Harga Saham Garuda Berpotensi ke Rp630/Lembar
A
A
A
JAKARTA - Analis MNC Securities Reza Nugraha mengungkapkan bahwa kebijakan yang akan diterapkan Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) Arif Wibowo, yakni memaksimalkan kelas ekonomi menjadi sentimen positif bagi kinerja perusahaan.
Menurut dia, rencana tersebut akan mendapat respon yang baik dari investor seiring dengan makin ketatnya industri penerbangan di Tanah Air. Selain itu, hal ini akan mengurangi potensi kerugian karena rendahnya tingkat keterisian kelas bisnis.
"Kebijakan ini jadi potensi sentimen yang bagus untuk pergerakan saham GIAA. Ini menarik karena persaingan maskapai akan semakin ketat. Selain itu, juga sebelumnya Garuda Indonesia sudah menjadi maskapai bintang lima," ujarnya kepada Sindonews di Jakarta, Minggu (14/12/2014).
Sentimen lain yang akan mendongkrak saham perusahaan maskapai penerbangan plat merah itu adalah kesuksesan Arif yang sebelumnya memimpin Citilink.
"Pergantian direksi ini dipegang oleh Pak Arif yang sebelumnya sukses di Citilink, ini menarik untuk investor. Potensi peningkatan jumlah penumpang juga memberikan sentimen positif," jelasnya.
Adapun sentimen lain yang mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan, diantaranya turunnya harga avtur. Di sisi lain, kinerja perusahaan tertekan oleh menguatnya dolar AS (USD).
"Karena mereka (Garuda) banyak membayar utang dengan menggunakan USD," pungkasnya.
Selain itu, dia menambahkan, investor juga menunggu penerapan kebijakan yang akan dibuat oleh jajaran direksi Garuda Indonesia yang baru ke depannya.
"Investor wait and see terhadap berbagai kebijakan yang akan diterapkan oleh direksi yang baru. Mereka akan menunggu dua bulan setelah pergantian direksi ini. Perkiraan pergerakan saham tertinggi di angka Rp630," jelasnya.
Pada Jumat (12/12/2014), harga saham Garuda ditutup pada level Rp605 per lembar. Posisi itu turun 15 poin dibanding hari sebelumnya di level Rp620 per lembar. Sementara pada saat IPO pada Februari 2010, harga saham perdana Garuda pada Rp750 per lembar.
Menurut dia, rencana tersebut akan mendapat respon yang baik dari investor seiring dengan makin ketatnya industri penerbangan di Tanah Air. Selain itu, hal ini akan mengurangi potensi kerugian karena rendahnya tingkat keterisian kelas bisnis.
"Kebijakan ini jadi potensi sentimen yang bagus untuk pergerakan saham GIAA. Ini menarik karena persaingan maskapai akan semakin ketat. Selain itu, juga sebelumnya Garuda Indonesia sudah menjadi maskapai bintang lima," ujarnya kepada Sindonews di Jakarta, Minggu (14/12/2014).
Sentimen lain yang akan mendongkrak saham perusahaan maskapai penerbangan plat merah itu adalah kesuksesan Arif yang sebelumnya memimpin Citilink.
"Pergantian direksi ini dipegang oleh Pak Arif yang sebelumnya sukses di Citilink, ini menarik untuk investor. Potensi peningkatan jumlah penumpang juga memberikan sentimen positif," jelasnya.
Adapun sentimen lain yang mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan, diantaranya turunnya harga avtur. Di sisi lain, kinerja perusahaan tertekan oleh menguatnya dolar AS (USD).
"Karena mereka (Garuda) banyak membayar utang dengan menggunakan USD," pungkasnya.
Selain itu, dia menambahkan, investor juga menunggu penerapan kebijakan yang akan dibuat oleh jajaran direksi Garuda Indonesia yang baru ke depannya.
"Investor wait and see terhadap berbagai kebijakan yang akan diterapkan oleh direksi yang baru. Mereka akan menunggu dua bulan setelah pergantian direksi ini. Perkiraan pergerakan saham tertinggi di angka Rp630," jelasnya.
Pada Jumat (12/12/2014), harga saham Garuda ditutup pada level Rp605 per lembar. Posisi itu turun 15 poin dibanding hari sebelumnya di level Rp620 per lembar. Sementara pada saat IPO pada Februari 2010, harga saham perdana Garuda pada Rp750 per lembar.
(rna)