Aher Kritisi Perusahaan Khusus Produksi Ekspor

Kamis, 11 Desember 2014 - 16:16 WIB
Aher Kritisi Perusahaan...
Aher Kritisi Perusahaan Khusus Produksi Ekspor
A A A
BANDUNG - Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) mengkritisi sejumlah perusahaan yang bahkan melakukan produksi khusus ekspor. Sehingga hasilnya kurang bisa dinikmati oleh warga Jabar.

Menurutnya, sebelum melakukan ekspor ke luar negeri, idealnya para pengusaha terlebih dahulu melakukan penguatan pasar dalam negeri. Jangan sampai produk dalam negeri sama sekali tidak dinikmati oleh orang Indonesia sendiri.

"Paradigma yang salah kaprah kalau mendahulukan pemenuhan kebutuhan luar negeri. Bahkan ada perusahaan yang secara khusus produk ekspor yang semua barangnya dibawa ke luar negeri," ujarnya kepada wartawan usai pembukaan Rapat Pimpinan Provinsi (Rapimprov) Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jabar di Bandung, Kamis (11/12/2014).

Padahal, menurutnya produk perusahaan dalam negeri sebaiknya dinikmati dulu oleh masyarakat, baru setelah ada lebihnya diekspor. Dia meminta para pengusaha tidak semata mengejar keuntungan perusahaan dari produk yang dihasilkan di suatu daerah.

Dia mencontohkan, ironis saat produksi padi organik banyak diekspor ke luar negeri, sedangkan di sisi lain para petaninya makan beras Raskin. Orang lain yang sehatnya warganya tidak mendapatkan nilai tambah.

"Jelas tidak sesuai dengan rumus ekonomi, itu harus dihindari," sebutnya.

Melihat kondisi itu, nampaknya harus ada penguatan nasionalisme bagi para pengusaha yang demikian. Mereka harus diperkokoh dalam menggulirkan usahanya sehingga produk dan nilai tambahnya bisa dirasakan oleh masyarakat Indonesia.

Pada kesempatan itu juga ia mengutarakan harapannya agar Kadin merumuskan pertumbuhan dunia usaha dan peningkatan kompetensi pelaku usaha untuk bisa berdaya saing dengan pelaku usaha di luar negeri.

"Jangan lagi menjual jam kerja tenaga kerja orang Indonesia ke luar negeri dengan menjual bahan mentah dan baku. Ke depan harus lebih banyak lagi produk jadi yang dijual sehingga jam kerja tenaga kerja Indonesia tidak ikut terjual," katanya.

Dia menambahkan, pihaknya mendorong agar Kadin lebih mensinergikan produksi sektor hulu hingga hilir secara maksimal melalui koordinasi dan konsolidasi produksi. Selama ini masih ada kendala antara produk hulu dan hilir, fasilitasinya kurang maksimal sehingga berakibat nilai tambah dan daya saing produknya tidak maksimal.

"Ini PR bagi Kadin untuk mengoptimalkan sektor hulu dan hilir. Para pengusaha Jabar harus menjadi 'Tajir' dalam artian sebagai industriawan yang mampu mensinergikan semua aspek usaha dari sektor hulu hingga hilir secara maksimal. Di sini segalanya ada, sumber daya alam ada, tenaga kerja kita miliki dan pasar juga Jabar terbesar di Indonesia. Maka dari itu, tidak ada alasan pelaku usaha kita tidak maju dan berkembang," paparnya.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9000 seconds (0.1#10.140)