Subsidi Tetap BBM Masih Dikaji
A
A
A
JAKARTA - Besaran subsidi bahan bakar minyak (BBM) 2015 yang akan ditetapkan dengan besaran rupiah tertentu masih menunggu pembicaraan dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Teguh Pamudji mengatakan, pemerintah masih terus mengkaji mekanisme subsidi tetap BBM 2015. “Kita masih ada pemikiran beberapa alternatif untuk mekanisme subsidi pada 2015, apakah nanti fixdengan rupiah tertentu. Tapi, penetapan besaran subsidi dengan DPR itu belum,” kata dia di Jakarta kemarin.
Menurut Teguh, meski harga minyak dunia saat ini terus menurun, harga BBM bersubsidi yang dijual di pasar masih di bawah harga keekonomian sehingga pemerintah masih memberikan subsidi. Seiring penurunan harga minyak di kisaran level USD61 per barel, harga keekonomian BBM bersubsidi jenis premium sekitar Rp8.665 per liter atau masih di atas harga jual premium sebesar Rp8.500 per liter.
Pemerintah per 18 November 2014 telah menaikkan harga BBM bersubsidi baik untuk jenis premium maupun solar. Harga premium yang sebelumnya sebesar Rp6.500 per liter dinaikkan menjadi Rp8.500 per liter. Solar yang sebelumnya dijual seharga Rp5.500 per liter menjadi Rp7.500 per liter. Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Minyak dan Gas (Migas) Kementerian ESDM Naryanto Wagimin memastikan penerapan subsidi tetap pada harga BBM bersubsidi 2015.
“Kita tahun depan akan menerapkan subsidi tetap,” ucapnya. Direktur Program Migas Kementerian ESDM Agus Tjahjono mengatakan, penerapan subsidi tetap untuk BBM akan mengamankan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). “Subsidi tetap pasti APBN bisa lebih secure, jadi tidak tergantung harga minyak,” kata dia.
Dengan subsidi tetap, harga BBM bersubsidi akan bergerak mengikuti tren harga minyak dunia. Seperti harga BBM nonsubsidi saat ini yang bisa naik dan turun. Agus mengatakan, pemerintah akan menetapkan harga batas atas dan bawah untuk BBM bersubsidi dengan memperhatikan kondisi yang ada.
“Memang dalam aturan, menteri ESDM menentukan harga, tapi ada catatan setelah sidang kabinet,” ucap dia. Wakil Presiden RI Jusuf Kalla sebelumnya menyampaikan APBN sebagai instrumen pemerintah untuk menstimulasi perekonomian dan pembangunan harus dikelola dengan baik.
Salah satu langkah yang akan dilakukan dengan mengalihkan belanja sektorsektor konsumtif ke sektor-sektor produktif yang memberikan efek berganda. Salah satu belanja yang akan diubah mekanismenya adalah belanja subsidi BBM yang dialokasikan sebesar Rp246,5 triliun pada 2014 dan Rp276 triliun dalam RAPBN 2015. Sementara harga minyak mentah acuan Amerika Serikat (AS), West Texas Intermediate (WTI), kemarin turun di bawah USD60 per barel untuk pertama kali sejak Juli 2009.
Penurunan harga minyak itu kembali terjadi setelah Arab Saudi mempertanyakan perlunya memangkas output, menunjukkan prioritasnya mempertahankan pangsa pasar. Minyak mentah WTI turun 1,6% di New York.
“Pasar akan melakukan koreksi sendiri,” ungkap Menteri Minyak Arab Saudi Ali Al-Naimi. WTI untuk Januari turun 99% dan ditutup sebesar USD59,95 per barel di New York Mercantile Exchange. Ini level terendah sejak 14 Juli 2009. Total volume 14% di atas ratarata 100 hari dalam waktu sehari. WTI turun 39% tahun ini. Harga minyak mentah Brent untuk pengiriman Januari turun 56% hingga penutupan perdagangan sebesar USD63,68 per barel di bursa saham ICE Futures Europe yang berbasis di London.
