Tahun Depan Bukopin Kejar Sektor Kredit Mikro
A
A
A
PALEMBANG - Menyongsong tahun 2015, Bank Bukopin mulai mengatur strategi pertumbuhan bisnis dengan mengejar laba di sektor kredit mikro. Pihak manajemen optimis target bisa tercapai, menyusul sudah ada penetapan Bukopin naik level tahun ini.
Kepala Cabang Bank Bukopin Palembang, Deri Januar mengulas, capaian DPK Bukopin tercatat hanya sebesar 48% dari target Rp600 miliar. Capaian target tahun 2014 ini diakuinya tidak memuaskan karena target memang dipatok tinggi seiring naiknya growth pada 2013.
Namun, kondisi ekonomi tahun 2014 ternyata berbeda jauh dari ekspektasi. Tidak hanya itu, LDR Bukopun pun tercatat kurang ideal karena hanya berada di level 40%.
“Pertumbuhan ekonomi di 2014 buruk secara nasional karena merupakan tahun politik dan terpacu gejolak harga. Karena itu, di tahun depan akan kami kejar dari sektor kredit mikro,” ungkap Deri di ruang kerjanya, Rabu (26/11/2014).
Dia meyakini, perekonomian di tahun 2015 sudah mulai stabil dan terus tumbuh. Hal ini tentu akan berpengaruh pada likuiditas dan kenyamanan nasabah untuk bertransaksi di bank. Jika likuiditas semakin baik, dipastikan ekspansi kredit bisa lebih leluasa. Apalagi sudah ada penetapan pusat bahwa Bukopin Palembang naik level dari Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) 2 ke BUKU 3.
“Kendati kondisi sulit, tapi pertumbuhan Bukopin secara umum justru naik di atas rata-rata. Sebab target awalnya memang kecil, baik sektor dana ataupun kredit. Itu sebabnya, kami bisa naik kelas,” terangnya.
Deri menilai, dengan kenaikan level ini maka volume limitasi akan meningkat dan segmentasi Bukopin bisa meluas. Dengan begitu, penyaluran kredit akan lebih besar. Apalagi, bisnis mikro masih berpotensi besar di Sumsel dan pemain (bank) lain belum banyak yang menggarap pasar tersebut.
“Penyaluran kredit mikro Bukopin melalui program pensiun dan program Swamitra untuk UKM yang membutuhkan dana Rp1juta-Rp150juta. Kami optimis mampu karena sudah punya pengalaman, sistem, dan kualitas kredit,” beber dia.
Diakuinya NPL untuk kredit mikro sebesar 0%. Hal ini disebabkan pelayanan dilakukan secara fair. Untuk capaian kredit di tahun ini terhitung 82% dari target Rp500 miliar. Adapun dana kredit yang tersalurkan tercatat Rp15miliar perbulan.
“Pastinya, target 2015 bisa lebih besar dan sejalan antara dana dan kredit. Kami pun berencana akan merelokasi kantor ke lokasi yang lebih representatif dan menambah tiga kantor kas dan capem,” ujar Deri.
Sementara itu, salah satu nasabah Swamitra Bukopin, Leo mengatakan, dia dan istri mempunyai deposito berjangka satu bulan di Swamitra Bukopin.
Menurutnya, layanan kredit mikro Bukopin memang cukup memuaskan karena konfirmasi untuk pencairan dana deposito cepat dilayani, begitu juga hal lain yang menyangkut transaksi.
Kepala Cabang Bank Bukopin Palembang, Deri Januar mengulas, capaian DPK Bukopin tercatat hanya sebesar 48% dari target Rp600 miliar. Capaian target tahun 2014 ini diakuinya tidak memuaskan karena target memang dipatok tinggi seiring naiknya growth pada 2013.
Namun, kondisi ekonomi tahun 2014 ternyata berbeda jauh dari ekspektasi. Tidak hanya itu, LDR Bukopun pun tercatat kurang ideal karena hanya berada di level 40%.
“Pertumbuhan ekonomi di 2014 buruk secara nasional karena merupakan tahun politik dan terpacu gejolak harga. Karena itu, di tahun depan akan kami kejar dari sektor kredit mikro,” ungkap Deri di ruang kerjanya, Rabu (26/11/2014).
Dia meyakini, perekonomian di tahun 2015 sudah mulai stabil dan terus tumbuh. Hal ini tentu akan berpengaruh pada likuiditas dan kenyamanan nasabah untuk bertransaksi di bank. Jika likuiditas semakin baik, dipastikan ekspansi kredit bisa lebih leluasa. Apalagi sudah ada penetapan pusat bahwa Bukopin Palembang naik level dari Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) 2 ke BUKU 3.
“Kendati kondisi sulit, tapi pertumbuhan Bukopin secara umum justru naik di atas rata-rata. Sebab target awalnya memang kecil, baik sektor dana ataupun kredit. Itu sebabnya, kami bisa naik kelas,” terangnya.
Deri menilai, dengan kenaikan level ini maka volume limitasi akan meningkat dan segmentasi Bukopin bisa meluas. Dengan begitu, penyaluran kredit akan lebih besar. Apalagi, bisnis mikro masih berpotensi besar di Sumsel dan pemain (bank) lain belum banyak yang menggarap pasar tersebut.
“Penyaluran kredit mikro Bukopin melalui program pensiun dan program Swamitra untuk UKM yang membutuhkan dana Rp1juta-Rp150juta. Kami optimis mampu karena sudah punya pengalaman, sistem, dan kualitas kredit,” beber dia.
Diakuinya NPL untuk kredit mikro sebesar 0%. Hal ini disebabkan pelayanan dilakukan secara fair. Untuk capaian kredit di tahun ini terhitung 82% dari target Rp500 miliar. Adapun dana kredit yang tersalurkan tercatat Rp15miliar perbulan.
“Pastinya, target 2015 bisa lebih besar dan sejalan antara dana dan kredit. Kami pun berencana akan merelokasi kantor ke lokasi yang lebih representatif dan menambah tiga kantor kas dan capem,” ujar Deri.
Sementara itu, salah satu nasabah Swamitra Bukopin, Leo mengatakan, dia dan istri mempunyai deposito berjangka satu bulan di Swamitra Bukopin.
Menurutnya, layanan kredit mikro Bukopin memang cukup memuaskan karena konfirmasi untuk pencairan dana deposito cepat dilayani, begitu juga hal lain yang menyangkut transaksi.
(gpr)