Rupiah Terpuruk, BI Diminta Lakukan Intervensi

Senin, 15 Desember 2014 - 18:59 WIB
Rupiah Terpuruk, BI Diminta Lakukan Intervensi
Rupiah Terpuruk, BI Diminta Lakukan Intervensi
A A A
JAKARTA - Ekonom BII Juniman mengatakan, Bank Indonesia (BI) harus melakukan intervensi agar rupiah pada pekan depan kembali bernafas lega.

Dia mengungkapkan, pelemahan rupiah ini disebabkan beberapa faktor seperti masalah global. Di mana percepatan normalisasi kebijakan The Fed membuat dolar AS menguat termasuk semua currency mata uang.

"Cuman masalahnya, rupiah ini melemah dibandingkan mata uang lain," kata Juniman saat dihubungi Koran Sindo, Senin (15/12/2014).

Selain masalah itu, faktor lainnya yang membuat rupiah melemah karena permintaan dolar domestik yang tinggi.

Menurut dia, tingginya permintaan dolar AS domestik dipicu baik oleh customer korporasi yang mempunyai beberapa keperluan seperti pembayaran utang korporasi, impor BBM, serta holiday.

"Pada saat demand yang masih tinggi saat ini, suplay nya tidak ada. Nah supplay-nya kering karena korporasi tidak banyak yang menjual dolar. Ini kenapa? Karena ekspekatsi the Fed akan naik‎ mereka pegang USD, sehingga tidak mau jual dolar. Jadinya dolar dipasar kering," terangnya.

Pada saat bersamaan, lanjut dia, sepertinya BI tidak terlalu aktif melakukan intervensi di pasar. Sehingga supplay kering dan demaind banyak.

Juniman menegaskan, pelemahan rupiah ini akan terjadi hingga akhir pekan ini. Namun, pekan depan rupiah bisa sedikit kembali bernapas lega dan menguat‎ kembali asalkan harus ada intervensi dari Bank Indonesia (BI).

"Selama seminggu rupiah masih bisa tertekan, bahkan apabila BI tidak melakukan intervensi atau korporasi maka rupiah bisa menyentuh level Rp13.000/USD di akhir minggu ini," papar dia.

Untuk itu, lanjut dia, BI dan pemerintah sebaiknya harus memberikan keterangan di pasar bahwa kondusinya aman. Sehingga, kejadian ini jangan dijadikan ajang spekulasi.

Makanya, BI dan pemerintah harus memberikan keterangan di pasar bahwa kondusinya aman agar kejadian ini jangan dijadikan ajang spekulasi. "BI harus memantau pasar supaya rupiah tidak kebablasan kemana-mana," tandasnya.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7254 seconds (0.1#10.140)