Nanang wijayanto/Syarifudin
Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Teguh Pamudji mengatakan, pemerintah masih terus mengkaji mekanisme subsidi tetap BBM 2015. “Kita masih ada pemikiran beberapa alternatif untuk mekanisme subsidi pada 2015, apakah nanti fixdengan rupiah tertentu. Tapi, penetapan besaran subsidi dengan DPR itu belum,” kata dia di Jakarta kemarin.
Menurut Teguh, meski harga minyak dunia saat ini terus menurun, harga BBM bersubsidi yang dijual di pasar masih di bawah harga keekonomian sehingga pemerintah masih memberikan subsidi. Seiring penurunan harga minyak di kisaran level USD61 per barel, harga keekonomian BBM bersubsidi jenis premium sekitar Rp8.665 per liter atau masih di atas harga jual premium sebesar Rp8.500 per liter.
Pemerintah per 18 November 2014 telah menaikkan harga BBM bersubsidi baik untuk jenis premium maupun solar. Harga premium yang sebelumnya sebesar Rp6.500 per liter dinaikkan menjadi Rp8.500 per liter. Solar yang sebelumnya dijual seharga Rp5.500 per liter menjadi Rp7.500 per liter. Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Minyak dan Gas (Migas) Kementerian ESDM Naryanto Wagimin memastikan penerapan subsidi tetap pada harga BBM bersubsidi 2015.
“Kita tahun depan akan menerapkan subsidi tetap,” ucapnya. Direktur Program Migas Kementerian ESDM Agus Tjahjono mengatakan, penerapan subsidi tetap untuk BBM akan mengamankan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). “Subsidi tetap pasti APBN bisa lebih secure, jadi tidak tergantung harga minyak,” kata dia.
Dengan subsidi tetap, harga BBM bersubsidi akan bergerak mengikuti tren harga minyak dunia. Seperti harga BBM nonsubsidi saat ini yang bisa naik dan turun. Agus mengatakan, pemerintah akan menetapkan harga batas atas dan bawah untuk BBM bersubsidi dengan memperhatikan kondisi yang ada.
“Memang dalam aturan, menteri ESDM menentukan harga, tapi ada catatan setelah sidang kabinet,” ucap dia. Wakil Presiden RI Jusuf Kalla sebelumnya menyampaikan APBN sebagai instrumen pemerintah untuk menstimulasi perekonomian dan pembangunan harus dikelola dengan baik.
Salah satu langkah yang akan dilakukan dengan mengalihkan belanja sektorsektor konsumtif ke sektor-sektor produktif yang memberikan efek berganda. Salah satu belanja yang akan diubah mekanismenya adalah belanja subsidi BBM yang dialokasikan sebesar Rp246,5 triliun pada 2014 dan Rp276 triliun dalam RAPBN 2015. Sementara harga minyak mentah acuan Amerika Serikat (AS), West Texas Intermediate (WTI), kemarin turun di bawah USD60 per barel untuk pertama kali sejak Juli 2009.
Penurunan harga minyak itu kembali terjadi setelah Arab Saudi mempertanyakan perlunya memangkas output, menunjukkan prioritasnya mempertahankan pangsa pasar. Minyak mentah WTI turun 1,6% di New York.
“Pasar akan melakukan koreksi sendiri,” ungkap Menteri Minyak Arab Saudi Ali Al-Naimi. WTI untuk Januari turun 99% dan ditutup sebesar USD59,95 per barel di New York Mercantile Exchange. Ini level terendah sejak 14 Juli 2009. Total volume 14% di atas ratarata 100 hari dalam waktu sehari. WTI turun 39% tahun ini. Harga minyak mentah Brent untuk pengiriman Januari turun 56% hingga penutupan perdagangan sebesar USD63,68 per barel di bursa saham ICE Futures Europe yang berbasis di London.
Nanang wijayanto/Syarifudin
(bbg)