Dirut Pelindo III Keluhkan Akses ke Terminal Teluk Lamong
A
A
A
SURABAYA - Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo III) Djarwo Surjanto mengeluhkan akses jalan menuju Terminal Teluk Lamong, Surabaya, Jawa Timur.
Hal ini disampaikan Djarwo kepada Wakil Presiden RI Jusuf Kalla, pada kunjungannya di Terminal Teluk Lamong. Wapres didampingi Wagub Jatim, hadir pula Menko Perekonomian Sofyan Djalil dan Menteri Pertanian Amran Sulaiman, ekonom dan pengusaha Tanri Abeng serta staf khusus wapres bidang ekonomi Tirta Hidayat.
Dalam kesempatan tersebut Djarwo memaparkan soal kelebihan-kelebihan Terminal Teluk Lamong. Djarwo juga mengutarakan keluhannya antara lain sempitnya akses jalan menuju ke pelabuhan itu.
"Seperti yang bapak ketahui, tadi akses jalannya menyempit lalu melebar, padahal banyak trailler yang melalu jalan tersebut," kata dia dalam rilisnya, Minggu (7/12/2014).
Selain itu dia juga mengeluhkan soal jalan tol yang terletak tidak jauh dari pelabuhan, namun pintu keluar yang ada sangat tidak strategis.
Kalla nampak serius mendengarkan penjelasan yang diberikan oleh Djarwo tentang tahapan pengujian peralatan dan fasilitas di Terminal Teluk Lamong tersebut.
Terminal Teluk Lamong sendiri pada 5 September lalu telah diresmikan soft openingnya oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono lewat video conference di JCC, Jakarta.
Menurut Djarwo, peralatan di terminal tersebut masih dalam tahap pengujian (commisioning dan testing), sehingga sebelum benar-benar beroperasi penuh. Djarwo kembali menambahkan, kapasitas Terminal Teluk Lamong (ultimate) nantinya hingga 5 juta TEU’s.
Pada tahap sekarang ini kapasitasnya baru 1,5 juta TEU’s peti kemas. Sedangkan kapasitas curah kering, Terminal Teluk Lamong akan nantinya mampu menampung hingga 20 juta ton.
Terkait dengan area lahan Terminal Teluk Lamong, Djarwo menyebutkan bahwa izin awal yang diberikan oleh Gubernur Jatim saat itu, Imam Utomo hanya memberikan izin seluas 50 hektar.
"Namun saat ini Pakde Karwo (Gubernur Jatim) telah memberikan ijin pengembangannya Terminal Teluk Lamong serta area pendukungnya hingga seluas 380 ha, " lanjutnya.
Pengembangan Terminal Teluk Lamong hingga tahap ultimate nantinya terdiri dari area terminal petikemas seluas 88 hektar, area curah kering seluas 26 hektar, area cargo konsolidasi dan distribusi seluas 145 hektar, area industri pendukung/curah kering seluas 36 hektar dan area industri lainnya seluas 65 hektar.
Wakil Gubernur Jatim Syafiullah Jusuf ikut menambahkan, kelebihan dari terminal Teluk Lamong adalah lahannya tidak pakai pembebasan tanah karena hanya reklamasi saja.
Kunjungan Wapres tersebut sebagai rangkaian kunjungan kerjanya ke Provinsi Jawa Timur.
Hal ini disampaikan Djarwo kepada Wakil Presiden RI Jusuf Kalla, pada kunjungannya di Terminal Teluk Lamong. Wapres didampingi Wagub Jatim, hadir pula Menko Perekonomian Sofyan Djalil dan Menteri Pertanian Amran Sulaiman, ekonom dan pengusaha Tanri Abeng serta staf khusus wapres bidang ekonomi Tirta Hidayat.
Dalam kesempatan tersebut Djarwo memaparkan soal kelebihan-kelebihan Terminal Teluk Lamong. Djarwo juga mengutarakan keluhannya antara lain sempitnya akses jalan menuju ke pelabuhan itu.
"Seperti yang bapak ketahui, tadi akses jalannya menyempit lalu melebar, padahal banyak trailler yang melalu jalan tersebut," kata dia dalam rilisnya, Minggu (7/12/2014).
Selain itu dia juga mengeluhkan soal jalan tol yang terletak tidak jauh dari pelabuhan, namun pintu keluar yang ada sangat tidak strategis.
Kalla nampak serius mendengarkan penjelasan yang diberikan oleh Djarwo tentang tahapan pengujian peralatan dan fasilitas di Terminal Teluk Lamong tersebut.
Terminal Teluk Lamong sendiri pada 5 September lalu telah diresmikan soft openingnya oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono lewat video conference di JCC, Jakarta.
Menurut Djarwo, peralatan di terminal tersebut masih dalam tahap pengujian (commisioning dan testing), sehingga sebelum benar-benar beroperasi penuh. Djarwo kembali menambahkan, kapasitas Terminal Teluk Lamong (ultimate) nantinya hingga 5 juta TEU’s.
Pada tahap sekarang ini kapasitasnya baru 1,5 juta TEU’s peti kemas. Sedangkan kapasitas curah kering, Terminal Teluk Lamong akan nantinya mampu menampung hingga 20 juta ton.
Terkait dengan area lahan Terminal Teluk Lamong, Djarwo menyebutkan bahwa izin awal yang diberikan oleh Gubernur Jatim saat itu, Imam Utomo hanya memberikan izin seluas 50 hektar.
"Namun saat ini Pakde Karwo (Gubernur Jatim) telah memberikan ijin pengembangannya Terminal Teluk Lamong serta area pendukungnya hingga seluas 380 ha, " lanjutnya.
Pengembangan Terminal Teluk Lamong hingga tahap ultimate nantinya terdiri dari area terminal petikemas seluas 88 hektar, area curah kering seluas 26 hektar, area cargo konsolidasi dan distribusi seluas 145 hektar, area industri pendukung/curah kering seluas 36 hektar dan area industri lainnya seluas 65 hektar.
Wakil Gubernur Jatim Syafiullah Jusuf ikut menambahkan, kelebihan dari terminal Teluk Lamong adalah lahannya tidak pakai pembebasan tanah karena hanya reklamasi saja.
Kunjungan Wapres tersebut sebagai rangkaian kunjungan kerjanya ke Provinsi Jawa Timur.
(gpr)