Komuter Gubug-Weleri Kembali Operasi
A
A
A
SEMARANG - Setelah kurang lebih dua pekan lamanya berhenti beroperasi, KA Komuter Kedungsepur rute Gubug-Weleri akhirnya mulai Senin (1/12/2014) kembali beroperasi.
Humas PT KAI Daop IV Semarang Suprapto berdalih, kembali beroperasinya KA Kedungsepur karena, sudah selesai mengalami perbaikan, setelah selama dua minggu KA mengalami ganguan pada mesin Genset keretanya. “Mulai hari ini KA Kedungsepur mulai jalan kembali, “ katanya.
Dia membantah jika, penghentian KA Kedungsepur yang dilakukan beberapa pekan lalu akibat minimnya okupansi. Namun demikian, Dia mengakui, okupansi KA Kedungsepur memang belum maksimal. “Untuk okupansi masih antara 30-40 persen,” ujarnya.
Suprapto mengaku, pihaknya akan terus melakukan evaluasi, supaya KA Kedungsepur mampu beroperasi secara maksimal dan semakin diminati masyarakat. “Evaluasi pasti dilakukan, apalagi KA kedungsepur merupakan rute baru,” jelasnya.
Terpisah Pengamat transportasi Universitas Katholik Soegijapranata (Unika) Semarang Djoko Stijowarno mengaku, dirinya psimistis KA Kedungsepur okupansinya bakal sesuai dengan target, selama harga tiket masih terlalu mahal.
Sebagaimana diketahui harga tiket untuk KA Kedungsepur adalah Rp15 ribu berlaku flat, yang artinya jauh dekat harga tiketnya sama.
Menurut Djoko harga tiket Rp15 ribu masih sangat berat bagi masyarakat (terutama warga Gubug dan sekitarnya), karena dinilai masih lebih murah menggunakan kendaraan umum atau sepeda motor untuk menuju Semarang. “Tarif KA Kedungsepur harus kurang dari Rp5000, kalau ingin diminati,” katanya.
Dengan harga tiket di bawah Rp5000, Djoko optimis okupansi KA Kedungsepur akan mampu sesuai dengan target.
Dia mengaku, sebenarnya, KA Komuter bisa mendapatkan Subsidi dari pemerintah. Berdasarkan UU nomer 23 tahun 2007 tentang perkretaapian, pemerintah bisa memberikan PSO atau Subsidi terhadap KA yang dianggap Perintis.
Oleh karena itu, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo diharapkan proaktif, karena dana subsidi sudah ada di pusat, dan pemerintah daerah tinggal mengajukan permohonan subsidi untuk KA Komuter.”Supaya tiket lebih murah harus mendapatkan subsidi dari pemerintah baik pusat atau Pemerintah provinsi sendiri yang memberikan subsidi, kan ini (komuter) juga untuk kepentingan masyarkat,” tandasnya.
Humas PT KAI Daop IV Semarang Suprapto berdalih, kembali beroperasinya KA Kedungsepur karena, sudah selesai mengalami perbaikan, setelah selama dua minggu KA mengalami ganguan pada mesin Genset keretanya. “Mulai hari ini KA Kedungsepur mulai jalan kembali, “ katanya.
Dia membantah jika, penghentian KA Kedungsepur yang dilakukan beberapa pekan lalu akibat minimnya okupansi. Namun demikian, Dia mengakui, okupansi KA Kedungsepur memang belum maksimal. “Untuk okupansi masih antara 30-40 persen,” ujarnya.
Suprapto mengaku, pihaknya akan terus melakukan evaluasi, supaya KA Kedungsepur mampu beroperasi secara maksimal dan semakin diminati masyarakat. “Evaluasi pasti dilakukan, apalagi KA kedungsepur merupakan rute baru,” jelasnya.
Terpisah Pengamat transportasi Universitas Katholik Soegijapranata (Unika) Semarang Djoko Stijowarno mengaku, dirinya psimistis KA Kedungsepur okupansinya bakal sesuai dengan target, selama harga tiket masih terlalu mahal.
Sebagaimana diketahui harga tiket untuk KA Kedungsepur adalah Rp15 ribu berlaku flat, yang artinya jauh dekat harga tiketnya sama.
Menurut Djoko harga tiket Rp15 ribu masih sangat berat bagi masyarakat (terutama warga Gubug dan sekitarnya), karena dinilai masih lebih murah menggunakan kendaraan umum atau sepeda motor untuk menuju Semarang. “Tarif KA Kedungsepur harus kurang dari Rp5000, kalau ingin diminati,” katanya.
Dengan harga tiket di bawah Rp5000, Djoko optimis okupansi KA Kedungsepur akan mampu sesuai dengan target.
Dia mengaku, sebenarnya, KA Komuter bisa mendapatkan Subsidi dari pemerintah. Berdasarkan UU nomer 23 tahun 2007 tentang perkretaapian, pemerintah bisa memberikan PSO atau Subsidi terhadap KA yang dianggap Perintis.
Oleh karena itu, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo diharapkan proaktif, karena dana subsidi sudah ada di pusat, dan pemerintah daerah tinggal mengajukan permohonan subsidi untuk KA Komuter.”Supaya tiket lebih murah harus mendapatkan subsidi dari pemerintah baik pusat atau Pemerintah provinsi sendiri yang memberikan subsidi, kan ini (komuter) juga untuk kepentingan masyarkat,” tandasnya.
(gpr)