Kenaikan BBM Dongkrak Harga Rumah
A
A
A
SEMARANG - Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi memaksa para pengembang perumahan untuk menaikan harga jual rumah, untuk menghindari kerugian.
Wakil Ketua Real Estate Indonesia (REI) Jateng Bidang Promosi, Humas, dan Publikasi Dibya K Hidayat mengakui, saat ini memang sudah ada sejumlah pengembang yang mulai menaikan harga jual rumah. Untuk kenaikannya, kata Dibya, berada di kisaran antara 7%-10%.
“Pengembang terpaksa menaikan harga jual karena memang harga material juga sudah ikut naik setelah kenaikan harga BBM bersubsidi beberapa waktu lalu. Terlebih untuk rumah-rumah yang baru dibangun otomatis harganya mengikuti kenaikan harga material,” ujarnya, Kamis (4/12/2014).
Dijelaskannya, Kenaikan BBM ini diperparah dengan nilai tukar rupiah terhadap dolar yang tidak juga turun sehingga material impor menyesuaikan kondisi pasar. Beberapa material impor yang mengalami kenaikan harga karena dolar di antaranya semen, besi, paku, dan asesoris rumah salah satunya seperti keramik.
Dia mengakui, sampai saat ini untuk kenaikan harga jual rumah masih berlaku untuk rumah-rumah yang baru dibangun. Sedangkan untuk rumah yang stok lama, masih menggunakan harga lama dan belum ada kenaikan.
Dalam pameran REI Ekspo kali ini pun, sambung Dibya para pengembang yang mengikuti pameran masih menggunakan harga lama. Oleh sebab itu pihaknya optimis, penjualan akan cukup signifikan, sehingga dalam pameran kali ini ditargetkan lebih dari 70 unit rumah terjual.
Menurut Dia, berdasarkan pengalaman sebelumnya setiap akhir tahun penjualan rumah mengalami peningkatan yang cukup baik.
Terlebih masyarakat saat ini dibayang-bayangi kenaikan harga di awal tahun depan. “Kalau mau beli rumah ini saatnya karena dipastikan untuk awal tahun harga naik semua,” jelasnya.
Wakil Ketua Real Estate Indonesia (REI) Jateng Bidang Promosi, Humas, dan Publikasi Dibya K Hidayat mengakui, saat ini memang sudah ada sejumlah pengembang yang mulai menaikan harga jual rumah. Untuk kenaikannya, kata Dibya, berada di kisaran antara 7%-10%.
“Pengembang terpaksa menaikan harga jual karena memang harga material juga sudah ikut naik setelah kenaikan harga BBM bersubsidi beberapa waktu lalu. Terlebih untuk rumah-rumah yang baru dibangun otomatis harganya mengikuti kenaikan harga material,” ujarnya, Kamis (4/12/2014).
Dijelaskannya, Kenaikan BBM ini diperparah dengan nilai tukar rupiah terhadap dolar yang tidak juga turun sehingga material impor menyesuaikan kondisi pasar. Beberapa material impor yang mengalami kenaikan harga karena dolar di antaranya semen, besi, paku, dan asesoris rumah salah satunya seperti keramik.
Dia mengakui, sampai saat ini untuk kenaikan harga jual rumah masih berlaku untuk rumah-rumah yang baru dibangun. Sedangkan untuk rumah yang stok lama, masih menggunakan harga lama dan belum ada kenaikan.
Dalam pameran REI Ekspo kali ini pun, sambung Dibya para pengembang yang mengikuti pameran masih menggunakan harga lama. Oleh sebab itu pihaknya optimis, penjualan akan cukup signifikan, sehingga dalam pameran kali ini ditargetkan lebih dari 70 unit rumah terjual.
Menurut Dia, berdasarkan pengalaman sebelumnya setiap akhir tahun penjualan rumah mengalami peningkatan yang cukup baik.
Terlebih masyarakat saat ini dibayang-bayangi kenaikan harga di awal tahun depan. “Kalau mau beli rumah ini saatnya karena dipastikan untuk awal tahun harga naik semua,” jelasnya.
(gpr)