Lifting Minyak Sumbagsel Digenjot

Kamis, 25 Desember 2014 - 22:10 WIB
Lifting Minyak Sumbagsel Digenjot
Lifting Minyak Sumbagsel Digenjot
A A A
PALEMBANG - Eksplorasi dan pemboran sumur minyak baru di Sumbagsel pada 2015 ditargetkan menjadi 64 titik. Hal ini guna meningkatkan investasi hulu minyak dan gas (migas), terutama lifting minyak yang realisasinya secara kumulatif terus menurun dan cenderung di bawah target.

Kepala Perwakilan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu (SKK) Migas Perwakilan Sumbagsel Tirat S Ichtijar menyebutkan, 64 titik tersebut terdiri dari 27 carry over dan 37 titik penambahan baru. Sementara di tahun 2014, tercatat dari target 49 pengeboran hanya terealisasi 22 pengeboran atau sekitar 44,89%.

“Tahun depan sebanyak 64 kegiatan. Rincian titik-titiknya diketahui dari evaluasi kotraktor kontrak kerja sama (KKKS) setiap perusahaan,” kata dia.

Tahun ini, ada sekitar 64 KKKS yang beroperasi di Sumbagsel dari 321 KKKS se-Indonesia. Namun, yang menghasilkan migas hanya di delapan kabupaten. Inilah yang membuat produksi migas susah naik karena memang untuk mendapatkan sumber migas baru cukup sulit.

Menurutnya, penurunan produksi minyak memang sudah terjadi sejak tahun 1996, sebelum era UUD No 22/2001. Upaya seismik dinilai tidak maksimal dan tercatat dominasi hasil pengeboran adalah gas.

Selain itu, tantangan eksternal seperti illegal tapping masih menjadi hambatan di lapangan. Sementara pemanfaatan sumur tua justru banyak disalahgunakan masyarakat dengan melakukan illegal drilling.

Lifting minyak saat ini cenderung menurun. Tahun ini saja tercatat hanya sekitar 3 juta barel per bulan. Karena itu, investasi hulu migas perlu ditingkatkan lagi, jangan sampai negara banyak impor minyak ke Arab,”sebutnya.

Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Pemprov Sumsel Robert Heri menyebutkan, realisasi lifting Migas di Sumsel sampai dengan kuartal III tahun 2014 berjumlah 20.413.472,73 ribu bbl atau baru mencapai 71,16% dari prognosa APBNP 2014.

Sedangkan lifting gas bumi untuk periode yang sama sudah mencapai 73,94% atau 468.484.589,92 ribu MMBTU dari prognosa APBNP 2014.

“Realisasi lifting minyak secara kumulatif masih di bawah target. Pencapaian yang rendah ini disebabkan kendala seperti trucking, barging, sumur tua yang dimatikan, banjir, serta tertundanya program work over,” jelasnya.

Adapun peranan Pemda dalam meningkatkan produksi migas, antara lain sudah dikeluarkannya Pergub, Perda, dan Keputusan Gubernur yang bisa dijadikan regulasi kegiatan migas secara umum.

“Termasuk di dalamnya rekomendasi izin pinjam pakai kawasan hutan dan izin pembukaan kantor perwakilan perusahaan migas,” sebut dia.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5045 seconds (0.1#10.140)