Pemerintah Pastikan Subsidi Tetap untuk BBM

Senin, 08 Desember 2014 - 11:28 WIB
Pemerintah Pastikan...
Pemerintah Pastikan Subsidi Tetap untuk BBM
A A A
JAKARTA - Pemerintah akhirnya memilih opsi skema subsidi tetap untuk bahan bakar minyak (BBM). Skema baru tersebut akan diterapkan mulai tahun depan.

Menurut Menteri Keuangan Bambang PS Brodjonegoro, dengan penerapan subsidi tetap untuk BBM, anggaran subsidi sektor energi dipastikan jauh berkurang, bahkan bisa lebih dari 50% dari anggaran subsidi APBN 2015.

“Pokoknya tahun depan kita akan bikin subsidi tetap yang akan mencerminkan pergeseran harga (minyak) di internasional,” ujar Menteri Keuangan Bambang PS Brodjonegoro di Jakarta akhir pekan lalu. Dia menambahkan, dengan penerapan subsidi tetap untuk BBM, anggaran subsidi BBM tahun depan akan bisa ditekan hingga di bawah Rp140 triliun. “Kan kalau enggak salah (subsidi) Rp270 triliun atau Rp280 triliun (di APBN 2015), pokoknya bisa turun di bawah Rp140 triliun,” kata dia.

Kendati demikian, Bambang belum bersedia mengungkap besaran subsidi BBM untuk setiap liternya. Sebelumnya, dia mengatakan bahwa dengan skema baru tersebut artinya Pemerintah juga bisa memperoleh kepastian besaran subsidi dalam APBN. Selama ini, kata dia, Pemerintah harus sering mengubah APBN karena anggaran subsidi BBM yang meleset dari perkiraan.

Dengan subsidi tetap, Pemerintah akan menetapkan besaran subsidi per liter. Berbeda dengan saat ini, harga jual BBM bersubsidi ditetapkan pada harga tertentu. Berkurangnya anggaran subsidi BBM itu akan bisa direalokasikan untuk belanja produktif lain seperti infrastruktur dasar. Bambang optimistis, dengan stimulusfiskaldari APBNP2015, Pemerintah bisa mencapai pertumbuhan ekonomi 5,8% tahun depan.

“Pokoknya 2015 pertumbuhandatangdari fiskalstimulus dari APBNP dan melalui peningkatan investasi asing langsung,” tambahnya. Dia menambahkan, Pemerintah tidak khawatir dengan kenaikan inflasi tahun depan karena perubahan harga BBM yang menyesuaikan dengan harga minyak dunia. Pasalnya, harga minyak dunia diperkirakan terus turun di bawah USD105 per barel.

Seiring melemahnya harga minyak mentah dunia, kata Bambang, Pemerintah juga akan mengubah asumsi makro harga minyak dalam APBN-Perubahan 2015 menjadi di bawah USD100 per barel. Sementara, inflasi diperkirakan di kisaran 4,4-4,9%, lebih tinggi dibanding APBN 2015 yang sudah ditetapkan 4,4%. “Kalau subsidi tetap terus harga (minyak dunia) rendah, lalu dari mana inflasinya?” tegasnya.

Sebelumnya wacana subsidi tetap Bahan BBM ditanggapi beragam oleh para pengamat. Deputy Country Director Indonesia Resident Mission Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ADB) Edimon Ginting menilai, subsidi tetap BBM di kisaran Rp500-1.000 per liter.

“Idealnya itu sebetulnya pekerjaan pemerintah ya . Size - nya kalau menurut saya ke depan tidak akan besar lagi. Paling banyak Rp500 ke Rp1.000 ya fixed -nya. Paling banyak itu, menurut saya. Dan itu sudah besar ya menurut saya,” ujar Edimon di sela-sela acara Indonesia Investment Forum 2014 di Jakarta baru-baru ini. Dia mengatakan, subsidi tetap BBM akan mengurangi risiko fiskal.

Dengan demikian, Pemerintah tidak perlu melakukan revisi APBN karena alokasi subsidi sudah ditetapkan pada jumlah tertentu. Senada, ekonom senior Standard Chartered Bank Indonesia Fauzi Ichsan mengatakan, penetapan subsidi BBM di kisaran tertentu bermanfaat untuk memberi kepastian anggaran. Dia juga menilai kebijakan tersebut akan mendorong inflasi lebih stabil. Meski demikian, penghapusan subsidi BBM tidak dimungkinkan karena aturan mengharuskan Pemerintah untuk memberi subsidi.

“Tetap harus ada subsidi. Jadi kalau subsidi dikunci Rp500-1.000, inflasinya stabil karena naiknya bertahap dan turun pun bertahap,” kata dia. Menurutnya, jika subsidi BBM ditetapkan per liter, maka harga BBM akan bergerak sesuai harga internasional seperti di negara-negara lain.

Ria martati
(ars)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 4.3964 seconds (0.1#10.140)