Penghematan Subsidi Harusnya di Atas Rp100 Triliun

Kamis, 27 November 2014 - 21:00 WIB
Penghematan Subsidi Harusnya di Atas Rp100 Triliun
Penghematan Subsidi Harusnya di Atas Rp100 Triliun
A A A
JAKARTA - Komisaris Independen PT Bank Permata Tbk (BNLI) Tony Prasetiantono mengatakan, seharusnya angka penghematan subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) dapat lebih besar. Menurutnya angka yang ada sekarang adalah dengan berpatokan pada harga minyak dunia sebelum mengalami penurunan.

"Menteri Keuangan kemarin katakan kita bisa menghemat Rp100 triliun jika harga BBM naik Rp2 ribu. Angka itu menurut saya kecil, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) masih berdasarkan asumsi harga minyak dunia USD105 per barrel, padahal kenyataannya sekarang jauh dari itu, sekarang harga minyak dunia USD78 per barrel. Harusnya bisa lebih banyak lagi jumlah penghematan subsidinya," ujarnya di Hotel Le Meridien, Jakarta, Kamis (27/11/2014).

Menurutnya, anjloknya harga minyak dunia merupakan perubahan yang cepat pada perekonomian global. "Perubahan sangat cepat terjadi pada ekonomi dunia yaitu turunnya harga minyak. Harga minyak dunia turun drastis, minyak brand Inggris bulan Juni harganya USD115 per barrel, sedangkan hari ini USD78, turun lebih dari 30%," jelasnya.

Dia menambahkan, seharusnya penghematan subsidi tersebut dapat menyentuh angka Rp200 triliun. "Berdasarkan hitungan APBN kan konsumsi minyak kita 46 juta liter. Dengan naik Rp2 ribu bisa hemat dari Rp100 triliun. Seharusnya hitungannya tajam selain Rp2 ribu rupiah dikalikan 46 juta liter tapi dipertimbangkan penurunan harga minyak dunia tersebut juga. Dengan itu masih bisa hemat 25%. Dengan kata lain saya hitung-hitung dari subsidi BBM antara Rp150-Rp200 triliun tahun depan," pungkasnya.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7827 seconds (0.1#10.140)