DPR Ragukan Kemampuan Sofyan Basir di PLN
A
A
A
JAKARTA - Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Azam Azman Natawijana meragukan kemampuan Sofyan Basir yang kini didapuk sebagai Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) persero.
Menurut dia, latar belakang Sofyan sebagai seorang bankir belum tentu dapat diterapkan di tubuh perusahaan listrik milik negara tersebut.
"PLN itu berbeda dengan bank. Jadi tidak bisa disimplifikasi bahwa Pak Sofyan berhasil di bank, akan berhasil juga di PLN. Belum tentu," ujarnya kepada Sindonews, Kamis (25/12/2014).
Lebih lanjut dia mengatakan, permasalahan PLN tidak hanya dalam sisi finansial semata. Masalah lain di tubuh PLN, dia ragu bahwa mantan Dirut Bank Rakyat Indonesia (BRI) tersebut akan berhasil menanganinya.
"PLN itu bukan hanya masalah finansial, tetapi macam-macam masalahnya, termasuk permasalahan teknis dan sumber daya manusia (SDM). Jadi begitu kompleks permasalahannya PLN ini. Saya tidak tahu apakah Sofyan bisa menyelesaikan permasalahan teknis ini atau tidak?" ungkapnya.
Azam menyebutkan, selain beban utang sebesar Rp470 triliun, PLN juga memiliki kendala dalam sistem manajemen yang difokuskan hanya di tingkat direksi pusat saja.
"Kalau Sofyan mau berhasil, PLN ini harus dipecah-pecah menjadi lima manajemen paling tidak. Misalnya PLN Sumatera, PLN Jawa-Bali, PLN Kalimantan, PLN Sulawesi, PLN Indonesia Timur," jelas Azam.
Pasalnya, dia menilai, kedudukan sejumlah direksi di pusat tidak akan mampu menyelesaikan seluruh masalah di PLN. Kendati Menteri BUMN Rini Soemarno menyebutkan bahwa SDM yang ada di PLN tidak jauh berbeda dengan BRI.
"Sebab kedudukan direksi itu tidak akan mampu menyelesaikan, walaupun kata Rini (Menteri BUMN), SDM-nya hampir sama jumlahnya dengan BRI, tetapi bukan hanya itu," tandas dia.
Menurut dia, latar belakang Sofyan sebagai seorang bankir belum tentu dapat diterapkan di tubuh perusahaan listrik milik negara tersebut.
"PLN itu berbeda dengan bank. Jadi tidak bisa disimplifikasi bahwa Pak Sofyan berhasil di bank, akan berhasil juga di PLN. Belum tentu," ujarnya kepada Sindonews, Kamis (25/12/2014).
Lebih lanjut dia mengatakan, permasalahan PLN tidak hanya dalam sisi finansial semata. Masalah lain di tubuh PLN, dia ragu bahwa mantan Dirut Bank Rakyat Indonesia (BRI) tersebut akan berhasil menanganinya.
"PLN itu bukan hanya masalah finansial, tetapi macam-macam masalahnya, termasuk permasalahan teknis dan sumber daya manusia (SDM). Jadi begitu kompleks permasalahannya PLN ini. Saya tidak tahu apakah Sofyan bisa menyelesaikan permasalahan teknis ini atau tidak?" ungkapnya.
Azam menyebutkan, selain beban utang sebesar Rp470 triliun, PLN juga memiliki kendala dalam sistem manajemen yang difokuskan hanya di tingkat direksi pusat saja.
"Kalau Sofyan mau berhasil, PLN ini harus dipecah-pecah menjadi lima manajemen paling tidak. Misalnya PLN Sumatera, PLN Jawa-Bali, PLN Kalimantan, PLN Sulawesi, PLN Indonesia Timur," jelas Azam.
Pasalnya, dia menilai, kedudukan sejumlah direksi di pusat tidak akan mampu menyelesaikan seluruh masalah di PLN. Kendati Menteri BUMN Rini Soemarno menyebutkan bahwa SDM yang ada di PLN tidak jauh berbeda dengan BRI.
"Sebab kedudukan direksi itu tidak akan mampu menyelesaikan, walaupun kata Rini (Menteri BUMN), SDM-nya hampir sama jumlahnya dengan BRI, tetapi bukan hanya itu," tandas dia.
(gpr)