UMKM Sumatera Selatan Harus Siap Hadapi MEA 2015
A
A
A
PALEMBANG - Pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Sumatera Selatan (Sumsel) harus siap menghadapi era perdagangan bebas Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015.
Kepala Dinas Bidang UMKM dan Koperasi Sumatera Selatan, Yazuri mengemukakan, saat ini serbuan produk asing membanjiri pasar dalam negeri. Hal ini menjadi sesuatu yang menakutkan bagi pelaku bisnis di Indonesia.
"Produk makanan kita sulit tembus ke pasar Eropa. Karena banyak hal dalam produk makanan, dari segi packaging, belum lagi dari sisi kesehatan, regulasi dan lainnya," ujar Yazuri saat membuka Workshop Gerakan Nasional Masyarakat Wirausaha Menghadapi MEA 2015 Oneintwenty Movement di Gedung Indosat Palembang, Sumsel, Sabtu (29/11/2014).
Dia menuturkan, saat ini produk China banyak di pasaran, selain karena murah, juga banyak dan mudah didapat. Dari segi tampilan dan kualitas juga tidak kalah.
"Itu yang menjadi unggulan mereka. Nah, di kita untuk kopi saja susah. Pernah tidak kita dengar kopi Sumatera Selatan. Kopi kita belum ada. Sungguh sangat sulit untuk mengembangkannya," terang Yazuri.
Dia melanjutkan, saat ini yang menjadi tantangan dalam mengembangkan UMKM, bagaimana usaha mikro menjadi usaha kecil, usaha kecil menengah dan, usaha menengah menjadi usaha besar.
Untuk itu, melalui kegiatan pelatihan wirusaha Oneintwenty Movement, Yazuri berhadap para pelaku usaha UMKM di Indonesia, khususnya di Sumatera Selatan bisa berkembang. Terlebih, dalam menghadapi MEA 2015. Mereka sudah siap.
Kepala Dinas Bidang UMKM dan Koperasi Sumatera Selatan, Yazuri mengemukakan, saat ini serbuan produk asing membanjiri pasar dalam negeri. Hal ini menjadi sesuatu yang menakutkan bagi pelaku bisnis di Indonesia.
"Produk makanan kita sulit tembus ke pasar Eropa. Karena banyak hal dalam produk makanan, dari segi packaging, belum lagi dari sisi kesehatan, regulasi dan lainnya," ujar Yazuri saat membuka Workshop Gerakan Nasional Masyarakat Wirausaha Menghadapi MEA 2015 Oneintwenty Movement di Gedung Indosat Palembang, Sumsel, Sabtu (29/11/2014).
Dia menuturkan, saat ini produk China banyak di pasaran, selain karena murah, juga banyak dan mudah didapat. Dari segi tampilan dan kualitas juga tidak kalah.
"Itu yang menjadi unggulan mereka. Nah, di kita untuk kopi saja susah. Pernah tidak kita dengar kopi Sumatera Selatan. Kopi kita belum ada. Sungguh sangat sulit untuk mengembangkannya," terang Yazuri.
Dia melanjutkan, saat ini yang menjadi tantangan dalam mengembangkan UMKM, bagaimana usaha mikro menjadi usaha kecil, usaha kecil menengah dan, usaha menengah menjadi usaha besar.
Untuk itu, melalui kegiatan pelatihan wirusaha Oneintwenty Movement, Yazuri berhadap para pelaku usaha UMKM di Indonesia, khususnya di Sumatera Selatan bisa berkembang. Terlebih, dalam menghadapi MEA 2015. Mereka sudah siap.
(dmd)