manement. Saat ini sudah banyak dikenal tenaga kerja asing dengan istilah 'suit case banker' yang membawa koper untuk melayani private banking di hotel hotel.

Ini menjadi tantangan kedepan bagaimana kita dapat memitigasi resiko yang mungkin terjadi. Saat ini masih ada proteksi instrumen yang harus dibuat di Indonesia.

"Ini ada baiknya dalam mitigasi resiko dan meminimalisir capital outflow, dengan menjaga produk dasarnya yang lokal. Dengan MEA bagaimana caranya kita membuat produk yang lebih menarik, supaya uang yang berputar itu dapat mendukung pembangunan," ujarnya.
(gpr)
Berita Terkait
HUT BNI ke-74, Pegawai...
HUT BNI ke-74, Pegawai dan Serikat Pekerja Sebar 146.000 Paket Sembako
BNI Ubah Jam Operasional...
BNI Ubah Jam Operasional Selama Bulan Ramadan
Peringati HUT ke-76,...
Peringati HUT ke-76, BNI Terus Berkomitmen Tingkatkan Kualitas Pelayanan dan SDM
Bantu Perangi COVID-19,...
Bantu Perangi COVID-19, UKM Binaan BNI Turut Produksi APD
Perkuat Kolaborasi,...
Perkuat Kolaborasi, BNI Seoul Buka Peluang Pasar
Safari Ramadhan, BNI...
Safari Ramadhan, BNI Wilayah 07 Beri Santunan ke Anak Yatim
Berita Terkini
Strategi Investasi Penting...
Strategi Investasi Penting Hadapi Ketidakpastian Ekonomi Global
16 menit yang lalu
Jaga Pertumbuhan Ekonomi...
Jaga Pertumbuhan Ekonomi Biru, Kadin-KKP Mitigasi Dampak Tarif Trump
49 menit yang lalu
Pemerintah Bentuk Satgas...
Pemerintah Bentuk Satgas PHK Hadapi Dampak Perang Tarif
2 jam yang lalu
Asbanda Luncurkan SP2D...
Asbanda Luncurkan SP2D Online, Bank Jatim Teken PKS Bersama Kemendagri
2 jam yang lalu
Kena Tarif Tambahan...
Kena Tarif Tambahan 10 Persen, Eksportir Tekstil dan Garmen RI Terancam
4 jam yang lalu
Demi Tekan Tarif, Indonesia...
Demi Tekan Tarif, Indonesia Rela Tambah Impor Energi Rp168 Triliun dari AS
5 jam yang lalu
Infografis
6 Negara Arab yang Kaya...
6 Negara Arab yang Kaya Raya karena Memiliki Ladang Minyak
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved