Pemerintah Siap Tutup Industri Baja Tak Ramah Lingkungan
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah siap menutup pabrik baja yang mangkir dari komitmen untuk menerapkan konsep ramah lingkungan dalam usahanya.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian Sofyan Djalil, untuk menutup pabrik baja yang mencemari lingkungan.
Keputusan tersebut akan ditindaklanjuti nanti ketika sampai batas waktu pemberian kesempatan komitmen untuk pabrik tersebut tidak diindahkan.
"Ya, kalau misalnya dia sulit mengikuti komitmen ramah lingkungan, kita akan tutup. Pak Menko (Sofyan Djalil) sudah setuju," ujarnya usai rapat koordinasi (rakor) di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Selasa (23/12/2014).
Menurut dia, kadar emisi pencemaran industri baja yang terlalu besar, bisa membahayakan lingkungan.
Terlebih jika teknologi pembakaran yang ada di pabrik tersebut mengandung induksi emisi berbahaya dari China, lingkungan hidup bisa sangat tercemar.
"Sekarang kalau terlalu besar emisi pencemarannya, itu bisa bahaya. Standar kualitasnya juga berat. Jadi nanti kita mau panggil segera perusahaan tersebut, kita akan tanya komitmennya seperti apa," terang Siti.
Dia menambahkan, Sofyan akan melakukan pembenahan sekitar Januari-Maret 2015, bagi industri baja yang belum berkomitmen ramah lingkungan, seperti di Makassar, Medan, dan Jakarta Timur.
"Kita akan panggil mereka (industri baja). Mungkin kalau dapat minggu ini ya minggu ini, kalau minggu depan ya minggu depan. Paling enggak Januari kita selesaikan," tandasnya.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian Sofyan Djalil, untuk menutup pabrik baja yang mencemari lingkungan.
Keputusan tersebut akan ditindaklanjuti nanti ketika sampai batas waktu pemberian kesempatan komitmen untuk pabrik tersebut tidak diindahkan.
"Ya, kalau misalnya dia sulit mengikuti komitmen ramah lingkungan, kita akan tutup. Pak Menko (Sofyan Djalil) sudah setuju," ujarnya usai rapat koordinasi (rakor) di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Selasa (23/12/2014).
Menurut dia, kadar emisi pencemaran industri baja yang terlalu besar, bisa membahayakan lingkungan.
Terlebih jika teknologi pembakaran yang ada di pabrik tersebut mengandung induksi emisi berbahaya dari China, lingkungan hidup bisa sangat tercemar.
"Sekarang kalau terlalu besar emisi pencemarannya, itu bisa bahaya. Standar kualitasnya juga berat. Jadi nanti kita mau panggil segera perusahaan tersebut, kita akan tanya komitmennya seperti apa," terang Siti.
Dia menambahkan, Sofyan akan melakukan pembenahan sekitar Januari-Maret 2015, bagi industri baja yang belum berkomitmen ramah lingkungan, seperti di Makassar, Medan, dan Jakarta Timur.
"Kita akan panggil mereka (industri baja). Mungkin kalau dapat minggu ini ya minggu ini, kalau minggu depan ya minggu depan. Paling enggak Januari kita selesaikan," tandasnya.
(izz)