Kondisi Industri Baja Nasional: Banjir Produk Luar atau Ketergantungan Impor?

Kamis, 27 Januari 2022 - 17:29 WIB
loading...
Kondisi Industri Baja...
Karena itu Indonesia harus segera melakukan reformasi industri hulu nasional agar tidak terjadi teriak banjir impor setiap tahun hanya modus untuk menutupi ketidakmampuannya di depan publik. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Industri baja nasional dinilaiakan sangat sulit berkembang bila tidak didukung pasokan bahan baku baja impor.Kondisi ini terlihat, dimanahampir 50 persen industri nasional memperoleh bahan baku baja dari luar negeri, lantaran ketidakmampuan industri hulu baja nasional dalam memenuhi kebutuhannya.

"Industri Baja Nasional merupakan import processing industry yang artinya industri baja nasional akan mati jika tidak mendapat pasokan bahan baku baja impor," kata dalamPemerhati Perumahan Rakyat dari Universitas Indonesia, Cindar Hari Prabowo acara diskusi secara daring bertajuk 'Industri Baja Terkini', Kamis (27/1/2022).



"Dengan data dari BPS dapat dilihat hampir 50 persen industri nasional memperoleh bahan baku baja dari impor karena tidak dapat dipasok dari industri hulu baja nasional,"ujar dia.

Menurut dia, dari total impor baja nasional dapat dibagi menjadi dua bagian besar yang pertama impor baja dengan tanpa Lartas (pengendalian pemerintah) seperti slab, billet dan ore terlihat naik sejak beberapa tahun terakhir pada tahun 2019 diimpor baja tanpa lartas sebesar 4,7 juta ton dan di tahun 2021 diimpor mencapai 5,22 juta ton atau naik 11 persen.

Artinya, kata Cindar, industri hulu dalam negeri hanya asik mengimpor bahan bakunya saja, tanpa ada usaha yang sesungguhnya membuat dengan berbagai alasan seperti furnacenya serta teknologi terbatas bahkan ada yang tidak beroperasi.

"Mereka juga beralasan jika memproses sendiri harganya mahal mending impor, karena itu Indonesia harus segera melakukan reformasi industri hulu nasional agar tidak terjadi teriak banjir impor setiap tahun hanya modus untuk menutupi ketidakmampuannya di depan publik,"paparnya.

Sementara, baja yang di Lartas (pengendalian) pemerintah, berdasarkan data BPS 2021, justru mengalami pengendalian terukur. Data tahun 2019 impor baja di lingkup Lartas sebanyak 7,89 juta ton dengan program subtitusi impor terlihat baja lartas pada 2021 sebesar 6,35 juta ton atau turun sebanyak 19,5 persen. Kita semua harus jujur kita acungkan jempol buat pemerintah.

Dengan demikian, ada peningkatan produksi dalam negeri yang menggeser kebutuhan impor baja menuju penggunaan produk dalam negeri mulai dari produk antara hingga produk turunannya dan ini sangat mendongkrak investasi baja nasional.

"Kalau dilihat sebaran impor memang sangat ironis, impor justru didominasi oleh produsen di sektor hulu dan antara. HRC, baja gulungan canai dingin (Cold Rolled Coil/CRC), dan baja lapis mendominasi 71,6% dari total impor baja yang dikendalikan Pemerintah, artinya ada ketidakmampuan baja di sektor hulu," sebut Ketum ILUNI FTUI 2018-2021.
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Setelah Tembus Pasar...
Setelah Tembus Pasar AS, Krakatau Steel Ekspor Baja Canai Panas ke Eropa
5.000 Ton Baja Lapis...
5.000 Ton Baja Lapis Asal RI Dikirim Langsung ke AS
Hadapi Tantangan Global,...
Hadapi Tantangan Global, Krakatau Steel Perkuat Sinergi dan Kolaborasi
Produksi Baja Nasional...
Produksi Baja Nasional Kejar 27 Juta Ton, Kemenperin Berharap ke ISSEI 2025
Teken Kesepakatan dengan...
Teken Kesepakatan dengan Primetals, GRP Akan Pasok Baja HRC Tanpa Karbon untuk Eropa
Siasat Krakatau Steel...
Siasat Krakatau Steel Hadapi Proteksionisme dan Dumping dalam Perdagangan Baja Global
Kanada Bakal Membalas...
Kanada Bakal Membalas AS untuk Tarif Impor Baja dan Alumunium
Perang Dagang Memanas,...
Perang Dagang Memanas, Trump Bakal Kenakan Tarif 25% untuk Impor Baja dan Alumunium
Krakatau Steel Catatkan...
Krakatau Steel Catatkan Rekor Penjualan Pipa Baja Tertinggi Sepanjang Sejarah
Rekomendasi
Profil Ray Sahetapy,...
Profil Ray Sahetapy, Aktor Senior Kebanggaan Indonesia
Kisah Kapten Dwi, Nakhoda...
Kisah Kapten Dwi, Nakhoda Kapal 25 Tahun Berlebaran di Laut Akhirnya Salat Id Bareng Keluarga di Darat
Warga Gaza Gelar Salat...
Warga Gaza Gelar Salat Idulfitri di Atas Reruntuhan Masjid di Tengah Serangan Israel
Berita Terkini
Ekonomi 15 Negara Mitra...
Ekonomi 15 Negara Mitra Dagang AS yang Paling Terpukul Tarif Timbal Balik Trump
3 jam yang lalu
BRI Menanam Grow & Green...
BRI Menanam Grow & Green Transplantasi Terumbu Karang, Selamatkan Ekosistem Laut di NTB
4 jam yang lalu
Jadwal Program Pemutihan...
Jadwal Program Pemutihan Pajak Kendaraan Tahun 2025 di 11 Provinsi
4 jam yang lalu
Pecah Rekor Lagi, Harga...
Pecah Rekor Lagi, Harga Emas Antam Tembus Rp1.826.000 per Gram
5 jam yang lalu
1,9 Juta Kendaraan Tinggalkan...
1,9 Juta Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Sampai Hari Pertama Lebaran
6 jam yang lalu
2 Juta Orang Sudah Mudik...
2 Juta Orang Sudah Mudik Lebaran Gunakan Kereta Api
7 jam yang lalu
Infografis
Manfaatkan Potensi Produk...
Manfaatkan Potensi Produk Halal untuk Bangun Ekosistem Industri
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved