Irwan: Saya Itu Enggak Pernah Ingin Jualan Jamu
A
A
A
JAKARTA - Semua pasti tak pernah menyangka bahwa seorang yang awalnya tidak pernah tertarik di dunia perjamuan malah dapat memetik kesuksesan dari jamu itu sendiri.
Itulah yang dialami Irwan Hidayat yang saat ini menjabat sebagai CEO Sidomuncul, dirinya mengaku sebelum meraih kesuksesan dari jualan jamu, dirinya hanya ingin menjadi seorang arsitektur.
"Saya itu tuh nggak pingin sebenarnya jualan jamu. Pinginnya jadi arsitek, tapi nggak pernah mau buat belajar," kata Irwan usai acara Kuliah Umum Magister FEUI di Jakarta, Jumat (5/12/2014).
Namun, keinginan tersebut pudar lantaran dirinya menjadi kandidat tunggal sebagai penerus bisnis orang tua dan keluarganya, yaitu bisnis jamu.
"Ya sudah mau gimana lagi. Akhirnya saya masuk situ. Nggak ada pilihan lain. Kalau ibu Susi kan milih. Lha Kalau saya nggak ada pilihan lain, ya usaha mama saya akhirnya saya teruskan" tambahnya.
Bahkan, saking tidak memiliki bekal pendidikan yang cukup, Irwan mengaku sempat dijuluki sebagai "Bangsawan" yang artinya Bangsane Tangi Awan atau orang yang selalu bangun siang.
"Nah iya saya ya begitu. Rambut gondrong, enggak sekolah, enggak punya bidang formal. Enggak ada pengalaman kerja. Ya begitu terus," ujar dia.
Sampai pada suatu saat, lanjut Irwan, dia menyadari bahwa berjualan jamu atau bisnis jamu merupakan pilihan sang pencipta untuk dirinya.
"Saya lahir, tapi penyakitan. Saya doang yang paling jelek dari 46 cucu nenek saya. Sakit-sakitan. Akhirnya ya udahlah, saya sadar di dunia ini enggak ada yang kebetulan. Dan saya memang ditakdirkan menjadi seperti ini di Sidomuncul, " pungkasnya.
Itulah yang dialami Irwan Hidayat yang saat ini menjabat sebagai CEO Sidomuncul, dirinya mengaku sebelum meraih kesuksesan dari jualan jamu, dirinya hanya ingin menjadi seorang arsitektur.
"Saya itu tuh nggak pingin sebenarnya jualan jamu. Pinginnya jadi arsitek, tapi nggak pernah mau buat belajar," kata Irwan usai acara Kuliah Umum Magister FEUI di Jakarta, Jumat (5/12/2014).
Namun, keinginan tersebut pudar lantaran dirinya menjadi kandidat tunggal sebagai penerus bisnis orang tua dan keluarganya, yaitu bisnis jamu.
"Ya sudah mau gimana lagi. Akhirnya saya masuk situ. Nggak ada pilihan lain. Kalau ibu Susi kan milih. Lha Kalau saya nggak ada pilihan lain, ya usaha mama saya akhirnya saya teruskan" tambahnya.
Bahkan, saking tidak memiliki bekal pendidikan yang cukup, Irwan mengaku sempat dijuluki sebagai "Bangsawan" yang artinya Bangsane Tangi Awan atau orang yang selalu bangun siang.
"Nah iya saya ya begitu. Rambut gondrong, enggak sekolah, enggak punya bidang formal. Enggak ada pengalaman kerja. Ya begitu terus," ujar dia.
Sampai pada suatu saat, lanjut Irwan, dia menyadari bahwa berjualan jamu atau bisnis jamu merupakan pilihan sang pencipta untuk dirinya.
"Saya lahir, tapi penyakitan. Saya doang yang paling jelek dari 46 cucu nenek saya. Sakit-sakitan. Akhirnya ya udahlah, saya sadar di dunia ini enggak ada yang kebetulan. Dan saya memang ditakdirkan menjadi seperti ini di Sidomuncul, " pungkasnya.
(gpr)