Hadapi MEA, RNI Perkuat Peran Serikat Pekerja

Rabu, 03 Desember 2014 - 13:21 WIB
Hadapi MEA, RNI Perkuat...
Hadapi MEA, RNI Perkuat Peran Serikat Pekerja
A A A
JAKARTA - Dalam menghadapi pasar bebas ASEAN atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015, perusahaan dan serikat pekerja (SP) perlu membangun hubungan yang bersifat mutualisme.

Keduanya perlu mengedepankan sinergitas dan soliditas untuk sama-sama memajukan perusahaan. Jangan sampai gerakan SP tersandra oleh kepentingan tertentu yang mengarah pada perpecahan internal.

Hal itu mengingat persaingan di tengah pasar bebas akan semakin ketat, jika secara internal perusahaan itu tidak solid, akan sulit untuk fight di tengah persaingan global. SP harus lebih berperan dalam penyelesaian masalah perusahaan.

Direktur Keuangan dan Sumber Daya Manusia (SDM) PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) Dandossi Matram ‎mengatakan, soliditas pekerja menjadi salah satu modal berharga bagi perusahaan dalam menghadapi MEA 2015.

Karenanya, RNI terus berupaya menjaga sinergi antara SP dan manajemen melalui komunikasi dan revitalisasi peran SP.

Sebagai perusahaan yang memiliki 13 anak perusahaan dengan 14 ribu karyawan, RNI menjadi perusahaan yang rentan konflik pekerja. Kondisi ini menjadikan peran SP di RNI sangat penting.

"Sejauh ini, dengan memperkuat komunikasi dan melibatkan mereka dalam penyelesaian masalah potensi konflik bisa diminimalisir," ujar dia dalam rilisnya, Rabu (3/12/2014).

Menurutnya, revitalisasi peran SP dengan membuka ruang bagi SP agar banyak berperan dalam pembenahan manajemen. SP didorong lebih aktif turut serta menyelesaikan permasalahan-permasalahan dalam lingkup pekerja.

"Jika ada pekerja yang melakukan praktik-praktik kecurangan atau hal-hal yang kontra produktif dengan usaha memajukan perusahaan, SP perlu hadir untuk turut menyelesaikan," tuturnya.

Sejauh ini, kata Dandossi, pola yang dijalankan RNI seperti itu. Ketika sudah tidak sanggup baru melapor ke manajemen.

"Di RNI pintu manajemen selalu terbuka untuk dialog dan menyampaikan keluhan. Hal itu sebagai bagian dari upaya membangun soliditas," ujarnya.

Dandossi berharap, dengan berperan sebagai salah satu instrument penyelesai masalah, SP dapat pembangun solidaritas internal.

Posisi SP dalam perusahaan akan lebih strategis, ia menjadi salah satu pilar penopang perusahaan dalam menghadapi persaingan MEA 2015.

"Dengan begitu, SP tidak lagi hanya terlihat sebagai organisasi penuntut hak seperti yang tampak di banyak perusahaan lain. Sering kali SP selalu diposisikan bersebrangan dengan pihak manajemen," jelas Dia.

Menurutnya, mereka juga sering diasosiasikan sebagai pihak yang hanya menuntut hak daripada memberikan sumbangan maksimal bagi perusahaan. RNI ingin menghapus citra itu dengan menjadikan SP lebih solutif dan kontributif.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8492 seconds (0.1#10.140)